Fungsi ChatGPT Makin Luas, Bisa Temukan Lamborghini yang Hilang
03 September 2025, 07:00 WIB
Pengemudi tidak bisa percaya 100 persen dengan fitur keselamatan mobil, sebab masih ada potensi error
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Saat ini mobil baru yang dipasarkan dibekali berbagai fitur kekinian. Terutama untuk urusan keselamatan produk tersebut.
Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), sudah menjadi fitur lumrah yang dapat ditemui pada kendaraan roda empat anyar.
ADAS pada kendaraan roda empat terdiri dari sejumlah fitur. Ambil contoh Blind Spot Warning (BSW).
Fitur keselamatan tersebut mampu mendeteksi kendaraan atau objek pada titik buta. Sehingga dapat membantu Anda ketika bermanuver.
Lalu masih ada Adaptive Cruise Control (ACC). Berfungsi menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
Kemudian ADAS turut dilengkapi dengan Lane Departure Warning (LDW), berperan mengingatkan pengendara saat mobil keluar dari jalur.
Terakhir fitur keselamatan pada mobil yang kerap ditemukan adalah Automatic Emergency Braking (AEB)
Khusus yang satu ini dapat memberikan peringatan dan mengaktifkan rem secara otomatis, bila mendeteksi potensi tabrakan dengan kendaraan, objek sampai pejalan kaki di depan.
Kendati demikian pengendara tidak bisa bergantung sepenuhnya pada fitur keselamatan mobil.
"Secanggih-canggihnya fitur dan teknologi safety, kontribusi manual serta kemampuan kognitif lebih vital," buka Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) saat ditemui KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Jusri menerangkan kalau kemampuan kognitif manusia meliputi analisa, reaksi, menerjemahkan serta mengeksekusi jauh lebih penting.
Pasalnya jika bergantung pada fitur keselamatan mobil, ada kemungkinan sistem tersebut error.
Sehingga tidak bisa bekerja sesuai kehendak. Potensi paling buruknya adalah terjadi kecelakaan.
"Pertanyaannya apakah kita bisa percaya 100 persen? tentu tidak. (Fitur keselamatan) sebatas notifikasi saja atau memberi peringatan, jadi ketika ada tanda-tanda kita harus langsung ambil alih," Jusri melanjutkan.
Oleh sebab itu pemilik mobil tidak dapat sepenuhnya mengandalkan fitur keselamatan. Skill atau kemampuan mengemudi tetap lebih penting.
Dengan begitu potensi kecelakaan di jalan bisa diminimalisir. Tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
"Jadi kita taruh dia (fitur keselamatan) di mana? Di notifikasi atau reminder warning. Jangan sampai percaya 100 persen," Jusri menegaskan.
Selain itu demi meningkatkan keselamatan, masyarakat juga wajib mengutamakan atitude di jalan.
Tak lupa pengetahuan berkendara yang baik juga mematuhi peraturan yang berlaku. Sehingga bisa semakin selamat ketika memacu mobil di jalan raya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 September 2025, 07:00 WIB
02 September 2025, 09:00 WIB
02 September 2025, 07:00 WIB
01 September 2025, 11:00 WIB
30 Agustus 2025, 19:16 WIB
Terkini
03 September 2025, 09:00 WIB
Meskipun populasi mobil Cina terus menggeliat di Indonesia, namun di pasar mobkas kondisinya berbeda
03 September 2025, 08:00 WIB
Suzuki eVitara mulai diekspor ke beberapa negara eropa dan selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain
03 September 2025, 07:00 WIB
Sebuah Lamborghini Huracan Evo yang hilang selama dua tahun berhasil ditemukan dengan bantuan ChatGPT
03 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 3 September 2025 masih dikawal ketat petugas karena ada demo dari sejumlah elemen masyarakat
03 September 2025, 06:00 WIB
Masyarakat bisa menuju ke Ubertos untuk menemukan salah satu SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini
03 September 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta dapat menjadi alternatif kantor Satpas bagi masyarakat untuk melakukan perpanjangan SIM
02 September 2025, 20:00 WIB
Kuota impor diyakini jadi penyebab langkanya stok BBM di sejumlah SPBU swasta, Shell disebut minta penambahan
02 September 2025, 19:00 WIB
Ketika ingin mengemudikan rantis Brimob, pihak kepolisian tidak boleh asal agar tidak menimbulkan korban