Gaikindo Ingin Pemerintah Beri Insentif untuk Industri Otomotif
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap subsidi mobil listrik bisa diteruskan setelah pergantian presiden dari Jokowi ke Prabowo
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Penjualan mobil listrik di Indonesia terbilang cukup moncer. Sebab sudah banyak masyarakat yang tergoda memakai kendaraan ini.
Menilik data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pada Januari sampai Juni 2024, tercatat ada 11.940 unit terdistribusi dari pabrik ke diler alias Wholesales.
Jumlah di atas meningkat cukup signifikan, yakni sampai 104,13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pasalnya pada 2023 penjualan mobil listrik hanya sebanyak 5.849 unit saja. Berarti minat masyarakat terhadap kendaraan ini tumbuh cukup tinggi.
Tentu capaian manis itu tidak lepas dari insentif yang digelontorkan pemerintah. Sehingga masyarakat tergoda memiliki kendaraan ramah lingkungan.
Melihat hal tersebut, Gaikindo berharap subsidi mobil listrik bisa terus berlanjut. Apalagi setelah pergantian Presiden dari Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.
“Kita harapannya realistis aja, karena kan tidak mungkin kalau hanya produksi terus tak ada yang beli,” ungkap Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Menurut Kukuh masyarakat masih membutuhkan stimulus agar mau membeli kendaraan setrum. Sehingga insentif cukup diperlukan di tahun depan.
Apalagi kondisi perekonomian di Tanah Air masih belum normal. Jadi dia berharap subsidi mobil listrik bisa terus berlanjut pada pemerintahaan Prabowo.
“Kalau sekarang orang disuruh beli mobil listrik tetapi harganya masih mahal, tentu mereka bakal mikir lagi,” tegas Kukuh.
Lebih jauh dia menuturkan kalau Indonesia bisa meniru China dalam mendorong pertumbuhan EV (Electric Vehicle). Di sana pemerintah cukup loyal memberi bantuan.
Ambil contoh dalam laporan CSIS (Center for Strategic & International Studies) negeri tirai bambu menghabiskan dana sedikitnya 230 miliar dolar atau sekitar Rp 3,593 triliun untuk membantu para produsen kendaraan setrum sejak 2009.
Kemudian pada 2021 pemerintah Tiongkok kembali mengucurkan bantuan sampai 30,1 miliar dolar setara Rp 470 triliun. Lalu di 2022 naik menjadi 45,8 miliar dolar atau Rp 715 triliun.
Bantuan tersebut diturunkan dengan beberapa skema. Seperti potongan harga, pembebasan pajak penjualan serta pendanaan untuk infrastruktur.
Oleh sebab itu insentif dari pemerintah disebut sebagai kunci berkembangnya industri kendaraan listrik di negeri tirai bambu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
15 Agustus 2025, 15:00 WIB
14 Agustus 2025, 20:00 WIB
14 Agustus 2025, 17:00 WIB
14 Agustus 2025, 14:00 WIB
Terkini
17 Agustus 2025, 20:00 WIB
Marc Marquez catatkan kemenangan ke-1.000 di Sirkuit Red Bull Ring, berikut hasil MotoGP Austria 2025
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap pemerintah beri insentif untuk industri otomotif agar tidak tersaingi oleh Malaysia
17 Agustus 2025, 15:00 WIB
Sepanjang Agustus 2025 ada diskon motor matic Honda yang dapat dimanfaatkan, seperti untuk pembelian Beat
17 Agustus 2025, 13:00 WIB
Jenis oli mobil yang dipasarkan di Indonesia beragam merek dan jenisnya sehingga konsumen wajib tahu
17 Agustus 2025, 11:00 WIB
Para bengkel modifikasi mengaku sekarang situasinya sangat sulit saat pasar motor baru di Indonesia lesu
17 Agustus 2025, 09:00 WIB
Changan Hunter diperkirakan jadi salah satu produk perdana merek Tiongkok ini di Indonesia, sudah terdaftar
17 Agustus 2025, 07:00 WIB
Lokasi kantong parkir untuk upacara HUT RI dan Kirab Pesta Rakyat sudah disiapkan pemerintah dengan jumlah terbatas
16 Agustus 2025, 22:52 WIB
Marc Marquez menangkan sprint race MotoGP Austria 2025 usai menundukkan Alex di Sirkuit Red Bull Ring