Aprilia Buka Suara soal Kontrak Jorge Martin, Siap ke Pengadilan
30 Juni 2025, 14:17 WIB
Nissan, Honda dan Mitsubishi sepakat untuk mempertimbangkan merger guna memperkuat posisinya di otomotif global
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Nissan, Honda dan Mitsubishi resmi mengumumkan rencana merger. Para pemimpin perusahaan tersebut menyampaikan bahwa penandatanganan nota kesepahaman sudah dilakukan.
Hal ini tentunya sangat menarik karena dengan merger mereka berpotensi menjadi perusahaan mobil terbesar ketiga di dunia.
Toshihiro Mibe, Presiden Honda mengungkap bahwa ketiganya akan berusaha menyatukan operasi mereka dalam sebuah perusahaan induk. Honda bakal memimpin manajemen baru serta mempertahankan prinsip dan merek masing-masing.
Hanya saja masing-masing merek bakal berbagi platform dan mesin. Dengan ini maka biaya pengembangan kendaraan bisa menjadi lebih kompetitif.
Perjanjian merger secara resmi nantinya akan dilakukan pada Juni 2025 dan perusahaan induk bakal didaftarkan ke Bursa Efek Tokyo di Agustus 2026. Meski demikian rencana tersebut masih bisa batal.
“Saat ini ada beberapa hal yang harus dipelajari. Terus terang, kemungkinan rencana batal tidaklah nol,” ungkap Toshihiro Mibe dilansir APNews (23/12).
Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa penggabungan perusahaan mempu memberikan nilai sangat tinggi, sekitar US$ 50 miliar.
Perlu diketahui bahwa saat ini Nissan berada dalam kondisi yang cukup sulit sehingga harus mengambil langkah berat. Salah satunya adalah dengan memecat 9.000 karyawannya di seluruh dunia hingga mengurangi kapasitas produksinya.
Tak hanya itu, mereka juga akan menunda peluncuran beberapa model baru sehingga berpotensi membuat kondisinya makin tertekan.
Sebelumnya diberitakan bahwa Carlos Ghosn, mantan CEO Nissan mengungkap apa yang dilakukan perusahaan Jepang tersebut adalah sebuah langkah putus asa. Pasalnya Nissan dan Honda memiliki banyak kesamaan sehingga merger antara keduanya bakal sangat sulit.
"Ini adalah langkah putus asa buat Nissan. Sinergi antara keduanya akan sulit karena mereka di pasar yang sama,” ungkap Carlos Ghosn di Bloomberg Television beberapa waktu lalu.
Ia pun menilai bahwa merger ketiga perusahaan merupakan hasil tekanan dari Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) atau Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Menurutnya lembaga itu memiliki pengaruh sangat besar terhadap industri di negara tersebut.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Juni 2025, 14:17 WIB
29 Juni 2025, 21:00 WIB
27 Juni 2025, 09:00 WIB
23 Juni 2025, 13:00 WIB
20 Juni 2025, 17:00 WIB
Terkini
01 Juli 2025, 22:08 WIB
Gugatan BMW yang diajukan untuk BYD ke pengadilan pada Februari 2025 telah ditolak, berikut alasannya
01 Juli 2025, 21:25 WIB
Menurut Jaecoo perang harga mobil Cina wajar dilakukan, asal tetap memberikan value lebih kepada para konsumen
01 Juli 2025, 20:08 WIB
MotoGP Malaysia 2025 menargetkan bisa menarik 13 ribu penonton asal Indonesia atau dari tahun sebelumnya
01 Juli 2025, 19:00 WIB
Ground Zero meluncurkan tiga produk baru untuk merayakan hari jadi mereka yang ke-30, dijual secara terbatas
01 Juli 2025, 18:00 WIB
Kepulauan Riau gelar pemutihan pajak kendaraan bermotor untuk mudahkan warganya menjalankan kewajiban
01 Juli 2025, 17:09 WIB
Pengunjung Jakarta Fair 2025 yang beruntung dan kreatf berhasil memenangkan 1 unit mobil listrik VinFast
01 Juli 2025, 15:18 WIB
Banyak penumpang merasa lebih mual saat berkendara di mobil listrik ketimbang ICE, berikut penjelasannya
01 Juli 2025, 14:18 WIB
Dyandra Promosindo perkenalkan logo baru, siap hadirkan pameran otomotif IIMS 2026 di Februari tahun depan