Kepolisian Siapkan 59 Kendaraan Listrik untuk Kebutuhan Patroli
21 November 2024, 22:30 WIB
Masa depan mobil listrik China jadi perhatian, hanya sedikit merek lokal mampu bertahan hadapi perang harga
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Beragam manufaktur mobil listrik China berlomba memenangkan pasar dengan perkenalkan model-model terbaru dan berteknologi tinggi. Daya tarik lain ditawarkan adalah harga kompetitif.
Namun menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Alixpartners, masa depan mobil listrik China tidak sebaik itu. Dari 137 merek di Negeri Tirai Bambu, hanya 19 bisa bertahan menghasilkan keuntungan di akhir dekade ini.
Dilansir dari Carscoops, Senin (15/7) banyak merek domestik di Tiongkok mengalami tekanan kuat dari sesama manufaktur lain di dalam negeri. Secara keseluruhan hanya ada satu dari tujuh pabrikan bisa bertahan sampai 2030.
Perang harga yang dimulai pabrikan China tidak cuma di pasar global namun domestik. Hal itu membuat persaingan antar brand jadi semakin kuat.
Hal itu tidak terlalu berdampak ke merek besar seperti BYD (Build Your Dreams. BYD diklaim memiliki selisih biaya produksi dan harga jual yang masih bisa ditekan, sehingga banderolnya semakin kompetitif dibanding mobil lain di segmen sama.
Seiring berjalannya waktu, raksasa otomotif BYD dan Tesla bakal tetap memperkuat posisi mereka di segmen kendaraan listrik. Bahkan BYD diproyeksikan menyumbang 33 persen penjualan mobil global di 2030.
Per 2023 sudah ada beberapa manufaktur menyatakan bangkrut akibat tidak mampu bersaing, seperti WM Motor. Alixpartners memperkirakan masih ada banyak produsen lain menyusul nasib WM Motor di masa mendatang.
Alixpartners mengatakan bahwa ada banyak start-up EV (Electric Vehicle) tidak mampu bertahan dalam jangka waktu panjang. Hal ini disampaikan oleh Stephen Dyer, Alixpartners Greater China Co-Leader.
Ia menekankan manufaktur terbaik pun harus catat angka produksi tahunan sampai 400.000 unit untuk mencapai titik impas alias balik modal.
"Lebih dari dua pertiga merek kendaraan listrik Tiongkok sekarang belum mencapai penjualan apapun pada tahun lalu, apalagi mencapai volume skala besar," tegas Dyer dalam keterangan resmi Alixpartners.
Buat produsen yang skalanya masih berada di bawah BYD ataupun Tesla di China tentu tantangannya terbilang lebih sulit. Namun Dyer optimistis masih ada pemenang global di antara seluruh pabrik Tiongkok.
Bicara secara keseluruhan, hasil studi mengungkapkan jumlah penjualan kendaraan di Tiongkok akan terus bertumbuh sampai 50 juta unit terjual per 2050. Proyeksinya, mobil listrik menyumbang angka terbanyak di berbagai negara pada 2035.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 November 2024, 22:30 WIB
21 November 2024, 22:00 WIB
21 November 2024, 19:00 WIB
21 November 2024, 17:00 WIB
21 November 2024, 16:00 WIB
Terkini
21 November 2024, 22:30 WIB
Kepolisian siapkan 59 kendaraan listrik untuk memenuhi beragam kebutuhan penugasan anggota di lapangan
21 November 2024, 22:00 WIB
Harga Aion V yang meluncur di GJAW 2024 diperkirakan mencapai Rp 500 jutaan dan sudah bisa dipesan dari sekarang
21 November 2024, 21:00 WIB
Perputaran uang judi online mencapai Rp 900 triliun, cukup untuk membeli Hyundai Tucson Hybrid secara tunai
21 November 2024, 20:00 WIB
Kebijakan opsen PKB serta PPN 12 persen yang bakal diterapkan awal 2025 diprediksi memberatkan industri motor
21 November 2024, 19:00 WIB
Indomobil Group baru saja menjalin kerja sama untuk menyediakan berbagai mobil listrik bagi PLN Icon Plus
21 November 2024, 18:00 WIB
Federal Oil menyambut kedatangan pembalap baru di tim Gresini Racing untuk beraksi di musim balap MotoGP 2025
21 November 2024, 17:00 WIB
Begini tampilan mobil konsep Toyota bZ7 yang debut di China, penggerak sampai baterainya disuplai oleh BYD
21 November 2024, 16:00 WIB
Jadi sasaran sejumlah manufaktur otomotif China, Neta mengungkapkan mengapa area Pluit terbilang potensial