Aismoli dan AISI Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Motor Listrik
06 November 2024, 20:04 WIB
Aismoli meminta pemerintah untuk mempercepat pembayaran subsidi konversi motor listrik lebih cepat lagi
Oleh Satrio Adhy
TRENOTO – Subsidi konversi motor listrik belum terserap sempurna. Terbukti dari sepinya peminat program yang digagas Presiden Joko Widodo.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat baru 193 orang mendaftarkan kendaraan roda duanya buat di konversi. Jumlahnya didapat sejak insentif dikucurkan pada April 2023.
Berangkat dari hal tersebut, Aismoli (Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik) mendorong pemerinah buat melakukan pembayaran subsidi konversi motor listrik lebih cepat. Kalau bisa maksimal dua hari setelah prosesnya selesai.
Budi Setiyadi, Ketua Aismoli menuturkan bahwa bengkel pelaksana konversi merupakan pelaku industri menengah. Sehingga pemerintah harus segera menutup kekurangan imbal jasa atau selisih biaya konversi.
"Bengkel ini kan bukan pelaku industri yang secara ekonomi besar dan tidak padat modal. Jadi penyalurannya lebih cepat saja,” ujar Budi di Katadata.
Seperti diketahui sebelumnya subsidi konversi motor listrik tertuang di Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 tahun 2023. Di dalamnya dijelaskan bahwa penyaluran insentif diberikan dalam bentuk potongan biaya kepada perseorangan.
Sementara pada Pasal 3, nilai potongan biaya konversi sebesar Rp 7 juta untuk setiap unit. Bantuan yang ditanggung meliputi biaya battery pack, brushless DC (BLDC) motor dan controller.
Subsidi konversi motor listrik juga menyasar buat kendaraan roda dua yang memiliki kapasitas mesin 110-150 cc. Maka Aismoli mendorong pemerintah untuk melakukan pembayaran lebih cepat.
"Mungkin idealnya saat konversi motor selesai, bengkel bisa langsung mengajukan selisih biaya dan kemudian langsung cair. Tapi memang butuh proses administrasi satu hingga dua hari,” tambahnya.
Adapun insentif tersebut disalurkan ke masyrakat secara bertahap dalam dua periode, yakni 2023 serta 2024. Total kuota yang ditetapkan Jokowi adalah 200 ribu unit.
Dengan rincian pada 2023 terdapat 50 ribu motor. Lalu terbanyak di 2024 yaitu 150 ribu unit.
Di sisi lain Budi menjelaskan kalau proses konversi motor listrik sekarang jauh lebih cepat. Sebab standar bracket untuk menempatkan dinamo kian seragam
"Copot mesin lama kemudian ganti dengan dinamo dan langsung pasang baterai. Mungkin sekitar satu jam," tegasnya.
Sementara itu Sripeni Inten Cahyani selaku Tenaga Ahli Menteri ESDM menyampaikan bahwa mekanisme penyaluran klaim insentif selama 14 hari menjadi salah satu faktor realisasi program konversi motor listrik berjalan lambat.
Karenanya mereka tengah melobi lembaga keuangan seperti Himbara (himpunan bank milik negara) guna memperoleh akses dana talangan dan kredit modal
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
06 November 2024, 20:04 WIB
06 November 2024, 11:00 WIB
10 Oktober 2024, 21:00 WIB
10 Oktober 2024, 12:00 WIB
06 Oktober 2024, 19:49 WIB
Terkini
21 November 2024, 19:00 WIB
Indomobil Group baru saja menjalin kerja sama untuk menyediakan berbagai mobil listrik bagi PLN Icon Plus
21 November 2024, 18:00 WIB
Federal Oil menyambut kedatangan pembalap baru di tim Gresini Racing untuk beraksi di musim balap MotoGP 2025
21 November 2024, 17:00 WIB
Begini tampilan mobil konsep Toyota bZ7 yang debut di China, penggerak sampai baterainya disuplai oleh BYD
21 November 2024, 16:00 WIB
Jadi sasaran sejumlah manufaktur otomotif China, Neta mengungkapkan mengapa area Pluit terbilang potensial
21 November 2024, 15:00 WIB
Punya kapasitas baterai lebih besar dari saudaranya Kia EV9, Hyundai Ioniq 9 tawarkan daya jelajah 620 km
21 November 2024, 14:00 WIB
Menjangkau konsumen di kawasan Jakarta Utara, berikut fasilitas yang ditawarkan diler baru Neta di Pluit
21 November 2024, 13:22 WIB
New Hyundai Tucson akhirnya diluncurkan buat pasar Indonesia, mobil tersebut dijual mulai Rp 632 jutaan
21 November 2024, 12:00 WIB
Pemerintah meminta agar perbaikan tol dikebut dan harus selesai sebelum periode libur Natal dan tahun baru