Chile Buka Peluang Impor Mobil Listrik dari Indonesia
09 September 2025, 07:00 WIB
Aturan baru impor kendaraan listrik rampung akhir november untuk menarik minat perusahaan asing berinvestasi
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan kebijakan memudahkan impor kendaraan listrik bisa rampung akhir November. Hal ini tentunya cukup menarik karena sebelumnya aturan baru akan selesai jelang akhir tahun.
Dengan adanya kebijakan baru tersebut maka diharapkan perusahaan otomotif dari berbagai negara tertarik berinvestasi. Sehingga di masa depan Indonesia bisa menjadi pusat produksi Electric Vehicle (EV) dunia.
“Semoga bulan ini bisa keluar peraturannya,” ungkap Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves (10/11).
Dalam kebijakan itu para investor diberi kesempatan mengimpor kendaraan listrik secara utuh atau CBU (Completely Built Up) dengan beragam kemudahan. Salah satunya adalah keringanan bea masuk yang selama ini dinilai cukup memberatkan konsumen.
Namun untuk mendapat insentif tersebut, pabrikan harus berkomitmen membangun pabrik di Tanah Air. Mereka juga wajib memproduksi kendaraan sesuai dengan jumlah mobil yang diimpor.
"Misalnya perusahaan impor dalam jumlah tertentu, mereka juga harus memproduksi dengan jumlah yang sama dan harus produksi sampai 2027. Jadi rasio produksinya satu banding satu," jelasnya.
Disitat dari Antara, ia mengklaim bahwa skema tersebut sudah cukup sukses diterapkan di Thailand. Terlihat dari jumlah penjualan mobil listrik di Negeri Gajah Putih terus meningkat hingga 8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Banyaknya investor yang memproduksi mobil listrik membuat masyarakat menjadi memiliki banyak pilihan. Sehingga perpindahan dari kendaraan konvensional ke elektrifikasi menjadi lebih mudah.
“Kalau di Indonesia pilihannya masih relatif terbatas. Boleh dikatakan baru ada dua jenis yaitu Rp200 jutaan dan Rp700 jutaan, jadi belum lengkap," tambahnya.
Rachmat pun mengatakan bahwa saat ini cukup banyak perusahaan yang ingin membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Namun pemerintah mengakui memang masih melakukan negosiasi dengan sejumlah produsen EV global, termasuk BYD.
Sebelumnya diberitakan bahwa Ahmad Rofiqi, Wakil Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) sudah mendapat informasi terkait kebijakan tersebut. Ia pun menilai bahwa kemudahan dari pemerintah seharusnya cukup efektif menarik minat investor.
“Kemudahan iklim investasi penting dihadirkan karena beberapa produsen sudah memutuskan membangun pusat produksi di Thailand. Ini harus jadi bahan pertimbangan,” ungkapnya pada TrenOto (30/10).
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
09 September 2025, 07:00 WIB
30 Agustus 2025, 17:00 WIB
11 Juli 2025, 14:12 WIB
17 Januari 2025, 12:00 WIB
20 November 2024, 08:00 WIB
Terkini
10 September 2025, 17:00 WIB
Ferry Irwandi yang dikenal sebagai kreator konten sekaligus aktivis, memiliki ketertarikan di dunia otomotif
10 September 2025, 16:00 WIB
Dominasi mobil Cina di Eropa membuat Porsche sampai Mercedes-Benz kesulitan untuk bersaing menggaet konsumen
10 September 2025, 15:00 WIB
Naxtra adalah baterai sodium-ion alternatif LFP dan lithium ion, diproduksi CATL mulai Desember 2025
10 September 2025, 14:00 WIB
Kinerja penjualan mobil baru Chery kembali menunjukan hasil kurang maksimal, terjadi penurunan di Agustus 2025
10 September 2025, 13:00 WIB
Alex Marquez berhasil bangkit dan meraih kemenangan di MotoGP Catalunya 2025 meskipun sempat terjatuh
10 September 2025, 12:00 WIB
Penjualan mobil secara retail di Agustus 2025 naik lima persen dari Juli, target tahun ini tidak berubah
10 September 2025, 11:00 WIB
KNKT mendesak pemerintah mendirikan sekolah khusus sopir truk dan bus demi meningkatkan kompetensi mereka
10 September 2025, 10:00 WIB
Versi facelift dari Suzuki Ertiga Hybrid mulai dipasarkan di India, dimensi memanjang dan ada ubahan interior