Prediksi Harga BYD Seagull di Indonesia, Lebih Murah dari Dolphin
16 Juni 2025, 23:00 WIB
Kurang gencar transisi ke kendaraan listrik, ekonom sebut mobil Korea lebih inovatif dibandingkan Jepang
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Industri otomotif saat ini tengah berlomba menyiapkan lini elektrifikasi mulai dari mobil hybrid atau HEV (hybrid electric vehicle) sampai kendaraan listrik murni guna mencapai target nol emisi karbon dalam beberapa puluh tahun ke depan.
Bukan jadi hal baru bahwa produsen otomotif di China memimpin dan sudah memperkenalkan banyak model elektrifikasi dengan jangkauan harga beragam sehingga bisa dinikmati lebih banyak konsumen.
Di Indonesia sendiri juga sudah mulai ditawarkan beragam mobil listrik harga mulai dari Rp200 jutaan. Termurahnya dimiliki oleh pabrik asal China dengan Wuling Air ev.
Sementara Korea Selatan menjual Hyundai Ioniq 5 di harga mulai Rp700 jutaan. Kedua model tersebut juga sudah mendapatkan insentif atau keringanan dari pemerintah demi mendorong daya beli masyarakat.
Pabrik-pabrik asal Jepang seperti Toyota dan Suzuki juga mulai gencar menjual kendaraan elektrifikasi, kebanyakan di antaranya adalah hybrid. Daihatsu belum memiliki model EV sedangkan Honda dikabarkan akan merilis satu model pada pameran GIIAS 2023 di Agustus mendatang.
Namun secara global, Raden Pardede, ekonom senior mengatakan bahwa pabrik otomotif asal Jepang saat ini terbilang lambat dalam transisinya ke industri kendaraan listrik. Menurutnya pabrik tertentu memiliki kuasa untuk 'melobi' pembuat kebijakan agar tetap mendukung bisnis kendaraan ICE atau mesin bensin.
Sebaliknya ia melihat mobil Korea lebih inovatif dibandingkan Jepang dan cenderung kompetitif meluncurkan mobil listrik.
"Di Korea Selatan terjadi kompetisi dan sangat luar biasa. Kalaupun mobil ICE-nya mati mereka tidak apa-apa," ungkapnya dalam sesi diskusi di Kempinski Ballroom, Jakarta, Kamis (20/7).
Ia mengingatkan bahwa Indonesia nantinya tidak boleh terjebak dalam 'innovation trap' atau jebakan inovasi yang dialami Jepang saat ini karena justru menjadi penghambat majunya negara.
Menurutnya pelaku usaha ekstraktif harus mulai menyediakan anggaran untuk riset dan pengembangan atau RND (research and development) demi menciptakan dunia usaha yang kompetitif dan menghasilkan inovasi baru.
"Kita lihat dari sisi kreativitas dan inovasi baru, Korea Selatan jauh lebih maju dari Jepang," tegasnya.
Indonesia disebut sudah mulai melakukan investasi cukup besar namun perlu dukungan pelaku usaha untuk beradaptasi dengan inovasi sesuai perkembangan zaman serta mengadopsi teknologi terkini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Juni 2025, 23:00 WIB
16 Juni 2025, 21:00 WIB
16 Juni 2025, 12:07 WIB
16 Juni 2025, 08:00 WIB
15 Juni 2025, 10:00 WIB
Terkini
16 Juni 2025, 23:20 WIB
Kepolisian berhasil menjaring ribuan truk ODOL yang masih nekat beroperasi di jalanan dalam dua pekan terakhir
16 Juni 2025, 23:00 WIB
Kehadiran mobil listrik BYD Seagull di Indonesia semakin dekat, kisaran harganya adalah Rp 300 jutaan
16 Juni 2025, 22:30 WIB
SUV premium Jaecoo J8 rakitan lokal bakal segera diluncurkan buat konsumen RI dengan banderol kompetitif
16 Juni 2025, 22:00 WIB
Penjualan Honda Mei 2025 hanya berhasil tumbuh tipis dibanding bulan sebelumnya karena pasar masih penuh tekanan
16 Juni 2025, 21:35 WIB
Indomobil Emotor kembali menghadirkan sepeda motor listrik terbaru yang berjenis skutik adventure yakni Tyranno
16 Juni 2025, 21:00 WIB
Sarinah resmi menjadi Title Partner dalam gelaran balap Formula E Jakarta E-Prix 2025 di akhir pekan nanti
16 Juni 2025, 20:12 WIB
Sebuah Ferrari Purosangue terbalik di jalan Tol Cengkareng, Jakarta Barat ketika diangkut oleh truk towing
16 Juni 2025, 19:40 WIB
Relaksasi dari Pemprov Bali membantu penjualan motor baru tetap tinggi, seperti yang dirasakan Yamaha