Mobil Rusak Akibat Cairan Kimia Ditanggung Asuransi
09 Januari 2025, 19:05 WIB
Para pelaku ojol merasa keberatan jika pemerintah ingin menerapkan asuransi kendaraan TPL di awal 2025
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Asuransi kendaraan TPL (Third Party Liability) memang sedang digodok pemerintah. Rencananya baru akan diterapkan pada awal 2025.
Namun pro dan kontra bermunculan mengenai wacana satu ini. Salah satunya hadir dari para pelaku Ojol (Ojek Online).
Mereka menganggap asuransi TPL cukup memberatkan. Sebab penghasilan yang didapatkan tidak terlalu besar setiap sehari.
“Kalau disuruh bayar pribadi ya nyerah, masalahnya pendapatan kita sehari misal Rp 150 ribu belum beli bensin dan makan. Terus disuruh bayar asuransi setiap bulan, mau berapa yang kita bawa buat keluarga di rumah,” ujar Dwi Prasetyo, Ojol di Jakarta kepada KatadataOTO, Rabu (14/8).
Menurut dia beban yang harus ditanggung cukup berat. Dwi mengatakan kalau uang didapatkan setiap hari suka tak menentu.
Ia menuturkan pendapatan Ojol seperti orang berdagang, tidak stabil. Kadang bisa membawa pulang uang banyak namun tak jarang sedikit.
“Mending pemerintah memanfaatkan Jasa Raharja saja. Misal kita harus bayar Rp 50 ribu sebulan, lebih baik buat keluarga,” Dwi menambahkan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Fajar, Ojol di bilangan Jakarta Pusat. Ia mengungkapkan kalau kebijakan tersebut kurang tepat.
Apalagi sebagai ojek online sudah ada asuransi yang diberikan oleh tempat mereka bekerja. Lalu ia juga takut proses pengurusannya dipersulit ketika ingin mengklaim jaminan saat terjadi kecelakaan.
“Malah jadi pengeluaran baru kan, kita tidak setuju. Berat bagi kami Ojol karena penghasilan kecil,” pungkas Fajar.
Fajar berharap pemerintah untuk lebih memanfaatkan asuransi yang sudah ada. Sehingga tidak memberatkan Ojol maupun masyarakat umum.
Memang sebelumnya beberapa pihak meminta pemerintah buat tidak buru-buru menerapkan asuransi kendaraan TPL. Apalagi kondisi ekonomi di Tanah Air sedang melemah.
“Jadi kebijakan ini perlu dikaji secara mendalam,” ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung).
Pengamat tersebut menjelaskan kalau pemerintah harus melihat lebih luas dampak jika asuransi kendaraan TPL diterapkan. Mulai dari sisi politik, ekonomi sampai sosial.
Hal ini agar tidak membebani serta mempersulit masyarakat di Tanah Air. Apalagi bagi warga dengan ekonomi menengah ke bawah ketika ingin membeli kendaraan.
“Libatkan berbagai pihak terkait termasuk akademisi, praktisi asuransi serta perwakilan rakyat. Intinya pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek secara matang sebelum memberlakukan kebijakan ini,” Yannes menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
09 Januari 2025, 19:05 WIB
31 Desember 2024, 14:00 WIB
06 Desember 2024, 21:00 WIB
03 Desember 2024, 17:00 WIB
30 November 2024, 07:00 WIB
Terkini
01 April 2025, 18:19 WIB
Mengawali April 2025, harga BBM di seluruh SPBU milik swasta mengalami penurunan dengan jumlah bervariasi
01 April 2025, 15:00 WIB
Kepolisian memprediksi puncak arus balik Lebaran 2025 terjadi di akhir pekan, masyarakat diminta waspada
01 April 2025, 13:00 WIB
Dengan berbagai pertimbangan AHM memprediksi penjualan motor baru Honda akan meningkat pada kuartal pertama
01 April 2025, 11:00 WIB
Hyundai Stargazer facelift diduga terdaftar di RI dengan nama varian Carten, berpeluang meluncur tahun ini
01 April 2025, 08:00 WIB
Pihak kepolisian dapat menerapkan one way di Puncak Bogor secara situasional, berikut rincian aturannya
01 April 2025, 06:43 WIB
Ganjil genap Jakarta ditiadakan selama libur Lebaran 2025 sehingga masyarakat bisa bebas beraktivitas
31 Maret 2025, 16:17 WIB
Hybrid BYD Shark semakin dekat ke Indonesia, debut di Thailand dengan harga di kisaran Rp 800 jutaan
31 Maret 2025, 12:03 WIB
200 peserta mengikuti program mudik gratis bareng Diton 2025 dengan berbagai kota tujuan seperti ke Semarang