Pemerintah Cina Mulai Gerah dengan Perang Harga Para Pabrikan
05 Juni 2025, 22:00 WIB
Menurut Erick Thohir kepergian konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG tidak bakal berdampak banyak
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Keputusan mengejutkan dibuat konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG . Mereka membatalkan investasi untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia.
Namun langkah tersebut diyakini tidak membawa banyak dampak bagi perkembangan ekosistem EV (Kendaraan Listrik) di sini.
“Ya tentu keputusan LG tidak mengurangi percepatan kami mendorong pembangunan rantai pasok yang menguntungkan ekosistem di Indonesia,” ucap Erick Thohir , Menteri BUMN di Antara, Selasa (22/04).
Menurut Erick, hal itu disebabkan kolaborasi pembangunan ekosistem baterai mobil listrik dengan Volkswagen, CBL China hingga Ford masih berjalan.
Sehingga keputusan LG untuk angkat koper dari Tanah Air tidak akan membawa dampak negatif bagi perkembangan EV.
“Tinggal lahan yang memang tadinya Korea Selatan berkenan, kami bisa menawarkan lagi kepada berbagai pihak,” lanjut dia.
Erick bahkan menyebutkan kalau ada beberapa negara potensial untuk diajak bekerja sama. Sebut saja seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Jepang sampai Amerika Serikat.
“Kita tentu membuka luas kerja yang sama dengan Amerika Serikat, apalagi sedang ada pembicaraan bagaimana hubungan dagang Indonesia-Amerika,” tutur Erick Thohir.
Kemudian salah satu pembantu Presiden Prabowo Subianto tersebut menjelaskan bahwa, kepergian LG membuka banyak peluang.
Sekadar mengingatkan, konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG telah memutuskan menarik proyek senilai 11 triliun won atau Rp 130,7 triliun.
Uang di atas direncanakan akan digunakan untuk membangun rantai pasok baterai EV di dalam negeri.
Konsorsium itu meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra-mitra lainnya.
Mereka bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sejumlah perusahaan milik negara untuk membangun rantai pasokan baterai mobil listrik.
Namun mereka menilai adanya perubahan dalam lanskap industri, terlebih adanya perlambatan permintaan EV secara global.
" Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution dikutip dari Antara (22/04).
Kendati demikian, mereka terus melanjutkan sejumlah bisnis yang ada di Indonesia. Ambil contoh pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power).
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
05 Juni 2025, 22:00 WIB
05 Juni 2025, 21:02 WIB
05 Juni 2025, 19:35 WIB
05 Juni 2025, 15:11 WIB
05 Juni 2025, 14:00 WIB
Terkini
06 Juni 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta hari ini ditiadakan karena sedang masa libur Idul Adha sehingga memudahkan warga beraktvitas
05 Juni 2025, 22:30 WIB
Marc Marquez berpotensi menjadi hambatan dalam usaha kebangkitan Francesco Bagnaia di MotoGP Aragon 2025
05 Juni 2025, 22:00 WIB
Pemerintah Cina meminta agar para produsen mobil tidak melakukan perang harga dan bersaing secara sehat
05 Juni 2025, 21:02 WIB
Perusahaan Cina dan Eropa diklaim banyak yang tertarik untuk membangun SPKLU di Indonesia namun terhambat regulasi
05 Juni 2025, 20:08 WIB
Permintaan motor bebek Yamaha di Sulawesi Selatan terbilang masih tinggi karena dikenal tangguh di pegunungan
05 Juni 2025, 19:35 WIB
Berikut KatadataOTO rangkum komparasi spesifikasi dua mobil listrik Denza D9 serta Xpeng X9 di Indonesia
05 Juni 2025, 17:00 WIB
Kejar target Net Zero Emision di 2060, DPR ingin pemerintah tinjau lagi aturan pembatasan usia kendaraan
05 Juni 2025, 16:01 WIB
Toyota Fortuner Hybrid mulai ditawarkan di India bersamaan Legender dengan harga mulai Rp 800 jutaan