Pabrik Belum Jadi, IBC Klaim Sudah Punya Calon Pelanggan Baterai EV
30 Juni 2025, 11:00 WIB
Pemberian insentif EV untuk mendorong daya beli di era elektrifikasi harus dibarengi pengembangan ekosistem
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Indonesia sedang memasuki era transisi dari kendaraan konvensional jadi bertenaga listrik yang lebih ramah lingkungan. Saat ini sudah ada lebih banyak pilihan model kendaraan listrik bisa jadi pilihan untuk masyarakat.
Untuk mobil dua di antaranya mendapatkan insentif atau potongan pajak dari pemerintah khusus Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5. Diketahui kedua model tersebut berhak mendapatkan subsidi karena memenuhi persyaratan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri).
Sedangkan untuk motor listrik 13 merek mendapatkan potongan harga diberikan secara langsung sebesar Rp7 juta, berlaku juga untuk motor konversi. Hanya saja peminatnya bisa dibilang masih sepi.
Tentu saja ada beberapa faktor berperan penting di belakang ini. Lembaga manajemen konsultan dan jasa bisnis Arthur D. Little atau ADL menyebut bahwa masih perlu ada keseimbangan antara pemberian subsidi dengan pengembangan infrastruktur seperti charging station.
Hal tersebut disampaikan oleh Andreas Schlosser, Partner & Global Head of Automotive ADL di sela acara Unleashing Indonesia’s Electric Mobility Potential di The Westin Jakarta.
Menurutnya bantuan kendaraan listrik sendiri tidak cukup. Karena pada akhirnya pengguna tetap melihat kemudahan seperti pengisian daya khususnya jika kendaraan dipakai harian atau rutin.
“Pemberian insentif EV harus dibarengi pengembangan infrastruktur, berjalan secara paralel. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengembangkan market di Indonesia,” ungkap Andreas merespon pertanyaan TrenOto, Selasa (1/8).
Saat ini Norwegia menjadi negara yang memimpin dalam hal adopsi kendaraan listrik. Andreas memaparkan bahwa Norwegia memiliki strategi untuk mewujudkan hal itu yakni pemberian insentif kendaraan listrik diiringi perkembangan ekosistem untuk meyakinkan konsumen.
“Secara global kebanyakan insentif hanya ditujukan untuk kendaraannya. Jika dilakukan bersamaan insentif insfrastruktur kendaran listrik akan lebih baik dan Indonesia masih punya kesempatan di situ,” tegasnya.
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-10 untuk negara yang siap memasuki era elektrifikasi di kategori Emerging EV Markets. Posisinya tepat berada di atas India.
ADL menyebut bahwa pada kategori tersebut ekosistem mumpuni jadi salah satu pertimbangan penting buat konsumen ketika akan beralih menggunakan EV (electric vehicle).
Namun Norwegia menempati posisi tertinggi di mana konsumen lebih berminat untuk menggunakan kendaraan listrik ketimbang ICE atau konvensional.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Juni 2025, 11:00 WIB
26 Juni 2025, 09:00 WIB
24 Juni 2025, 17:00 WIB
02 Juni 2025, 12:10 WIB
30 Mei 2025, 13:00 WIB
Terkini
17 Juli 2025, 09:00 WIB
Motor listrik Honda berhasil meraih pemesanan yang cukup banyak setelah diberikan diskon besar di Jakarta Fair 20025
17 Juli 2025, 08:00 WIB
Pelemahan daya beli di penjualan mobil baru turut menjadi ancaman nyata bagi balai lelang seperti IBID
17 Juli 2025, 07:00 WIB
PT AHM memberikan penambahan fitur dan tiga warna baru untuk skutik Honda Forza, ini harga terbarunya
17 Juli 2025, 06:00 WIB
Saat ingin mengurus dokumen berkendara, masyarakat di Kota Kembang dapat memanfaatkan SIM keliling Bandung
17 Juli 2025, 06:00 WIB
Biaya perpanjang SIM di SIM keliling Jakarta sama seperti di kantor Satpas, simak informasi lengkapnya
17 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 17 Juli 2025 dipastikan kembali diterapkan sehingga masyarakat tidak bisa sembarangan melintas
16 Juli 2025, 22:30 WIB
Performa Francesco Bagnaia sebenarnya cukup baik namun adanya keluhan pada motor menjadi masalah yang harus diselesaikan
16 Juli 2025, 21:00 WIB
Pelatihan yang digelar Chery dan Kemnaker bermaksud mempersiapkan tenaga kerja bersaing di era elektrifikasi