Detail Fatwa MUI yang Haramkan Orang Kaya Beli BBM Pertalite
10 Februari 2025, 19:18 WIB
Menggelontorkan subsidi ratusan triliun, harga pertalite dan solar tembus belasan ribu tanpa suntikan dana pemerintah
Oleh Dian Tami Kosasih
TRENOTO – Melihat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih banyak dinimati orang dengan penghasilan cukup tinggi, pemerintah memiliki wacana untuk menaikan harga pertalite dan solar dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan subsidi solar senilai Rp143 triliun dinikmati dunia usaha hingga 89 persen atau Rp127 triliun. Sedangkan 40 persen lebih banyak digunakan orang kaya di Indonesia.
Dari total volume subsidi solar sebesar 15,1 juta kiloliter, kelompok miskin hanya menikmati kurang dari 1 juta kiloliter.
Kondisi serupa juga tercermin dari subsidi pertalite senilai Rp93 triliun, Sri Mulyani mengungkapkan 86 persen atau Rp80 triliun dinikmati 30 persen rumah tangga kaya di Tanah Air.
Jika dilihat dari volume subsidi pertalite sebesar 23 juta kiloliter, sebanyak 15,8 juta kiloliter subsidi pertalite dinikmati masyarakat mampu. Hanya 3,9 juta kiloliter subsidi pertalite dinikmati golongan 40 persen masyarakat terbawah.
"Jadi kalau nambah subsidi ratusan triliun lagi uangnya dari mana. Ini juga berarti menambah subsidi orang mampu lebih banyak lagi," tegas Sri Mulyani.
Dalam Rapat Kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Jakarta, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga menyebut harga solar dan pertalite tanpa subsidi mencapai belasan ribu untuk setiap liternya.
Bila solar saat ini memiliki harga Rp5.150 per liter, pemerintah menegaskan bila pihaknya menanggung Rp8.300 per liter di mana seharusnya banderol sesungguhnya ada di angka Rp13.950 per liter.
"Kalau solar beda antara harga sebenarnya di luar harga yang berlaku di kita itu Rp8.300 per liter," tegas Sri.
Sedangkan untuk pertalite harga sesungguh tanpa subsidi berada di angka Rp14.450 per liter. Sehingga selisih harga yang harus ditanggung pemerintah berada di angka Rp6.800 per liter.
"Saat ini masih kita jual di angka Rp7.650 per liter. Perbedaan sebesar Rp6.800 itu harus kita bayar ke Pertamina," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama Sri Mulyani juga mengatakan, subsidi energi sebesar Rp502 triliun kemungkinan akan habis sebelum akhir tahun 2022. Perkiraan tersebut melihat kuota subsidi solar mencapai 9,88 juta kiloliter dari alokasi 15,1 juta kiloliter sejak Januari sampai Juli 2022.
Untuk kuota subsidi pertalite, dari alokasi 23 juta kiloliter telah terpakai 16,4 juta kiloliter sampai Juli 2022. Dengan begitu diperkirakan kuota subsidi akan habis pada September 2022.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 Februari 2025, 19:18 WIB
01 Februari 2025, 07:00 WIB
01 Januari 2025, 07:35 WIB
06 Desember 2024, 21:00 WIB
01 Desember 2024, 06:41 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 14:00 WIB
Karoseri Laksana mengirimkan satu bus ke Sri Lanka untuk digunakan kegiatan pariwisata serta antarkota
03 Juli 2025, 13:00 WIB
Suzuki Fronx punya modal untuk disukai konsumen Indonesia lewat proporsi eksterior dan desain, kenyamanan juga mesin yang hemat
03 Juli 2025, 12:00 WIB
Diler motor Honda di Kota Bandung menawarkan CUV e: dengan harga yang menarik dan berlaku selama Juli 2025
03 Juli 2025, 11:08 WIB
Petronas Sepang International Circuit bakal dukung penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 dengan mengirim tenaga ahli
03 Juli 2025, 09:00 WIB
KatadataOTO merangkum daftar lengkap harga mobil listrik Juli 2025 yang berstatus on the road Jakarta
03 Juli 2025, 08:00 WIB
Pengusaha audio kendaraan roda empat merasakan dampak dari lesunya penjualan mobil baru yang ada di Indonesia
03 Juli 2025, 07:00 WIB
Syarat pembuatan dan perpanjang SIM di awal Juli 2025 harus lebih diperhatikan agar tidak membuang waktu
03 Juli 2025, 06:23 WIB
Terdapat dua lokasi SIM keliling Bandung yang tersedia hari ini, Anda bisa mendaftarkan diri sejak pagi