Industri Komponen Genjot Pasar Ekspor Demi Bisa Terus Bertahan
21 September 2025, 13:00 WIB
Pendekatan lain di era elektrifikasi selain BEV, Indonesia dan Jepang lihat adanya potensi bioetanol di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Indonesia dan Jepang kerja sama dukung penurunan emisi kendaraan penurunan emisi kendaraan bisa dilakukan tidak terbatas pada penggunaan BEV (Battery Electric Vehicle) namun juga melihat potensi pada alternatif ramah lingkungan lain seperti bahan bakar biofuel.
Lini elektrifikasi atau xEV selain BEV mencakup Hybrid Electric Vehicle, Plug-in Hybrid Electric Vehicle, Fuel Cell serta kendaraan yang dapat mengonsumsi biofuel. Peningkatan efisiensi bahan bakar juga jadi bagian dari penurunan emisi.
Kemenperin (Kementerian Perindustrian) memiliki rencana pengembangan industri otomotif lewat kolaborasi strategis dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Jepang.
Putu Juli Ardika, Plt. Direktur Jenderal ILMATE (Industri Logal, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika) ungkap bahwa METI (Ministry of Economy, Trade and Industry) Jepang menjadi rekan RI dalam mendorong netralitas karbon industri otomotif.
Hal ini sebelumnya diungkap pada 27 Juni 2024 di gelaran The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan di Jakarta. Diskusi diharapkan bisa meningkatkan kerja sama strategis Indonesia dan Jepang terkhusus di sektor otomotif.
"Sebagai salah satu leader dalam industri otomotif di dunia, Jepang merupakan mitra utama dalam komitmen Indonesia terhadap pengembangan sektor otomotif terutama dalam mencapai netralitas karbon," ungkap Putu dalam siaran resmi, dikutip Sabtu (29/6).
Selain bio fuel, bioetanol juga disebut memiliki potensi besar mengingat sumber dayanya yang melimpah di Indonesia. Seperti disampaikan oleh Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM.
Ia menegaskan perlu pendekatan multi-pathways di industri otomotif lewat penggunaan biofuel, bioetanol, bioaftur dan free-bio-fuel lain termasuk hidrogen.
"Bioaftur di sektor industri pesawat terbang sudah sukses dalam uji coba 2,4 persen. Sekarang sedang dikaji tahun berapa dapat diterapkan, kemudian saat ini didiskusikan terkait roadmap-nya dengan Kemenko Marves dan Kemenperin," ucap Eniya.
Pengembangan kendaraan ramah lingkungan sebelumnya telah dilakukan oleh salah satu manufaktur asal Jepang yakni Toyota. Ada dua model mobil Flex-Fuel Technology diperkenalkan sebagai konsep.
Ada konversi Toyota Fortuner yang kompatibel menggunakan bioetanol serta konsep Corolla Cross hidrogen, jadi langkah pabrikan menunjukkan kesiapan mendukung penurunan emisi gas buang sebagai alternatif BEV.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 September 2025, 13:00 WIB
04 September 2025, 07:00 WIB
27 Agustus 2025, 10:00 WIB
26 Agustus 2025, 16:00 WIB
26 Agustus 2025, 13:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi