Hyundai Stargazer Termurah Disiapkan untuk Tantang Transmover
17 Mei 2024, 18:00 WIB
Elektrifikasi tidak terbatas pada unitnya saja, produksi baterai mobil listrik harus tetap ramah lingkungan
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Elektrifikasi digempurkan mengejar target zero emission dalam beberapa tahun ke depan. Berkurangnya penggunaan mobil konvensional tidak hanya berpengaruh pada lingkungan lebih baik namun juga kestabilan harga-harga bahan pokok khususnya BBM (bahan bakar minyak).
Satu hal yang perlu diingat bahwa bukan hanya sekedar produknya, produsen juga harus mengimplementasikan proses produksi ramah lingkungan, misalnya dalam pembuatan baterai mobil listrik atau EV (electric vehicle).
“EV merupakan suatu solusi. Tidak boleh bias kami sampaikan pemerintah juga harus memajukan bahwa energi yang disuplai ke baterai harus ramah lingkungan, green energy,” ucap Osco Olfriady Letunggamu, perwakilan APNI (Asosiasi Penambang Nikel Indonesia) wilayah Eropa di sela konferensi pers INAPA 2023, Rabu (10/5).
Menurutnya jika dilihat dari sisi penambang hal tersebut tidak menjadi suatu masalah berarti. Ke depannya ada harapan bahwa alat-alat produksi energi hijau tidak digerakkan dari bahan bakar fosil.
“Wilayah Asia pada umumnya kalau kompak menjaga emisi, kita harus turunkan nanti ke depannya bukan hanya zero emission tapi energi yang disuplai juga merupakan energi bersih,” tegasnya.
Jika tidak dipikirkan untuk jangka panjang maka penerapan elektrifikasi dan mewujudkan lingkungan lebih baik tidak diterapkan secara maksimal. Perlu dipikirkan juga proses produksi ramah lingkungan serta daur ulang baterai yang sempat jadi kekhawatiran banyak pihak.
“Ini yang sedang kita cari bersama, hulu-hilirnya ramah energi. Tapi feeding powernya juga green (ramah lingkungan),” tegas Osco.
Dilanjutkan oleh Peter Kho, penggagas KOSMIK (Komunitas Sepeda Motor Listrik) Indonesia bahwa polusi yang dihasilkan dari pabrik ataupun pembangkit perlu ditangani sejalan dengan elektrifikasi.
“Makanya ada konsep lokalisasi kawasan industri karena pembangkit belum green. Jika uang (negara) tidak dialihkan ke kendaraan listrik kita jadi negara penyetor uang terbesar ke produsen minyak,” ujar Peter.
Untuk diketahui Hyundai menjadi salah satu produsen mobil listrik di Indonesia yakni Ioniq 5. Dengan TKDN 40 persen model tersebut berhak mendapatkan insentif PPN dari pemerintah.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
17 Mei 2024, 18:00 WIB
17 Mei 2024, 15:00 WIB
16 Mei 2024, 07:00 WIB
11 Mei 2024, 17:14 WIB
11 Mei 2024, 11:00 WIB
Terkini
20 Mei 2024, 10:00 WIB
Bakal resmi meluncur di GIIAS 2024, berikut spesifikasi BAIC BJ40 Plus yang digadang jadi alternatif Rubicon
20 Mei 2024, 09:00 WIB
Inspirasi ubahan mobil listrik, ini modifikasi Wuling BinguoEV yang unik di ajang The Elite Showcase
20 Mei 2024, 08:00 WIB
Sebanyak 130 unit mobil listrik Toyota bZ4X mendapatkan tugas berpartisipasi di ajang World Water Forum 2024
20 Mei 2024, 07:00 WIB
Penjualan Honda April 2024 mengalami penurunan karena adanya libur Lebaran sehingga transaksi tak efektif
20 Mei 2024, 06:46 WIB
Buat masyarakat ingin mengurus dokumen berkendara, bisa memanfaatkan lima lokasi SIM keliling Jakarta hari ini
20 Mei 2024, 06:00 WIB
Buat Anda yang ingin melakukan perpanjangan tanpa perlu repot ke kantor Samsat ada SIM keliling Bandung
20 Mei 2024, 06:00 WIB
Pengawasan aturan ganjil genap Jakarta 20 Mei 2024 bakal diperketat agar masyarakat tetap disiplin di jalan
19 Mei 2024, 14:06 WIB
Diperkirakan sepanjang 2024 tren warna cat mobil bernuansa tenang dan tidak mencolok bergaya Moonlight