Alasan Wuling Cloud EV Hanya Satu Varian, Sudah Cocok Buat Harian
04 Mei 2024, 10:02 WIB
Era mobil listrik akan jadi ancaman bagi sejumlah produsen komponen kendaraan, termasuk aki karena kehilangan pasar
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Produsen aki mulai mengkhawatirkan perkembangan mobil listrik di Tanah Air. Pasalnya, kehadiran mobil listrik di Indonesia berpotensi membuat usia pakai aki menjadi terlalu panjang dan menurunkan permintaan dari masyarakat.
Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Hadi, Direktur PT Wacana Prima Sentosa di sela-sela peluncuran aki Massiv Thunder. Menurutnya, dengan usia pakai yang terlalu panjang maka dapat mengganggu produksi aki secara keseluruhan,
“Dalam jangka panjang, mobil listrik akan jadi ancaman untuk industri aki. Karena bila usia aki bertambah panjang maka permintaan penggantian akan menurun sementara produksi masih sama jumlahnya. Dalam jangka panjang, ini akan menjadi masalah,” ungkapnya.
Menurutnya, aki pada mobil listrik hanya digunakan saat menyalakan mobil pertama kali sementara sistem kelistrikan menggunakan daya dari sumber lain. Akibatnya, beban yang ditopang aki terlalu ringan dan membuatnya menjadi jauh lebih awet dibandingkan pada mobil konvensional.
Bila usia aki pada mobil konvensional biasanya 1.5 tahun, maka di mobil listrik bisa meningkat hingga 3 tahun. Panjangnya usia pemakaian membuat permintaan penggantian akan berkurang drastis dan industri aki kehilangan pasar. Bila benar terjadi, bukan tidak mungkin pabrik akan tutup hingga terjadi PHK besar-besaran.
“Kami sudah sampaikan kepada principal tentang kondisinya. Tentu semua harus dipantau apakah mobil listrik ke depannya akan booming atau tidak. Karena semua tergantung APM, infrastruktur dan selera masyarakat,” tambahnya.
Pemerintah sendiri memang cukup serius dalam mengembangkan pasar mobil listrik di Tanah Air. Beragam cara sudah dilakukan mulai dari keringanan pajak hingga terus membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai daerah.
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga September 2021 jumlah SPKLU telah mencapai 187 unit. Dari jumlah tersebut, Jakarta menjadi wilayah yang memiliki SPKLU terbanyak yaitu 83 unit, kemudian Jawa Barat 29 unit, Jawa Tengah dan Yogyakarta 18 unit, Banten 15 unit, jawa Timur, bali dan NTB sebanyak 29 unit serta sisanya tersebar di Sumatera dan Sulawesi.
Jumlah tersebut pun dipastikan akan terus bertambah untuk mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang diinginkan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 Mei 2024, 10:02 WIB
03 Mei 2024, 20:00 WIB
03 Mei 2024, 20:00 WIB
03 Mei 2024, 17:23 WIB
03 Mei 2024, 13:44 WIB
Terkini
04 Mei 2024, 10:02 WIB
Dikatakan salah satu alasan Wuling Cloud EV dipasarkan dalam satu varian karena sesuai kebutuhan konsumen
04 Mei 2024, 09:58 WIB
Presiden Jokowi menyebut para menterinya masih membahas aturan mengenai subsidi mobil hybrid buat masyarakat
03 Mei 2024, 22:00 WIB
Gesits dan Hyundai Kefico melakukan kerja sama untuk membuat dua motor listrik baru di pasar Indonesia
03 Mei 2024, 21:00 WIB
Yamaha Freego kini punya kelir baru yaitu Black Magma dan Silver untuk menambah pilihan masyarakat Indonesia
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Berlaku selama pameran berlangsung, berikut promo Neta di PEVS 2024 termasuk saldo PLN Mobile Rp 2,5 juta
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Jokowi optimis jadi pemain utama pasar EV dunia karena memiliki potensi yang besar dibanding negara lain
03 Mei 2024, 19:32 WIB
Menurut Volta salah satu alasan motor listrik subsidi sepi peminat karena kurang edukasi serta proses rumit
03 Mei 2024, 19:00 WIB
Dukung ekosistem kendaraan listrik, Jokowi sebut pabrik baterai di Indonesia mulai produksi bulan depan