Neta Ramaikan Jakarta Fair 2024, Tawarkan Program Menarik
14 Juni 2024, 17:03 WIB
Terlepas dari tantangan dihadapi, riset ungkap mobil listrik China bakal dominasi sepertiga pasar BEV global
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kehadiran beragam mobil listrik China semakin marak dan perlahan diterima masyarakat karena beberapa alasan. Misal banderol cenderung lebih murah, model bervariasi dan teknologinya mumpuni.
Riset yang dirilis IMD (The International Institute of Management and Development) memang menunjukkan, Tesla masih pegang gelar perusahaan otomotif paling inovatif. Riset tersebut adalah hasil survei Future Readiness Indikator atau Indikator Kesiapan Masa Depan 2024.
Untuk diketahui indikator tahunan FRI 2024 bermaksud mengukur ketahanan masa depan 24 perusahaan otomotif dunia, berurutan berdasarkan tingkat inovasi dilakukan guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
Meski begitu posisinya mulai dikejar oleh sejumlah kompetitor Tiongkok. Di posisi kedua ada BYD (Build Your Dreams), saat ini dikenal sebagai salah satu rival terkuat Tesla.
Dijelaskan oleh Howard Yu, Direktur IMD Center for Future Readiness bahwa indikator tersebut selalu bergerak dinamis. Turunnya peringkat perusahaan berarti inovasi dilakukan tidak cukup pesat sehingga bisa disalip pesaing.
Pada 2023, raksasa otomotif asal Jepang yakni Toyota berada di posisi dua pada 2022. Namun turun ke peringkat 10 di 2023 hingga akhirnya tempati urutan ke-11 karena dibalap BYD, Neo dan Lee Auto yang merupakan merek China.
“Mengapa peringkat Toyota jatuh? Bukan karena mereka tidak membuat persiapan untuk kendaraan listrik, tapi inovasi mereka tidak bergerak secepat kompetitor asal China,” ucap Yu dalam siaran resmi, dikutip Rabu (22/5).
Yu mengungkapkan produsen mobil listrik China semakin kompetitif meski menghadapi beragam tantangan. Seperti wacana penerapan tarif 100 persen untuk impor BEV (Battery Electric Vehicle) Tiongkok di Amerika Serikat.
Namun menghadapi hal tersebut Yu mengatakan ada potensi manufaktur BEV Tiongkok menggunakan strategi White Label buat mengakali kebijakan AS.
Sederhananya, produsen menjual produk ke pengecer berbeda di mana pihak tersebut bisa memberikan merek sendiri sesuai keinginan. Dengan begitu pabrikan Tiongkok berpeluang kuasai sepertiga pasar BEV dunia pada 2030.
BYD melakukan hal serupa dengan memasok chipset dari pabrik semikonduktor untuk Fiat dan Toyota di China. Yu mengatakan cara ini juga mungkin diterapkan ke negara-negara lain, tidak terkecuali AS.
Ia mencontohkan manufaktur yang merakit PC. Penghasilan didapat lebih besar dari hasil menjual chipset dan perangkat lunak, bukan rakitannya.
“Jadi saya kira industri mobil bergerak ke arah yang sama,” kata Yu menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
14 Juni 2024, 17:03 WIB
14 Juni 2024, 15:00 WIB
14 Juni 2024, 07:00 WIB
13 Juni 2024, 09:00 WIB
13 Juni 2024, 07:00 WIB
Terkini
16 Juni 2024, 10:00 WIB
Masyarakat bisa memanfaatkan diskon motor listrik Honda EM1 e: saat berkunjung ke ajang Jakarta Fair 2024
16 Juni 2024, 09:00 WIB
Honda Brio bekas versi lawas sebelum facelift bisa ditemukan di bursa mobil bekas, harga mulai Rp 90 jutaan
16 Juni 2024, 08:00 WIB
Hyundai Creta bekas lansiran 2023 harganya turun hingga ratusan juta rupiah bila dibandingkan unit baru
15 Juni 2024, 17:00 WIB
Bagi pengunjung Jakarta Fair 2024, bisa memanfaatkan diskon Aprilia SR GT 200 yang menyentuh angka Rp 15 juta
15 Juni 2024, 14:00 WIB
Diskon Honda WR-V di Jakarta Fair 2024 capai Rp 20 juta dan masih diberikan kemudahan perawatan kendaraan
15 Juni 2024, 13:00 WIB
Varian XRT meluncur, tipe lawas Hyundai Palisade Signature mendapat diskon Rp 40 juta di Jakarta Fair 2024
15 Juni 2024, 11:00 WIB
Terdapat diskon all new Honda Beat di Jakarta Fair 2024 mencapai angka Rp 1,2 juta dan ada bonus lainnya
15 Juni 2024, 09:00 WIB
Diskon Honda BR-V tembus Rp 30 Juta di Jakarta Fair 2024 dan pelanggan masih berhak atas gratis biaya jasa servis