Baru Meluncur, GWM Ora 03 Bakal Dikirim ke Konsumen Agustus 2025
27 Juni 2025, 11:00 WIB
Harga mobil listrik diperkirakan makin murah tahun depan karena banyaknya lithium di pasar internasional
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Saat ini mobil listrik boleh dikatakan memiliki harga yang lebih tinggi ketimbang kendaraan berbahan bakar bensin. Namun tahun depan situasi mungkin akan mengalami perbedaan karena harga bahan baku baterai di pasar global mengalami penurunan.
Perlu diketahui bahwa baterai menjadi komponen kendaraan yang paling mahal untuk kendaraan listrik. Di 2024, harganya sekitar US$ 115 (setara Rp 1,8 jutaan) per kWh atau turun 23 persen dibanding 2023.
Sementara di 2025, harga tersebut kemungkinan akan kembali mengalami penurunan. Tak tanggung-tanggung, nilainya diperkirakan 20 persen lebih murah dibanding saat ini.
Dilansir dari Yahoo Finance, penurunan harga disebabkan beragam hal. Salah satunya adalah banyaknya pasokan mineral khususnya lithium di tengah perlambatan pertumbuhan kendaraan listrik dunia.
Akibatnya harga dari barang tambang tersebut anjlok 70 persen hanya dalam satu tahun terakhir..
Tak hanya itu, upaya pabrikan dunia dalam mengejar ketertinggalan dari perusahaan otomotif China juga memberi dampak signifikan. Pasalnya mereka terus melakukan pengembangan untuk menciptakan teknologi baru yang lebih efektif.
Meski demikian, masih perlu waktu lebih lama agar harga mobil listrik bisa benar-benar setara dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Di Amerika Serikat diperkirakan situasi tersebut baru akan tercapai pada 2026.
“2024 masih merupakan tahun yang berat untuk kendaraan listrik tapi kami melihat ada peluang terbuka di 2025 dan 2026,” ungkap Nikhil Bhandari, Co-Head of Asia-Pacific Natural Resources and Clean Energy Goldman Sachs.
Sementara di Indonesia pemerintah memang cukup gencar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini terlihat dari diresmikannya pabrik baterai PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat.
Di dalamnya ada tiga fasilitas produksi mulai dari pabrik sel baterai tahap pertama senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,67 triliun, battery pack sebesar US$ 42,12 juta (Rp 690,49 miliar) dan perakitan Hyundai Kona Electric sebanyak US$ 1,5 (Rp 24,59 triliun).
Jumlah investasi yang dikeluarkan perusahaan adalah US$ 4,46 miliar atau Rp 73,11 triliun. Diharapkan kehadiran fasilitas ini bisa menekan harga jual kendaraan listrik di Tanah Air sehingga makin kompetitif dengan mobil konvensional.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
27 Juni 2025, 11:00 WIB
26 Juni 2025, 21:00 WIB
26 Juni 2025, 20:03 WIB
26 Juni 2025, 15:00 WIB
26 Juni 2025, 12:00 WIB
Terkini
27 Juni 2025, 19:00 WIB
Peminat Chery Omoda 5 GT dinilai sedikit, penjualan SUV kompak tersebut sudah dihentikan di tahun ini
27 Juni 2025, 17:00 WIB
Marc Marquez bertekad melanjutkan catatan kemenangan dalam balapan di MotoGP Belanda 2025 di Sirkuit Assen
27 Juni 2025, 16:02 WIB
Masyarakat yang ingin melintas perlu perhatikan aturan ganjil genap Puncak Bogor yang berlaku dan lokasinya
27 Juni 2025, 13:00 WIB
Polisi bakal tutup lima ruas jalan untuk menyambut kunjungan Perdana Menteri Malaysia siang hari nanti
27 Juni 2025, 11:00 WIB
Bila Anda ingin membeli GWM Ora 03 sekarang, mobil listrik tersebut akan dikirim ke konsumen pada Agustus 2025
27 Juni 2025, 09:00 WIB
New Mitsubishi Xpander hadir dengan menawarkan sejumlah fitur baru yang untuk menambah kenyamanan berkendara
27 Juni 2025, 07:00 WIB
Francesco Bagnaia merasa pahit setelah kalah dari Marc Marquez dalam balapan MotoGP Italia 2025 pekan lalu
27 Juni 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 27 Juni 2025 ditiadakan karena berbarengan dengan libur nasional tahun baru Islam