Dugaan Penyebab Kebakaran 7 Mobil Mantan Anggota DPR di Surabaya
20 April 2025, 18:50 WIB
Jepang berencana melonggarkan aturan keselamatan kendaraan yang dinilai terlalu ketat oleh pemerintah Amerika Serikat
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Jepang mempertimbangkan meninjau ulang standar keselamatan mobil demi mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Wacana ini keluar setelah Ryosei Akazawa, Chief Negotiator Japan memulai diskusi terkait tarif impor yang diterapkan negeri Paman Sam.
Selama ini produsen mobil Amerika Serikat mengeluhkan betapa sulitnya masuk ke pasar mobil Jepang. Salah satunya adalah tingginya standar keselamatan kendaraan sehingga sulit untuk bisa dipenuhi.
Bahkan U.S. Trade Representative bulan lalu menerima penolakan Jepang terhadap sertifikasi standar keselamatan Amerika Serikat. Negeri Matahari Terbit itu meminta agar perlindungan yang diberikan bisa sesuai dengan aturan serta telah melawati pengujian unik.
Namun Shigeru Ishiba, Perdana Mentri Jepang mengungkap masih ada ada ruang untuk melonggarkan beberapa kriteria keselamatan. Termasuk peraturan yang berkaitan dengan pengujian crash test.
“Kami harus mengakui bahwa ada perbedaan dalam kondisi lalu lintas,” ungkapnya dilansir Japan Times (23/04).
Ia pun mengungkap bahwa saat ini Jepang sangat fokus pada keselamatan para pejalan kaki sementara Amerika Serikat menekankan perlindungan penumpang kendaraan dari tabrakan.
Jepang sendiri berupaya untuk mempersiapkan penawaran secara matang agar bisa mencabut tarif impor yang ditetapkan Amerika secara penuh. Terlebih sebelumnya mereka dikenai tarif 24 persen tapi berhasil turun jadi 10 persen.
Apa yang sudah dilakukan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat memang terbilang kontroversial. Bahkan keputusannya sudah membuat banyak perusahaan di bidang otomotif kelabakan.
Pasalnya Amerika Serikat selama ini sudah menjadi salah satu pasar terbesar otomotif Jepang. Adanya pembatasan tentu menjadi batu sandungan bagi industri mereka.
Katsunobu Kato, Menteri Keuangan Jepang pun telah dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan Scott Bessent, Menteri Keuangan AS. Ada banyak hal kabarnya akan dibahas namun belum ada tanggapan resmi dari pemerintah.
“Apapun kesepakatannya harus menguntungkan kedua belah pihak. Jika hanya satu untung dan lain rugi itu tidak akan menjadi contoh bagi dunia sementara kami ingin menjadi contoh," katanya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 April 2025, 18:50 WIB
20 April 2025, 12:00 WIB
19 April 2025, 18:16 WIB
19 April 2025, 05:30 WIB
17 April 2025, 09:00 WIB
Terkini
23 April 2025, 22:30 WIB
Pemerintah DKI bakal tingkatkan pengawasan terhadap parkir liar yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat
23 April 2025, 22:00 WIB
Pramono Anung Wibowo, Gubernur DKI Jakarta menetapkan pajak BBM atau PBBKB hanya lima persen di wilayahnya
23 April 2025, 21:00 WIB
Berikut sejarah Toyota sebagai salah satu manufaktur otomotif terbesar yang ada di dunia hingga sekarang
23 April 2025, 20:00 WIB
Dishub Bogor beli 55 motor trail baru untuk dijadikan sebagai kendaraan operasional yang digunakan anggotanya
23 April 2025, 19:00 WIB
SUV bertenaga listrik MG Cyber X resmi diperkenalkan di Shanghai Auto Show 2025, jadi penantang baru Chery J6
23 April 2025, 18:00 WIB
Bahlil ungkap perusahaan pengganti LG yang akan membangun ekosistem baterai mobil listrik sudah didapatkan
23 April 2025, 17:00 WIB
Perkuat posisinya di Jepang, BYD dikabarkan tengah menyiapkan kei car bertenaga listrik rival Nissan Sakura
23 April 2025, 16:43 WIB
IMX Semarang 2025 akan digelar Sabtu, 26 April 2025 sebagai bagian dari rangkaian acara Road to IMX 2025