Pengembangan Mobil Balap Lamborghini Pakai Oli Pertamina Fastron
19 Juli 2025, 09:00 WIB
Lamborghini berharap mobil berbahan bakar minyak tetap bertahan setidaknya hingga akhir dekade mendatang
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Meski penjualan mobil listrik secara global sudah semakin besar, Lamborghini berharap mobil berbahan bakar minyak tetap bertahan. Upaya tersebut akan mereka lakukan agar setidaknya mobil berteknologi konvensional bisa bertahan hingga akhir dekade.
Era mobil listrik belakangan ini memang sudah semakin nyata kehadirannya. Terbukti dengan tingginya penjualan kendaraan listrik di dunia. Sepanjang 2021 saja, mobil listrik sudah terjual lebih dari 6.5 juta unit.
Dari jumlah tersebut, Tesla Model 3 berhasil menjadi mobil listrik terlaris di dunia sepanjang tahun lalu. Kemudian posisi kedua direbut oleh Wuling Hongguang Mini EV serta Tesla Model Y di posisi ketiga.
Banyaknya mobil listrik yang terjual dikabarkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak, aturan emisi kendaraan hingga semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang emisi gas buang.
Ketiga faktor berhasil membuat penjualan mobil listrik di dunia meningkat cukup tinggi, khususnya di China. Negara Tirai Bambu berhasil menjadi negara dengan penjualan mobil listrik tertinggi di dunia.
Era mobil listrik sebenarnya juga disambut oleh Lamborghini, namun mereka ingin agar mobil berbahan bakar minyak masih bisa bertahan. Tentunya, beragam cara akan dilakukan agar cita-cita terwujud.
“Setelah hibridasi, kami akan menunggu untuk melihat apakah mungkin untuk menawarkan kendaraan bermesin pembakaran internal setelah 2030. Satu kemungkinan menjaga kendaraan bermesin pemabakaran tetap hidup melalui bahan bakar sintesis,” ungkap Stephan Winkelmann, Chief Executive Lamborghini.
Meski ingin mempertahankan mobil bermesin konvensional, Ia mengaku bahwa pihaknya tengah mengembangkan mobil listrik sebagai salah satu modelnya. Rencananya, mobil hasil pengembangannya akan diluncurkan pada akhir dekade ini.
Rencana peluncuran tersebut lebih lambat dari rencana awal yang akan dilakukan pada awal dekade. Keterlambatan diyakini merupakan langkah hati-hati Lamborghini dalam mengembangkan teknologi mobil mereka.
Tentu langkah tersebut terbilang bijak karena pengembangan yang dilakukan tidak boleh keluar dari karakter kendaraan mereka selama ini. Bagaimana pun, konsumen akan mengharapkan perfoma maksimal dari mobilnya.
Kebijakan Lamborghini serupa dengan apa yang sudah dilakukan beberapa kompetitornya seperti Ferrari, Aston Martin, Lagonda dan McLaren. Mereka dikabarkan tengah mengembangkan mobil listrik namun tetap fokus pada perfoma kendaraan, sesuai karakter berkendaranya masing-masing.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
19 Juli 2025, 09:00 WIB
04 Juli 2025, 11:41 WIB
31 Mei 2025, 17:00 WIB
07 Mei 2025, 22:30 WIB
02 Mei 2025, 22:00 WIB
Terkini
18 Agustus 2025, 11:00 WIB
Mencuci helm premium ternyata tidak bisa sembarangan, terdapat beberapa perlakuan yang harus diperhatikan
18 Agustus 2025, 09:01 WIB
Wheelie Fun Bike ciptakan sepeda listrik dengan fungsi unik
18 Agustus 2025, 09:00 WIB
Harga mobil hybrid per Agustus 2025 relatif stabil, ada beberapa pendatang baru yang melantai di GIIAS 2025
18 Agustus 2025, 07:00 WIB
Penjualan Daihatsu Juli 2025 mengalami kenaikan hingga buat perusahaan jadi yang terlaris kedua di Indonesia
17 Agustus 2025, 20:00 WIB
Marc Marquez catatkan kemenangan ke-1.000 di Sirkuit Red Bull Ring, berikut hasil MotoGP Austria 2025
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap pemerintah beri insentif untuk industri otomotif agar tidak tersaingi oleh Malaysia
17 Agustus 2025, 15:00 WIB
Sepanjang Agustus 2025 ada diskon motor matic Honda yang dapat dimanfaatkan, seperti untuk pembelian Beat
17 Agustus 2025, 13:00 WIB
Jenis oli mobil yang dipasarkan di Indonesia beragam merek dan jenisnya sehingga konsumen wajib tahu