Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan Selama Libur Lebaran 2025
01 April 2025, 06:43 WIB
Harga mobil listrik diperkirakan makin murah tahun depan karena banyaknya lithium di pasar internasional
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Saat ini mobil listrik boleh dikatakan memiliki harga yang lebih tinggi ketimbang kendaraan berbahan bakar bensin. Namun tahun depan situasi mungkin akan mengalami perbedaan karena harga bahan baku baterai di pasar global mengalami penurunan.
Perlu diketahui bahwa baterai menjadi komponen kendaraan yang paling mahal untuk kendaraan listrik. Di 2024, harganya sekitar US$ 115 (setara Rp 1,8 jutaan) per kWh atau turun 23 persen dibanding 2023.
Sementara di 2025, harga tersebut kemungkinan akan kembali mengalami penurunan. Tak tanggung-tanggung, nilainya diperkirakan 20 persen lebih murah dibanding saat ini.
Dilansir dari Yahoo Finance, penurunan harga disebabkan beragam hal. Salah satunya adalah banyaknya pasokan mineral khususnya lithium di tengah perlambatan pertumbuhan kendaraan listrik dunia.
Akibatnya harga dari barang tambang tersebut anjlok 70 persen hanya dalam satu tahun terakhir..
Tak hanya itu, upaya pabrikan dunia dalam mengejar ketertinggalan dari perusahaan otomotif China juga memberi dampak signifikan. Pasalnya mereka terus melakukan pengembangan untuk menciptakan teknologi baru yang lebih efektif.
Meski demikian, masih perlu waktu lebih lama agar harga mobil listrik bisa benar-benar setara dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Di Amerika Serikat diperkirakan situasi tersebut baru akan tercapai pada 2026.
“2024 masih merupakan tahun yang berat untuk kendaraan listrik tapi kami melihat ada peluang terbuka di 2025 dan 2026,” ungkap Nikhil Bhandari, Co-Head of Asia-Pacific Natural Resources and Clean Energy Goldman Sachs.
Sementara di Indonesia pemerintah memang cukup gencar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini terlihat dari diresmikannya pabrik baterai PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat.
Di dalamnya ada tiga fasilitas produksi mulai dari pabrik sel baterai tahap pertama senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,67 triliun, battery pack sebesar US$ 42,12 juta (Rp 690,49 miliar) dan perakitan Hyundai Kona Electric sebanyak US$ 1,5 (Rp 24,59 triliun).
Jumlah investasi yang dikeluarkan perusahaan adalah US$ 4,46 miliar atau Rp 73,11 triliun. Diharapkan kehadiran fasilitas ini bisa menekan harga jual kendaraan listrik di Tanah Air sehingga makin kompetitif dengan mobil konvensional.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 April 2025, 06:43 WIB
31 Maret 2025, 09:00 WIB
31 Maret 2025, 07:00 WIB
30 Maret 2025, 22:03 WIB
30 Maret 2025, 07:00 WIB
Terkini
01 April 2025, 08:00 WIB
Pihak kepolisian dapat menerapkan one way di Puncak Bogor secara situasional, berikut rincian aturannya
01 April 2025, 06:43 WIB
Ganjil genap Jakarta ditiadakan selama libur Lebaran 2025 sehingga masyarakat bisa bebas beraktivitas
31 Maret 2025, 16:17 WIB
Hybrid BYD Shark semakin dekat ke Indonesia, debut di Thailand dengan harga di kisaran Rp 800 jutaan
31 Maret 2025, 12:03 WIB
200 peserta mengikuti program mudik gratis bareng Diton 2025 dengan berbagai kota tujuan seperti ke Semarang
31 Maret 2025, 09:00 WIB
Chery mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memasarkan SUV crossover listrik Omoda E5 di Indonesia
31 Maret 2025, 07:00 WIB
Haka Auto buka bengkel siaga saat Lebaran untuk menemani perjalanan pelanggan BYD mudik ke kampung halamannya
31 Maret 2025, 06:00 WIB
Kepolisian prediksi ada lonjakan arus mudik dan kepadatan di sejumlah titik setelah pelaksanaan sholat Id
31 Maret 2025, 05:08 WIB
Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai pemenang pada MotoGP Amerika 2025 usai Marc Marquez terjatuh