Penjualan BYD Group Juni 2025 Lampaui Wholesales Indonesia
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kejayaan produsen otomotif Jepang di Indonesia mulai diganggu oleh kehadiran manufaktur asal Cina. Salah satunya adalah BYD.
Merek tersebut menawarkan sejumlah model mobil listrik banderol kompetitif, bahkan kerap menyamai model serupa mobil mesin konvensional.
Di negara asalnya, industri otomotif tengah mengalami persaingan harga yang sengit. Sehingga perluasan pasar ke negara-negara potensial lain seperti Indonesia jadi cara merek Cina bertahan.
Hal ini diungkapkan oleh seorang perwakilan Jepang dari firma konsultan Alix Partners. Ia menyorot penjualan BYD di Asia Tenggara meroket karena mereka mencari pasar baru di tengah panasnya perang harga di Tiongkok.
Hasilnya, kedatangan BYD dan berbagai merek mobil Cina lain perlahan menggoyahkan dominasi pabrik Jepang di Tanah Air melalui mobil ‘murah’.
“Harga kendaraan rendah yang jadi siasat merek Cina sangat cocok (diterapkan) di pasar Asia Tenggara,” kata Tomoyuki Suzuki, Japan Leader Alix Partners dikutip dari Nikkei Asia pada Kamis (03/07).
Dia juga mengatakan bahwa sejumlah negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand tengah agresif membangun infrastruktur EV (Electric Vehicle) seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Mobil listrik disebut sebagai satu isu penting di negara terkait, terkhusus Indonesia. Beberapa kebijakan dicanangkan oleh pemerintah guna mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan.
“Memperkuat hubungan ke negara seperti Indonesia yang punya material baterai termasuk nikel dan kobalt, konsisten dengan regulasi ekonomi Cina,” kata Tomoyuki.
Di lain sisi, pabrikan Jepang perlahan terlihat mengalihkan fokus ke pasar seperti India dan Oseania dengan investasi minim.
Tidak dapat dipungkiri, merek Jepang perlu mulai waspada. Menurut Tomoyuki, ada beberapa hal bisa dilakukan oleh produsen negeri sakura.
Misal terus memperkuat portofolio penjualan mobil hybrid sebagai kekuatan mereka, ketimbang memaksakan bersaing dengan mobil murah Cina.
Kemudian bersama pemerintah Jepang, perlu ada komitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur EV di Asia Tenggara.
“Pabrikan Jepang juga harus mempertahankan kekuatan brand mereka, yaitu biaya operasional rendah dan harga jual kembali yang tinggi,” tegas Tomoyuki.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 18:00 WIB
03 Juli 2025, 15:00 WIB
03 Juli 2025, 09:00 WIB
02 Juli 2025, 22:00 WIB
02 Juli 2025, 18:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025
03 Juli 2025, 14:00 WIB
Karoseri Laksana mengirimkan satu bus ke Sri Lanka untuk digunakan kegiatan pariwisata serta antarkota
03 Juli 2025, 13:00 WIB
Suzuki Fronx punya modal untuk disukai konsumen Indonesia lewat proporsi eksterior dan desain, kenyamanan juga mesin yang hemat
03 Juli 2025, 12:00 WIB
Diler motor Honda di Kota Bandung menawarkan CUV e: dengan harga yang menarik dan berlaku selama Juli 2025