Penyebab Ban Belakang Motor Lebih Cepat Botak

Ban belakang motor lebih cepat botak karena beberapa hal dan salah satunya adalah kebiasaan pengguna

Penyebab Ban Belakang Motor Lebih Cepat Botak

TRENOTO – Ban pada motor merupakan salah satu komponen penting yang berkaitan dengan keselamatan. Selama ini diketahui bahwa penyebab ban belakang motor lebih cepat botak adalah jarak tempuh saja.

Dilansir dari laman resmi Wahana Honda, penyebabnya bukan hanya jarak saja. Kesalahan para pengguna kendaraan bisa menyebabkan ban belakang motor lebih cepat botak.

Berikut ini beberapa penyebab ban belakang motor lebih cepat botak

  • Kebiasaan Rem Belakang Sering Dipakai

Pada motor matic khususnya rem belakang berada di setang sebelah kiri. Hal ini membuat para penggunanya lebih nyaman menggunakan rem belakang.

Selain itu, tangan pengendara juga kerap menempel dan tanpa sadar menarik rem. Kebiasaan tersebut membuat ban belakang lebih cepat botak.

Photo : 123rf

Dalam kasus ini, rem belakang membuat ban mendapat beban lebih banyak sehingga ban cepat terkikis dan akhirnya botak.

  • Beban Terlalu Berat

Selain rem, penyebab ban belakang motor lebih cepat aus adalah beban boncengan. Dengan membawa boncengan berat akan bobot kendaraan akan condong ke belakang.

Teorinya sama seperti di atas dengan beban berlebih, maka akan memberikan tekanan pada ban. Sehingga kembangan ban akan lebih cepat tergerus.

  • Ban Belakang Sebagai Penggerak

Teori ini sama dengan mobil, karena ban ditumpu sebagai penggerak akan lebih cepat aus. Sepeda motor yang mengandalkan ban belakang sebagai penggerak tentunya membuat ban mendapat lebih banyak tekanan.

  • Panas Mesin

Posisi ban belakang yang lebih dekat dengan mesin. Mesin bakar tentunya mengeluarkan panas maka akan memberikan tekanan lebih pada ban.

Intinya ban yang mendapatkan tekanan berlebih akan lebih cepat aus. Dalam hal ini suhu panas mesin akan membuat ban memuai sehingga karet sebagai bahan bakunya menjadi lebih cepat habis.

Photo : 123rf

Sebagai kesimpulan ban belakang pada sepeda motor memiliki kinerja lebih banyak dibandingkan depan. Sehingga sewajarnya ban belakang motor akan lebih cepat aus.

Lalu dengan kondisi tersebut di atas, pelakuan pengguna kendaraan juga perlu mendapat perhatian. Hal ini agar tidak membuat ban belakang lebih awet tentunya.


Terkini

otosport
Jorge Martin Mau Tinggalkan Aprilia, Ini Kandidat Tim Barunya

Jorge Martin Ungkap Alasan Ingin Pergi dari Aprilia di Akhir 2025

Jorge Martin telah memutuskan kalau dia ingin meninggalkan Aprilia Racing setelah MotoGP 2025 selesai

mobil
Suzuki Fronx

Tak Cuma Kaya Fitur, Harga Suzuki Fronx Pun Kompetitif

Harga Suzuki Fronx tetap kompetitif meski memiliki fitur yang lengkap bila dibandingkan dengan mobil sekelasnya

mobil
Menilik Interior Suzuki Fronx, Menawarkan Kenyamanan Lebih

Komparasi SUV Kompak Rp 200 Jutaan: Fronx, Tiggo Cross dan WR-V

Dijual mulai Rp 200 jutaan dengan sejumlah perbedaan, berikut rangkuman komparasi SUV kompak Rp 200 jutaan

news
Jalan Rusak di Indonesia Dibiarkan, Malaysia Justru Andalkan AI

Jalan Rusak di Indonesia Dibiarkan, Malaysia Justru Andalkan AI

Berbeda dengan Indonesia, Malaysia akan mengandalkan AI dalam mengatasi jalan rusak yang sering ditemui

news
Tol Padang Sicincin

Tol Padang Sicincin Diawasi Petugas Menggunakan Speed Gun

Tol Padang Sicincin diawasi petugas dengan menggunakan speed gun untuk memastikan tidak ada pelanggar kecepatan

mobil
Suzuki Fronx

Suzuki Fronx Ditargetkan Terjual 2.000 Unit Per Bulan

Target penjualan Suzuki Fronx mencapai 2.000 unit per bulan dan varian tertinggi dipercaya jadi tulang punggung

motor
Diskon Motor Listrik Honda di Akhir Mei 2025, Sampai Rp 7 juta

Diskon Motor Listrik Honda di Akhir Mei 2025, Sampai Rp 7 juta

Terdapat diskon motor listrik Honda yang bisa dimanfaatkan di penghujung Mei 2025, yakni sampai Rp 7 juta

mobil
Mazda Beri Sinyal Kehadiran Sedan Listrik EZ-6 di Indonesia

Mazda Beri Sinyal Kehadiran Sedan Listrik EZ-6 di Indonesia

Kabar kehadirannya mulai terdengar, PT EMI ungkap ketertarikannya memboyong Mazda EZ-6 ke pasar Indonesia