Mazda Siap Boyong EZ-6 Kembaran Deepal LO7, Changan Buka Suara
16 November 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap subsidi mobil listrik bisa diteruskan setelah pergantian presiden dari Jokowi ke Prabowo
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Penjualan mobil listrik di Indonesia terbilang cukup moncer. Sebab sudah banyak masyarakat yang tergoda memakai kendaraan ini.
Menilik data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pada Januari sampai Juni 2024, tercatat ada 11.940 unit terdistribusi dari pabrik ke diler alias Wholesales.
Jumlah di atas meningkat cukup signifikan, yakni sampai 104,13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pasalnya pada 2023 penjualan mobil listrik hanya sebanyak 5.849 unit saja. Berarti minat masyarakat terhadap kendaraan ini tumbuh cukup tinggi.
Tentu capaian manis itu tidak lepas dari insentif yang digelontorkan pemerintah. Sehingga masyarakat tergoda memiliki kendaraan ramah lingkungan.
Melihat hal tersebut, Gaikindo berharap subsidi mobil listrik bisa terus berlanjut. Apalagi setelah pergantian Presiden dari Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.
“Kita harapannya realistis aja, karena kan tidak mungkin kalau hanya produksi terus tak ada yang beli,” ungkap Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Menurut Kukuh masyarakat masih membutuhkan stimulus agar mau membeli kendaraan setrum. Sehingga insentif cukup diperlukan di tahun depan.
Apalagi kondisi perekonomian di Tanah Air masih belum normal. Jadi dia berharap subsidi mobil listrik bisa terus berlanjut pada pemerintahaan Prabowo.
“Kalau sekarang orang disuruh beli mobil listrik tetapi harganya masih mahal, tentu mereka bakal mikir lagi,” tegas Kukuh.
Lebih jauh dia menuturkan kalau Indonesia bisa meniru China dalam mendorong pertumbuhan EV (Electric Vehicle). Di sana pemerintah cukup loyal memberi bantuan.
Ambil contoh dalam laporan CSIS (Center for Strategic & International Studies) negeri tirai bambu menghabiskan dana sedikitnya 230 miliar dolar atau sekitar Rp 3,593 triliun untuk membantu para produsen kendaraan setrum sejak 2009.
Kemudian pada 2021 pemerintah Tiongkok kembali mengucurkan bantuan sampai 30,1 miliar dolar setara Rp 470 triliun. Lalu di 2022 naik menjadi 45,8 miliar dolar atau Rp 715 triliun.
Bantuan tersebut diturunkan dengan beberapa skema. Seperti potongan harga, pembebasan pajak penjualan serta pendanaan untuk infrastruktur.
Oleh sebab itu insentif dari pemerintah disebut sebagai kunci berkembangnya industri kendaraan listrik di negeri tirai bambu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 17:00 WIB
16 November 2025, 15:14 WIB
14 November 2025, 22:00 WIB
14 November 2025, 21:00 WIB
14 November 2025, 16:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang
15 November 2025, 21:43 WIB
Alex Marquez berhasil keluar sebagai pemenang pada sprint race MotoGP Valencia 2025 usai menudukkan Acosta