Jokowi Sebut Belum Ada Rapat Soal Pembatasan BBM Subsidi
16 Juli 2024, 17:00 WIB
Menggelontorkan subsidi ratusan triliun, harga pertalite dan solar tembus belasan ribu tanpa suntikan dana pemerintah
Oleh Dian Tami Kosasih
TRENOTO – Melihat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih banyak dinimati orang dengan penghasilan cukup tinggi, pemerintah memiliki wacana untuk menaikan harga pertalite dan solar dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan subsidi solar senilai Rp143 triliun dinikmati dunia usaha hingga 89 persen atau Rp127 triliun. Sedangkan 40 persen lebih banyak digunakan orang kaya di Indonesia.
Dari total volume subsidi solar sebesar 15,1 juta kiloliter, kelompok miskin hanya menikmati kurang dari 1 juta kiloliter.
Kondisi serupa juga tercermin dari subsidi pertalite senilai Rp93 triliun, Sri Mulyani mengungkapkan 86 persen atau Rp80 triliun dinikmati 30 persen rumah tangga kaya di Tanah Air.
Jika dilihat dari volume subsidi pertalite sebesar 23 juta kiloliter, sebanyak 15,8 juta kiloliter subsidi pertalite dinikmati masyarakat mampu. Hanya 3,9 juta kiloliter subsidi pertalite dinikmati golongan 40 persen masyarakat terbawah.
"Jadi kalau nambah subsidi ratusan triliun lagi uangnya dari mana. Ini juga berarti menambah subsidi orang mampu lebih banyak lagi," tegas Sri Mulyani.
Dalam Rapat Kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Jakarta, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga menyebut harga solar dan pertalite tanpa subsidi mencapai belasan ribu untuk setiap liternya.
Bila solar saat ini memiliki harga Rp5.150 per liter, pemerintah menegaskan bila pihaknya menanggung Rp8.300 per liter di mana seharusnya banderol sesungguhnya ada di angka Rp13.950 per liter.
"Kalau solar beda antara harga sebenarnya di luar harga yang berlaku di kita itu Rp8.300 per liter," tegas Sri.
Sedangkan untuk pertalite harga sesungguh tanpa subsidi berada di angka Rp14.450 per liter. Sehingga selisih harga yang harus ditanggung pemerintah berada di angka Rp6.800 per liter.
"Saat ini masih kita jual di angka Rp7.650 per liter. Perbedaan sebesar Rp6.800 itu harus kita bayar ke Pertamina," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama Sri Mulyani juga mengatakan, subsidi energi sebesar Rp502 triliun kemungkinan akan habis sebelum akhir tahun 2022. Perkiraan tersebut melihat kuota subsidi solar mencapai 9,88 juta kiloliter dari alokasi 15,1 juta kiloliter sejak Januari sampai Juli 2022.
Untuk kuota subsidi pertalite, dari alokasi 23 juta kiloliter telah terpakai 16,4 juta kiloliter sampai Juli 2022. Dengan begitu diperkirakan kuota subsidi akan habis pada September 2022.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Juli 2024, 17:00 WIB
10 Juli 2024, 20:30 WIB
20 Juni 2024, 10:00 WIB
29 Mei 2024, 08:00 WIB
28 Mei 2024, 16:00 WIB
Terkini
23 Juli 2024, 09:00 WIB
Menurut Rifkie, salah satu faktor penentu konsumen dalam memilih Chery Omoda E5 adalah karena desainnya
23 Juli 2024, 08:00 WIB
Para pemilik motor listrik Honda EM1 e: bisa bergerak lebih leluasa dan nyaman berkat layanan Honda Care
23 Juli 2024, 07:00 WIB
Riset internal, Honda ungkap tiga faktor konsumen ragu beralih ke mobil listrik di tengah era elektrifikasi
23 Juli 2024, 06:13 WIB
Toni menyebut kehadiran Mitsubishi Fuso eCanter menjadi sebuah inovasi baru dalam dunia kendaraan niaga
23 Juli 2024, 06:10 WIB
Pemerintah nilai bahan bakar alternatif memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM fosil
22 Juli 2024, 21:54 WIB
Tawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan kompetitor di kelas yang sama, ini spesifikasi GAC Aion ES
22 Juli 2024, 20:34 WIB
Hyundai ingatkan kompetitor mereka untuk hindari perang harga agar industri otomotif dapat terus bertumbuh
22 Juli 2024, 19:30 WIB
Pemerintah berharap agar pabrikan memberikan diskon untuk kendaraan ramah lingkungan guna mudahkan masyarakat