Tidak Semua Varian BYD Atto 1 Harganya Naik, Simak Detailnya
24 November 2025, 12:00 WIB
Terdapat beberapa keuntungan jika banyak motor dan mobil listrik yang dipasarkan memiliki nilai TKDN tinggi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Saat ini banyak motor dan mobil listrik beredar di jalanan Indonesia. Terutama yang berasal dari negara luar, seperti Cina maupun Jepang.
Hal itu membuat pemerintah menggenjot nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari produk-produk yang dipasarkan di Tanah Air.
Sebab hal tersebut dinilai bakal membawa banyak dampak positif. Terutama bagi industri otomotif di dalam negeri.
“Dengan semakin tingginya nilai TKDN pada produk kendaraan listrik, tentu kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, Menperin (Menteri Perindustrian) saat acara peluncuran mobil listrik Polytron G3 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Memang jika dilihat, masih banyak komponen-komponen electric vehicle (EV) yang dibeli dari negara lain. Hal tersebut tentu dinilai kurang menguntungkan para pelaku industri.
Apalagi di Indonesia sudah banyak produsen-produsen komponen otomotif yang bisa diajak berkolaborasi. Sehingga dapat menggairahkan perekonomian negara.
Oleh karenanya, Menperin ingin mobil atau motor listrik yang dipasarkan perlahan-lahan mulai ditingkatkan nilai TKDN.
“Selain itu (dapat) mengoptimalkan potensi industri manufaktur di Indonesia,” Agus Gumiwang melanjutkan.
Di sisi lain pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah stimulus bagi para pabrikan yang mempunyai produk EV dengan nilai TKDN tinggi.
Ambil contoh memberikan insentif tambahan jika para manufaktur seperti BYD, Wuling, Chery, Toyota dan lain-lain memiliki kendaraan roda empat ramah lingkungan dengan nilai TKDN cukup tinggi.
“Jadi konsepnya ini kita akan ubah, dengan TKDN lebih tinggi, insentifnya kita akan berikan lebih besar lagi,” ungkap Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam kesempatan terpisah.
Lebih jauh Rosan membeberkan kalau sejak Maret 2024 hingga Maret 2025, sudah ada tujuh produsen EV yang berkomitmen menanamkan uangnya di Tanah Air.
Sebut saja seperti BYD, Aion, Citroen, Maxus, Geely, VinFast hingga VW (Volkswagen). Bila digabung maka nilai investasinya mencapai Rp 15,4 triliun untuk rencana produksi EV dengan kapasitas 281 ribu unit per tahun
“Jadi kita lebih positive approach ke depannya mengenai (nilai) TKDN ini,” Rosan menuturkan.
Rosan pun telah memasang target produksi mobil listrik di Indonesia bisa meningkat hingga menyentuh angka 2,5 juta unit per tahun.
“Tentu kita akan memberikan insentif lebih besar lagi apabila mereka melakukan TKDN,” Rosan menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
24 November 2025, 12:00 WIB
23 November 2025, 17:00 WIB
22 November 2025, 20:00 WIB
22 November 2025, 11:00 WIB
21 November 2025, 14:30 WIB
Terkini
24 November 2025, 21:30 WIB
Angka pemesanan Mitsubishi Destinator tembus 12.000 SPK sejak awal diluncurkan, sudah terkirim 6.000 unit
24 November 2025, 21:00 WIB
Mazda siapkan berbagai program untuk menarik konsumen di GJAW 2025 menjelang akhir tahun, berikut detailnya
24 November 2025, 20:30 WIB
Chery X bakal diluncurkan di Indonesia tahun depan dengan harga sekitar Rp 800 jutaan untuk jawab kebutuhan pelanggan
24 November 2025, 20:00 WIB
Changan resmi debut di GJAW 2025 membawa dua mobil listrik andalan dengan harga kompetitif di kelasnya
24 November 2025, 19:30 WIB
Gaikindo berniat melakukan revisi penjualan mobil baru untuk periode 2025 setelah gelaran GJAW 2025 berakhir
24 November 2025, 19:00 WIB
Pemilik mobil bisa mendatangi booth JKIND di GJAW 2025 untuk menjajakan banyak produk unggulan ke pengunjung
24 November 2025, 18:46 WIB
Toyota hadirkan beragam promo spesial untuk memudahkan pelanggan melakukan pembelian kendaraan di GJAW 2025
24 November 2025, 18:42 WIB
World Premier Toyota Veloz Hybrid di GJAW 2025 disaksikan langsung Dirjen Ilmate Kementerian Perindustrian