Pabrik VinFast di Subang Bakal Produksi VF 3 pada Desember 2025
18 Juni 2025, 17:46 WIB
Terdapat beberapa keuntungan jika banyak motor dan mobil listrik yang dipasarkan memiliki nilai TKDN tinggi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Saat ini banyak motor dan mobil listrik beredar di jalanan Indonesia. Terutama yang berasal dari negara luar, seperti Cina maupun Jepang.
Hal itu membuat pemerintah menggenjot nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari produk-produk yang dipasarkan di Tanah Air.
Sebab hal tersebut dinilai bakal membawa banyak dampak positif. Terutama bagi industri otomotif di dalam negeri.
“Dengan semakin tingginya nilai TKDN pada produk kendaraan listrik, tentu kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, Menperin (Menteri Perindustrian) saat acara peluncuran mobil listrik Polytron G3 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Memang jika dilihat, masih banyak komponen-komponen electric vehicle (EV) yang dibeli dari negara lain. Hal tersebut tentu dinilai kurang menguntungkan para pelaku industri.
Apalagi di Indonesia sudah banyak produsen-produsen komponen otomotif yang bisa diajak berkolaborasi. Sehingga dapat menggairahkan perekonomian negara.
Oleh karenanya, Menperin ingin mobil atau motor listrik yang dipasarkan perlahan-lahan mulai ditingkatkan nilai TKDN.
“Selain itu (dapat) mengoptimalkan potensi industri manufaktur di Indonesia,” Agus Gumiwang melanjutkan.
Di sisi lain pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah stimulus bagi para pabrikan yang mempunyai produk EV dengan nilai TKDN tinggi.
Ambil contoh memberikan insentif tambahan jika para manufaktur seperti BYD, Wuling, Chery, Toyota dan lain-lain memiliki kendaraan roda empat ramah lingkungan dengan nilai TKDN cukup tinggi.
“Jadi konsepnya ini kita akan ubah, dengan TKDN lebih tinggi, insentifnya kita akan berikan lebih besar lagi,” ungkap Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam kesempatan terpisah.
Lebih jauh Rosan membeberkan kalau sejak Maret 2024 hingga Maret 2025, sudah ada tujuh produsen EV yang berkomitmen menanamkan uangnya di Tanah Air.
Sebut saja seperti BYD, Aion, Citroen, Maxus, Geely, VinFast hingga VW (Volkswagen). Bila digabung maka nilai investasinya mencapai Rp 15,4 triliun untuk rencana produksi EV dengan kapasitas 281 ribu unit per tahun
“Jadi kita lebih positive approach ke depannya mengenai (nilai) TKDN ini,” Rosan menuturkan.
Rosan pun telah memasang target produksi mobil listrik di Indonesia bisa meningkat hingga menyentuh angka 2,5 juta unit per tahun.
“Tentu kita akan memberikan insentif lebih besar lagi apabila mereka melakukan TKDN,” Rosan menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Juni 2025, 17:46 WIB
18 Juni 2025, 12:00 WIB
18 Juni 2025, 10:00 WIB
18 Juni 2025, 09:00 WIB
17 Juni 2025, 22:00 WIB
Terkini
19 Juni 2025, 07:00 WIB
Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid diklaim ramai peminat usai dipasarkan di Indonesia, termasuk di Pulau Bali
19 Juni 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta dapat digunakan buat perpanjangan masa berlaku SIM A dan C, berikut syarat dan biayanya
19 Juni 2025, 06:00 WIB
Sebelum mendatangi lokasi SIM keliling Bandung hari ini, Anda wajib memperhatikan biaya yang harus disiapkan
19 Juni 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali digelar pada puluhan ruas jalan protokol untuk atasi kemacetan
18 Juni 2025, 23:00 WIB
Generasi ketiga Nissan Leaf resmi diperkenalkan untuk pasar AS lebih dulu, jadi rival baru Hyundai Kona EV
18 Juni 2025, 22:00 WIB
BMW bakal luncurkan empat model baru pada ajang GIIAS 2025 untuk menunjukkan komitmen dalam mengembangan industri
18 Juni 2025, 21:00 WIB
Pemesanan lini kendaraan Jaecoo J7 diklaim berhasil tembus 600 unit sejak awal diperkenalkan pada IIMS 2025
18 Juni 2025, 20:18 WIB
Pameran otomotif GIIAS 2025 akan kedatangan sejumlah nama baru yang akan menjadi daya tarik masyarakat