Insentif Tak Jelas, Industri Motor Listrik Bakal Dihantui PHK
15 September 2025, 16:00 WIB
Terdapat beberapa keuntungan jika banyak motor dan mobil listrik yang dipasarkan memiliki nilai TKDN tinggi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Saat ini banyak motor dan mobil listrik beredar di jalanan Indonesia. Terutama yang berasal dari negara luar, seperti Cina maupun Jepang.
Hal itu membuat pemerintah menggenjot nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari produk-produk yang dipasarkan di Tanah Air.
Sebab hal tersebut dinilai bakal membawa banyak dampak positif. Terutama bagi industri otomotif di dalam negeri.
“Dengan semakin tingginya nilai TKDN pada produk kendaraan listrik, tentu kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, Menperin (Menteri Perindustrian) saat acara peluncuran mobil listrik Polytron G3 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Memang jika dilihat, masih banyak komponen-komponen electric vehicle (EV) yang dibeli dari negara lain. Hal tersebut tentu dinilai kurang menguntungkan para pelaku industri.
Apalagi di Indonesia sudah banyak produsen-produsen komponen otomotif yang bisa diajak berkolaborasi. Sehingga dapat menggairahkan perekonomian negara.
Oleh karenanya, Menperin ingin mobil atau motor listrik yang dipasarkan perlahan-lahan mulai ditingkatkan nilai TKDN.
“Selain itu (dapat) mengoptimalkan potensi industri manufaktur di Indonesia,” Agus Gumiwang melanjutkan.
Di sisi lain pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah stimulus bagi para pabrikan yang mempunyai produk EV dengan nilai TKDN tinggi.
Ambil contoh memberikan insentif tambahan jika para manufaktur seperti BYD, Wuling, Chery, Toyota dan lain-lain memiliki kendaraan roda empat ramah lingkungan dengan nilai TKDN cukup tinggi.
“Jadi konsepnya ini kita akan ubah, dengan TKDN lebih tinggi, insentifnya kita akan berikan lebih besar lagi,” ungkap Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam kesempatan terpisah.
Lebih jauh Rosan membeberkan kalau sejak Maret 2024 hingga Maret 2025, sudah ada tujuh produsen EV yang berkomitmen menanamkan uangnya di Tanah Air.
Sebut saja seperti BYD, Aion, Citroen, Maxus, Geely, VinFast hingga VW (Volkswagen). Bila digabung maka nilai investasinya mencapai Rp 15,4 triliun untuk rencana produksi EV dengan kapasitas 281 ribu unit per tahun
“Jadi kita lebih positive approach ke depannya mengenai (nilai) TKDN ini,” Rosan menuturkan.
Rosan pun telah memasang target produksi mobil listrik di Indonesia bisa meningkat hingga menyentuh angka 2,5 juta unit per tahun.
“Tentu kita akan memberikan insentif lebih besar lagi apabila mereka melakukan TKDN,” Rosan menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 September 2025, 16:00 WIB
15 September 2025, 11:00 WIB
12 September 2025, 11:00 WIB
11 September 2025, 15:00 WIB
11 September 2025, 07:00 WIB
Terkini
15 September 2025, 20:00 WIB
Mobil listrik Aion UT sudah mendapatkan lebih dari 2.000 SPK, varian Premium disebut berkontribusi banyak
15 September 2025, 19:00 WIB
Mobil listrik Arcfox T1 resmi diluncurkan dengan harga kompetitif, bakal masuk Indonesia tahun depan
15 September 2025, 18:00 WIB
Sebuah kecelakaan terjadi melibatkan satu bus RS Bina Sehat Jember, mengakibatkan delapan orang meninggal
15 September 2025, 17:00 WIB
Uji coba penambahan lajur di TB Simatupang bakal dievaluasi secara berkala oleh pemerintah DKI Jakarta
15 September 2025, 16:00 WIB
Menurut Aismoli, industri motor listrik kian terhimpit akibat insentif dari pemerintah tak kunjung dicairkan
15 September 2025, 15:01 WIB
Koleksi mobil Defender klasik mampu memberikan untuk berlebih
15 September 2025, 14:00 WIB
Rider Ducati, Francesco Bagnaia masih terus mengalami kesulitan di saat rekan setimnya mendulang poin
15 September 2025, 13:00 WIB
Marc Marquez berhasil memecahkan rekor dengan mencetak 512 poin di papan klasemen sementara MotoGP 2025