Tampang Wuling Starlight S Rival Baru BYD Atto 3 versi Murah
26 Juni 2024, 07:00 WIB
Saling sindir antara pihak China dan Uni Eropa terus terjadi sehingga membuat kedua belah pihak bertemu
Oleh Denny Basudewa
KatadataOTO – Hubungan Uni Eropa (UE) dan China terus bergejolak setelah adanya wacana beberapa aturan baru. Kedua belah pihak bahkan saling mengancam karena merasa dirugikan.
Perkara tersebut di atas bermula ketika Uni Eropa berencana guna menaikkan bea masuk mobil listrik asal Tiongkok. Bahkan diklaim tarif kendaraan listrik China bakal diberlakukan 38.1 persen.
Uni Eropa menganggap pemerintahan China memberikan subsidi secara tidak adil. Sehingga produk-produk yang dihasilkan bisa memiliki banderol murah.
Menanggapi rencana kenaikan bea masuk, China menuding UE melakukan pelanggaran aturan perdagangan. Lalu mereka berniat melakukan upaya serupa.
Beberapa produsen mobil asal negeri tirai bambu menyarankan kendaraan asal Eropa dibebankan tarif sebesar 25 persen. Terutama unit dengan mesin bakar berkapasitas besar.
Dilansir Carscoops bahwa juru bicara UE telah melakukan pertemuan dengan perwakilan China. Dalam beberapa pekan mendatang mereka akan melakukan diskusi mengenai urusan bea masuk mobil baru.
“Saya akan terus terlibat pada seluruh tingkatan dalam beberapa waktu mendatang,” ujar Valdis Dombrovskis, Komisi Perdagangan Uni Eropa dikutip Carscoops (25/06).
Berbeda dengan sikap UE, pihak Jerman justru menolak diberlakukannya bea masuk mobil baru asal China. Adapun pihak negeri Panzer diketahui sudah menjalin komunikasi dengan Wang Wentao, Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Robert Habeck, Wakil Kanselir dan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim menyatakan menentang diberlakukan tarif tersebut di atas.
“Habeck mengatakan bahwa Jerman dan Tiongkok sama-sama pendukung dan penerima manfaat dari globalisasi,” ungkap Wentao.
Lebih lanjut diyakini pihak Jerman menyayangkan ada gejolak akibat wacana kenaikan tarif pajak. Karena diyakini bisa menghambat transisi hijau Eropa dan merugikan kepentingan konsumen.
Kemudian jika aturan di atas mulai berlaku, dirinya cemas akan nasib beberapa produsen mobil asal Jerman di China. Karena kedua belah pihak bisa saja melakukan hal serupa.
Sengkarut mobil listrik China di beberapa wilayah seperti Amerika Serikat hingga Uni Eropa, berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia.
Pasar mobil di Tanah Air saat ini tengah kebanjiran mobil asal Tiongkok. Bahkan ajang GIIAS 2024 harus menambah kapasitas ruang pamer.
“Jumlah kendaraan di GIIAS juga dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir, sekarang terbanyak. Saya laporkan di sini sudah 55 brand memastikan diri ikut dalam pameran ini,” kata Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo beberapa waktu lalu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 Juni 2024, 07:00 WIB
25 Juni 2024, 13:00 WIB
25 Juni 2024, 12:00 WIB
25 Juni 2024, 10:01 WIB
25 Juni 2024, 09:00 WIB
Terkini
27 Juni 2024, 11:00 WIB
Keunggulan Mitsubishi XForce untuk pasar Indonesia yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan konsumen
27 Juni 2024, 11:00 WIB
Pembatasan usia kendaraan kabarnya akan diterapkan masih ditolak masyarakat karena memberatkan mobilitas
27 Juni 2024, 10:01 WIB
Tersisa dua slot kosong di tim pabrikan setelah Marco Bezzecchi memperkuat Aprilia Racing di MotoGP 2025
27 Juni 2024, 09:00 WIB
Trac mengaku kalau mereka juga turut mewaspadai konsumen rental mobil yang beralamat atau memiliki KTP Pati
27 Juni 2024, 07:00 WIB
Kerap menyebabkan mual selama berkendara, psikolog berikan 3 rekomendasi wewangian pengharum mobil anti mual
27 Juni 2024, 06:11 WIB
Anda bisa menemukan 5 lokasi SIM Keliling Jakarta hari ini, salah satunya ada di Kampus Trilogi Kalibata
27 Juni 2024, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 27 Juni 2024 masih jadi andalan pemerintah untuk kurangi kemacetan lalu lintas Ibu Kota
27 Juni 2024, 05:51 WIB
Dua lokasi SIM keliling Bandung tersedia buat pemohon yang ingin lakukan perpanjangan SIM A dan C hari ini