Kata BMW soal Gempuran Mobil Listrik Cina: Tidak Semuanya Profit
22 September 2025, 19:49 WIB
Hadapi persaingan ketat dari Tiongkok, Uni Eropa mau terapkan tarif impor mobil listrik China seperti di AS
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tidak hanya di Amerika Serikat, kini Uni Eropa memberlakukan tarif impor mobil listrik China guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. Besarannya ada di kisaran 17,4 persen sampai 38,1 persen.
Dilansir dari South China Morning Post, Rabu (19/6) tarif impor mobil listrik direncakan berlaku mulai 4 Juli 2024. Keputusan itu diambil setelah melihat banyak manufaktur mobil listrik membalap kompetitor asal Eropa.
Namun hal ini turut menuai protes dari sejumlah pihak pabrikan terkhusus manufaktur Jerman. Mengingat banyak merek menjadikan China sebagai salah satu pasar terpenting mereka seperti Mercedes-Benz, BMW dan Volkswagen.
Maximilian Butek, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Jerman di China Barat mengungkapkan pemberlakuan tarif tidak melindungi atau menjaga persaingan sehat bagi merek Jerman.
“Kita mengadvokasi pentingnya investasi pada persaingan di Uni Eropa ketimbang melindungi industri otomotif (dengan tarif impor),” ungkap dia di sela konferensi pers, dikutip Rabu.
Pihak China sendiri bakal merespon lewat pemberlakuan kebijakan serupa menghadapi hal tersebut. Sampai November mendatang, pihak Uni Eropa harus menetapkan apakah tarif impor mobil listrik berlaku permanen atau sementara.
Perwakilan dari Jerman disebut akan berkunjung ke China guna mendiskusikan tarif impor mobil listrik yang akan segera berlaku dalam waktu dekat. Maximilian berharap ada jalan tengah bisa diambil lewat negosiasi kedua pihak.
“Market Share mobil listrik China di Uni Eropa masih sangat kecil. Jadi saya pikir masih ada ruang untuk bernegosiasi daripada mengikuti eskalasi tarif impor,” tegas dia.
Clas Neumann, Ketua Dewan Kamar Dagang Jerman di China Barat mengatakan pemerintah Jerman harus mendorong persaingan sehat antar merek Eropa di Tiongkok.
Saat ini yang jadi tantangan utama buat manufaktur Jerman adalah perang harga terkhusus di industri otomotif.
“Ada tekanan harga yang signifikan di pasar karena banyaknya jumlah kompetitor atau hasil produksi dari para pesaing tersebut,” kata Neumann.
Sektor otomotif Tiongkok memang disebut memulai perang harga mobil listrik dalam selama dua tahun belakangan. Sehingga banyak manufaktur ikut berlomba menjual kendaraan dengan banderol paling kompetitif agar bisa bersaing di pasaran.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 September 2025, 19:49 WIB
17 September 2025, 19:00 WIB
12 September 2025, 13:28 WIB
11 September 2025, 19:54 WIB
10 September 2025, 16:00 WIB
Terkini
29 September 2025, 15:00 WIB
Francesco Bagnaia perlahan kembali bangkit di MotoGP Jepang 2025, terapkan beberapa komponen lama di GP25
29 September 2025, 14:00 WIB
Shell Indonesia bereaksi mengenai kabar PHK massal yang terjadi imbas kelangkaan stok BBM di seluruh SPBU
29 September 2025, 13:00 WIB
Beberapa keunggulan Mitsubishi New Pajero Sport yang diklaim bisa memanjakan para konsumen di Indonesia
29 September 2025, 12:00 WIB
MotoGP Jepang 2025 jadi saksi momen bersejarah Marc Marquez kunci gelar juara dunia di kandang Honda
29 September 2025, 11:00 WIB
Dengan harga yang diklaim kompetitif, Daihatsu sebut Rocky Hybrid mampu menjangkau berbagai jenis konsumen
29 September 2025, 10:00 WIB
Marc Marquez kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2025 usai mengunci gelar juara dunia kelas premier
29 September 2025, 09:00 WIB
Suzuki siap memasarkan motor listrik di Indonesia, kemungkinan besar e-Access yang akan di bawa oleh mereka
29 September 2025, 08:00 WIB
Pabrik Toyota Indonesia dapat menyelesaikan proses produksi kendaraan mobil baru hanya dalam waktu 1,8 menit