Zeekr Bawa 2 Mobil Listrik Baru di GJAW 2024, Termurah Rp 1,1 M
22 November 2024, 15:37 WIB
Kurang gencar transisi ke kendaraan listrik, ekonom sebut mobil Korea lebih inovatif dibandingkan Jepang
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Industri otomotif saat ini tengah berlomba menyiapkan lini elektrifikasi mulai dari mobil hybrid atau HEV (hybrid electric vehicle) sampai kendaraan listrik murni guna mencapai target nol emisi karbon dalam beberapa puluh tahun ke depan.
Bukan jadi hal baru bahwa produsen otomotif di China memimpin dan sudah memperkenalkan banyak model elektrifikasi dengan jangkauan harga beragam sehingga bisa dinikmati lebih banyak konsumen.
Di Indonesia sendiri juga sudah mulai ditawarkan beragam mobil listrik harga mulai dari Rp200 jutaan. Termurahnya dimiliki oleh pabrik asal China dengan Wuling Air ev.
Sementara Korea Selatan menjual Hyundai Ioniq 5 di harga mulai Rp700 jutaan. Kedua model tersebut juga sudah mendapatkan insentif atau keringanan dari pemerintah demi mendorong daya beli masyarakat.
Pabrik-pabrik asal Jepang seperti Toyota dan Suzuki juga mulai gencar menjual kendaraan elektrifikasi, kebanyakan di antaranya adalah hybrid. Daihatsu belum memiliki model EV sedangkan Honda dikabarkan akan merilis satu model pada pameran GIIAS 2023 di Agustus mendatang.
Namun secara global, Raden Pardede, ekonom senior mengatakan bahwa pabrik otomotif asal Jepang saat ini terbilang lambat dalam transisinya ke industri kendaraan listrik. Menurutnya pabrik tertentu memiliki kuasa untuk 'melobi' pembuat kebijakan agar tetap mendukung bisnis kendaraan ICE atau mesin bensin.
Sebaliknya ia melihat mobil Korea lebih inovatif dibandingkan Jepang dan cenderung kompetitif meluncurkan mobil listrik.
"Di Korea Selatan terjadi kompetisi dan sangat luar biasa. Kalaupun mobil ICE-nya mati mereka tidak apa-apa," ungkapnya dalam sesi diskusi di Kempinski Ballroom, Jakarta, Kamis (20/7).
Ia mengingatkan bahwa Indonesia nantinya tidak boleh terjebak dalam 'innovation trap' atau jebakan inovasi yang dialami Jepang saat ini karena justru menjadi penghambat majunya negara.
Menurutnya pelaku usaha ekstraktif harus mulai menyediakan anggaran untuk riset dan pengembangan atau RND (research and development) demi menciptakan dunia usaha yang kompetitif dan menghasilkan inovasi baru.
"Kita lihat dari sisi kreativitas dan inovasi baru, Korea Selatan jauh lebih maju dari Jepang," tegasnya.
Indonesia disebut sudah mulai melakukan investasi cukup besar namun perlu dukungan pelaku usaha untuk beradaptasi dengan inovasi sesuai perkembangan zaman serta mengadopsi teknologi terkini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 November 2024, 15:37 WIB
22 November 2024, 11:00 WIB
22 November 2024, 08:00 WIB
21 November 2024, 22:30 WIB
21 November 2024, 22:00 WIB
Terkini
22 November 2024, 16:16 WIB
BAIC BJ40 Plus dengan aksesoris lengkap hadir meramaikan ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW 2024)
22 November 2024, 15:37 WIB
Hadir perdana di pameran GJAW 2024, ini tampilan dua mobil listrik Zeekr yang bakal dipasarkan di RI
22 November 2024, 13:00 WIB
PPN 12 persen akan berlaku 2025, Honda Bali optimis bisa pertahankan penjualan berdasarkan 2 hal berikut
22 November 2024, 11:52 WIB
GJAW 2024 berlangsung di ICE BSD, Tangerang Selatan mulai 22 November-1 Desember 2024, diramaikan 80 peserta
22 November 2024, 11:00 WIB
HMID mengaku akan meluncurkan mobil listrik baru di Desember 2024, kemungkinan adalah Hyundai Kona N Line
22 November 2024, 10:00 WIB
Ganjil genap Puncak 22 November 2024 kembali diterapkan untuk mengatasi kepadatan di kawasan tersebut
22 November 2024, 10:00 WIB
Neta akan melakukan studi terlebih dahulu untuk membawa model MPV tiga baris ke pasar Indonesia tahun depan
22 November 2024, 09:00 WIB
Pameran otomotif ini resmi dibuka di ICE BSD, Tangerang Selatan, berikut kami rangkum harga tiket GJAW 2024