Konversi Motor Listrik Belum Seksi di Mata Konsumen

TRENOTO – Kendaraan roda dua merupakan moda transportasi favorit untuk mobilitas masyarakat. Namun di masa transisi menuju era elektrifikasi nyatanya masih belum banyak pengguna motor konvensional yang beralih ke motor ramah lingkungan.

Selain membeli unit motor listrik baru sebenarnya ada opsi lain yakni konversi motor listrik, harapannya bisa memudahkan masyarakat yang sudah memiliki motor namun tidak ingin membeli baru atau terbiasa dengan model kesukaannya.

Hanya saja masih ada beberapa kendala dihadapi dalam proses konversi. Hal ini sebelumnya disampaikan oleh Anugraha D, Direktur Eksekutif AEML (Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik).

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya telah melakukan diskusi bersama pihak ESDM bahwa biaya konversi mencapai Rp17 juta, namun dipotong insentif Rp7 juta sehingga calon konsumen hanya perlu membayar Rp10 juta.

Photo : Istimewa

Angka tersebut menurutnya masih belum cukup jadi pertimbangan untuk para konsumen dan mungkin lebih memilih membeli motor baru ketimbang menghabiskan Rp10 juta untuk konversi motor konvensional.

“Di angka Rp10 juta kalau bicara perbandingan dengan motor-motor ICE (internal combustion engine/mesin bensin) itu mungkin belum bisa men-trigger keputusan dari masyarakat,” ucapnya kepada media di Jakarta Pusat, Senin (24/7).

Baca Juga : Update Daftar 24 Bengkel Konversi Motor Listrik Tersertifikasi

Kendala lain kembali pada ekosistem kendaraan listrik Menurutnya jika tidak ada standarisasi baterai untuk motor konversi, infrastruktur seperti battery swap station bisa jadi menyulitkan.

Sementara itu, Patrick Adhiatmaja selaku Wakil Ketua Umum AEML bidang Teknis juga menegaskan pentingnya standarisasi agar tidak menyulitkan masyarakat ke depannya dan perlu didukung karena jadi salah satu upaya percepatan adopsi kendaraan listrik.