Pertamina Fastron Jinakkan Mesin Mobil Drifting di Sentul
30 April 2024, 08:00 WIB
Mengenal Istilah Churning pada oli mobil yang berisiko membuat mesin menjadi lebih panas mengurangi efisiensi
Oleh Denny Basudewa
TRENOTO – Mesin mobil mengandalkan pelumas untuk bisa bekerja secara optimal. Oleh karena itu, penggantian oli dengan tepat waktu dibutuhkan guna mengurangi berbagai risiko.
Mengganti oli sendiri tidak bisa sembarangan. Selain memperhatikan kualitas dan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, volumenya juga patut mendapat perhatian.
Saat melakukan penggatian pemilik mobil harus teliti dengan jumlah pelumas nan diperlukan oleh mesin. Jumlahnya harus presisi karena tidak diperbolehkan kurang atau lebih.
Apabila volume oli dimasukkan ke dalam mesin berlebihan, maka akan terjadi churning. Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengenal istilah churning pada mesin mobil.
“Pelumas yang berlebih akan menghasilkan fenomena Churning. Kondisi ini membuat mesin harus bekerja lebih keras lagi dan seringkali muncul gelembung udara,” kata Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL).
Lebih lanjut dikatakan bahwa gelembung udara pada mesin akan menurunkan kemampuan oli. Fungsinya untuk melumasi mesin akan berkurang, termasuk kinerja pompa oli.
Baca juga : Mengenal Perbedaan Oli Sintetis dan Mineral yang Bikin Mesin Awet
Intinya pelumas tidak bisa bekerja secara maksimal dan mesin akan mendapat masalah di masa mendatang. Adapun mesin akan lebih panas, efisiensi berkurang dan masa pakai semakin pendek.
Selain volume yang berlebih, apabila kurang juga berpotensi mendatangkan masalah pada mesin. Kondisi ini bisa memberikan risiko lebih besar lagi pada jantung mekanis kendaraan.
“Jika kurang oli maka lebih fatal karena suara mesin akan terdengar lebih kasar akibat gesekan antar komponen. Suhu pelumas akan semakin panas dan menyebabkan oksidasi,” jelasnya kemudian.
Kondisi di atas disebutkan jika dibiarkan akan menjadi lumpur (sludge) dan menyebabkan keausan pada bagian metal. Jika semakin parah maka bisa menyebabkan engine jammed alias mogok.
Untuk pengisian oli secara manual atau melakukannya di rumah, patokannya bisa mengandalkan dipstick. Alat tersebut terdapat tanda F (Full) dan E (Empty) sebagai alat ukurnya.
Sebaiknya jika konsumen mengganti pelumas mesin sendiri alias tidak ke bengkel, harap periksa dua indikator tersebut di atas. Disarankan agar oli tidak melebihi huruf F dan E tentunya.
“Biasakan untuk mengecek dipstick pelumas mesin setiap minggu secara berkala atau setelah melakukan perjalanan jauh. Demi menghindari kerusakan serta mesin menjadi lebih awet,” tutur Brahma kemudian.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
30 April 2024, 08:00 WIB
22 November 2023, 15:59 WIB
28 Agustus 2023, 14:31 WIB
14 Agustus 2023, 19:13 WIB
30 Juni 2023, 09:00 WIB
Terkini
03 Mei 2024, 22:00 WIB
Gesits dan Hyundai Kefico melakukan kerja sama untuk membuat dua motor listrik baru di pasar Indonesia
03 Mei 2024, 21:00 WIB
Yamaha Freego kini punya kelir baru yaitu Black Magma dan Silver untuk menambah pilihan masyarakat Indonesia
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Berlaku selama pameran berlangsung, berikut promo Neta di PEVS 2024 termasuk saldo PLN Mobile Rp 2,5 juta
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Jokowi optimis jadi pemain utama pasar EV dunia karena memiliki potensi yang besar dibanding negara lain
03 Mei 2024, 19:32 WIB
Menurut Volta salah satu alasan motor listrik subsidi sepi peminat karena kurang edukasi serta proses rumit
03 Mei 2024, 19:00 WIB
Dukung ekosistem kendaraan listrik, Jokowi sebut pabrik baterai di Indonesia mulai produksi bulan depan
03 Mei 2024, 17:23 WIB
Hadir meramaikan pameran, berikut pilihan mobil listrik murah di PEVS 2024 dengan harga mulai Rp 100 jutaan
03 Mei 2024, 15:00 WIB
Koleksi mobil Askolani, Dirjen Bea Cukai yang mempunyai harta Rp 51 Miliar menjadi sorotan masyarakat