Nama Geely Melekat di Mobil Listrik Aletra L8, Alasannya
12 Oktober 2025, 09:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kejayaan produsen otomotif Jepang di Indonesia mulai diganggu oleh kehadiran manufaktur asal Cina. Salah satunya adalah BYD.
Merek tersebut menawarkan sejumlah model mobil listrik banderol kompetitif, bahkan kerap menyamai model serupa mobil mesin konvensional.
Di negara asalnya, industri otomotif tengah mengalami persaingan harga yang sengit. Sehingga perluasan pasar ke negara-negara potensial lain seperti Indonesia jadi cara merek Cina bertahan.
Hal ini diungkapkan oleh seorang perwakilan Jepang dari firma konsultan Alix Partners. Ia menyorot penjualan BYD di Asia Tenggara meroket karena mereka mencari pasar baru di tengah panasnya perang harga di Tiongkok.
Hasilnya, kedatangan BYD dan berbagai merek mobil Cina lain perlahan menggoyahkan dominasi pabrik Jepang di Tanah Air melalui mobil ‘murah’.
“Harga kendaraan rendah yang jadi siasat merek Cina sangat cocok (diterapkan) di pasar Asia Tenggara,” kata Tomoyuki Suzuki, Japan Leader Alix Partners dikutip dari Nikkei Asia pada Kamis (03/07).
Dia juga mengatakan bahwa sejumlah negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand tengah agresif membangun infrastruktur EV (Electric Vehicle) seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Mobil listrik disebut sebagai satu isu penting di negara terkait, terkhusus Indonesia. Beberapa kebijakan dicanangkan oleh pemerintah guna mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan.
“Memperkuat hubungan ke negara seperti Indonesia yang punya material baterai termasuk nikel dan kobalt, konsisten dengan regulasi ekonomi Cina,” kata Tomoyuki.
Di lain sisi, pabrikan Jepang perlahan terlihat mengalihkan fokus ke pasar seperti India dan Oseania dengan investasi minim.
Tidak dapat dipungkiri, merek Jepang perlu mulai waspada. Menurut Tomoyuki, ada beberapa hal bisa dilakukan oleh produsen negeri sakura.
Misal terus memperkuat portofolio penjualan mobil hybrid sebagai kekuatan mereka, ketimbang memaksakan bersaing dengan mobil murah Cina.
Kemudian bersama pemerintah Jepang, perlu ada komitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur EV di Asia Tenggara.
“Pabrikan Jepang juga harus mempertahankan kekuatan brand mereka, yaitu biaya operasional rendah dan harga jual kembali yang tinggi,” tegas Tomoyuki.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
12 Oktober 2025, 09:00 WIB
11 Oktober 2025, 09:00 WIB
10 Oktober 2025, 20:30 WIB
10 Oktober 2025, 20:00 WIB
10 Oktober 2025, 19:00 WIB
Terkini
12 Oktober 2025, 17:00 WIB
Chery Tiggo 9 CSH disebut mendapatkan respons positif dari konsumen, SPK-nya mencapai angka 400 unit
12 Oktober 2025, 15:00 WIB
Artis Arief Muhammad kerap membagikan koleksi kendaraannya melalui Instagram, salah satunya BAIC BJ40 Plus
12 Oktober 2025, 13:00 WIB
Francesco Bagnaia mengaku terkejut bisa menjalin hubungan yang baik sebagai rekan satu tim dengan Marquez
12 Oktober 2025, 11:00 WIB
Suzuki Ignis bekas di Oktober 2025 terbilang cukup beragam bahkan ada yang ditawarkan dengan TDP Rp 5 juta
12 Oktober 2025, 09:00 WIB
Nama Geely masih tersemat di mobil listrik Aletra L8 EV, seperti pada bagian lampu depan maupun belakang
12 Oktober 2025, 07:00 WIB
Daihatsu Sigra bekas di Oktober 2025 terbilang cukup menarik karena ada banyak pilihan dengan TDP mulai Rp 5 jutaan
11 Oktober 2025, 17:00 WIB
Segera diluncurkan tahun depan, Toyota Veloz Hybrid berpeluang untuk pakai baterai CATL rakitan lokal
11 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pasar motor matic murah kedatangan produk baru di Oktober 2025, seperti contoh Honda Scoopy Kuromi Limited