Harga Mobil Hybrid November 2025, Starray EM-i Jadi PHEV Termurah
03 November 2025, 10:00 WIB
Menurut Suzuki melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika membawa dua sisi berbeda bagi mereka
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah. Pada Selasa (22/04) sore menyentuh angka Rp 16.859 per dolar.
Angka tersebut turun 53 poin atau minus 0,32 persen jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
SIS (Suzuki Indomobil Sales) melihat kondisi ini seperti pedang bermata dua. Pertama mereka merasa hal tersebut menyulitkan.
“Kalau berlangsung lama tentu akan ada dampak-dampak setelahnya yang kami perlu pelajari lebih lanjut,” ungkap Dony Saputra, Deputy Managing Director 4W SIS ketika ditemui di Karawang, Selasa (22/04).
Dony menjelaskan bahwa meski Suzuki 80 persen penjualan mereka produk lokal. Namun masih ada sejumlah komponen yang dibawa dari luar negeri.
Oleh sebab itu melemahnya rupiah terhadap dolar yang sudah berlangsung sejak awal bulan tentu akan menyulitkan pabrikan asal Jepang tersebut.
“Apakah ini berdampak terhadap biaya produksi atau tidak? Apakah nanti juga akan mengerek biaya distribusi atau tidak? Nanti kami harus liat,” lanjut Dony.
Kendati demikian melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga disebut-sebut membawa keuntungan bagi Suzuki Indomobil Sales.
“Di sisi lain kami juga pelaku ekspor, dengan kondisi seperti ini justru mendorong revenue Suzuki untuk tumbuh dan lebih tinggi,” tutur dia.
Dengan begitu kondisi yang sedang berlangsung sekarang ini, malah memberikan berkah tersendiri. Jadi dapat menghadirkan angin segar untuk mereka.
Sebagai informasi, Suzuki mengapalkan beberapa produk ke sejumlah negara. Ambil contoh ke Meksiko dan sekitarnya untuk XL7, Ertiga sampai Carry.
Jadi melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat justru membuat pendapatan mereka bertambah beberapa waktu belakangan.
“Ini juga mendorong pertumbuhan penerimaan atau revenue kami berkaitan dengan ekspor yang kita lakukan,” Dony menegaskan.
Sekadar mengingatkan jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah bakal membawa banyak dampak bagi industri otomotif nasional.
Seperti contoh kenaikan harga mobil maupun motor baru. Sebab para manufaktur harus menyesuaikan dengan biaya produksi.
Jika hal tersebut terus terjadi maka daya beli masyarakat dapat menurun juga. Sehingga penjualan kendaraan roda empat maupun dua bisa kurang maksimal di 2025.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
03 November 2025, 10:00 WIB
25 Oktober 2025, 07:00 WIB
21 Oktober 2025, 10:00 WIB
20 Oktober 2025, 16:19 WIB
20 Oktober 2025, 13:00 WIB
Terkini
03 November 2025, 19:00 WIB
Kembaran dari Toyota bZ3X, GAC Aion i60 disinyalir meluncur tahun ini dalam opsi teknologi EREV serta EV
03 November 2025, 18:00 WIB
Jetour perluas jangkauan pasarnya ke daerah luar Ibu Kota salah satunya Bekasi, sebut minat konsumen tinggi
03 November 2025, 17:20 WIB
Kemenperin meminta klarifikasi kepada Michelin setelah ada kabar PHK massal kepada karyawan mereka di Cikarang
03 November 2025, 16:00 WIB
Dengan wacana investasi Rp 5 triliun, pabrik mandiri Chery bakal dibangun mulai tahun ini di Indonesia
03 November 2025, 14:58 WIB
Mario Aji berjanji tampil lebih baik pada kompetisi tahun keduanya di ajang GP Moto2, ia bertekad memberikan yang terbaik
03 November 2025, 14:28 WIB
Binaan Astra Honda Motor (AHM) Veda dan Rama selalu diperhatikan perkembangan kemampuan balapnya oleh Juan Olive Marquez
03 November 2025, 14:11 WIB
Harga Jaecoo J5 EV termurah mulai Rp 249,9 jutaan saja, namun berlaku hanya untuk 1.000 konsumen pertama
03 November 2025, 13:11 WIB
Di tengah cuaca ekstrem seperti sekarang, pengendara wajib berhati-hati agar terhindar dari pohon tumbang