Prediksi Mobil Baru yang Masuk Indonesia di 2026: Bagian 1
27 Desember 2025, 09:00 WIB
Pengemudi tidak bisa percaya 100 persen dengan fitur keselamatan mobil, sebab masih ada potensi error
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Saat ini mobil baru yang dipasarkan dibekali berbagai fitur kekinian. Terutama untuk urusan keselamatan produk tersebut.
Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), sudah menjadi fitur lumrah yang dapat ditemui pada kendaraan roda empat anyar.
ADAS pada kendaraan roda empat terdiri dari sejumlah fitur. Ambil contoh Blind Spot Warning (BSW).
Fitur keselamatan tersebut mampu mendeteksi kendaraan atau objek pada titik buta. Sehingga dapat membantu Anda ketika bermanuver.
Lalu masih ada Adaptive Cruise Control (ACC). Berfungsi menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
Kemudian ADAS turut dilengkapi dengan Lane Departure Warning (LDW), berperan mengingatkan pengendara saat mobil keluar dari jalur.
Terakhir fitur keselamatan pada mobil yang kerap ditemukan adalah Automatic Emergency Braking (AEB)
Khusus yang satu ini dapat memberikan peringatan dan mengaktifkan rem secara otomatis, bila mendeteksi potensi tabrakan dengan kendaraan, objek sampai pejalan kaki di depan.
Kendati demikian pengendara tidak bisa bergantung sepenuhnya pada fitur keselamatan mobil.
"Secanggih-canggihnya fitur dan teknologi safety, kontribusi manual serta kemampuan kognitif lebih vital," buka Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) saat ditemui KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Jusri menerangkan kalau kemampuan kognitif manusia meliputi analisa, reaksi, menerjemahkan serta mengeksekusi jauh lebih penting.
Pasalnya jika bergantung pada fitur keselamatan mobil, ada kemungkinan sistem tersebut error.
Sehingga tidak bisa bekerja sesuai kehendak. Potensi paling buruknya adalah terjadi kecelakaan.
"Pertanyaannya apakah kita bisa percaya 100 persen? tentu tidak. (Fitur keselamatan) sebatas notifikasi saja atau memberi peringatan, jadi ketika ada tanda-tanda kita harus langsung ambil alih," Jusri melanjutkan.
Oleh sebab itu pemilik mobil tidak dapat sepenuhnya mengandalkan fitur keselamatan. Skill atau kemampuan mengemudi tetap lebih penting.
Dengan begitu potensi kecelakaan di jalan bisa diminimalisir. Tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
"Jadi kita taruh dia (fitur keselamatan) di mana? Di notifikasi atau reminder warning. Jangan sampai percaya 100 persen," Jusri menegaskan.
Selain itu demi meningkatkan keselamatan, masyarakat juga wajib mengutamakan atitude di jalan.
Tak lupa pengetahuan berkendara yang baik juga mematuhi peraturan yang berlaku. Sehingga bisa semakin selamat ketika memacu mobil di jalan raya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Desember 2025, 09:00 WIB
27 Desember 2025, 07:00 WIB
26 Desember 2025, 11:00 WIB
26 Desember 2025, 07:00 WIB
23 Desember 2025, 08:00 WIB
Terkini
27 Desember 2025, 19:00 WIB
Homogenisasi mobil Cina dinilai makin marak terjadi, teknologi tinggi tetapi tak sesuai kebutuhan konsumen
27 Desember 2025, 17:00 WIB
Artis Aura Kasih merupakan seorang penyuka otomotif, punya banyak koleksi motor dari Vespa sampai Kawasaki
27 Desember 2025, 13:00 WIB
Kepolisian gandeng joki Puncak untuk bantu atasi kemacetan yang kerap terjadi khususnya di libur panjang
27 Desember 2025, 11:00 WIB
Nantinya truk Cina yang akan digunakan di Indonesia wajib mengikuti aturan yang berlaku seperti laik jalan
27 Desember 2025, 09:00 WIB
Berbagai model mobil baru dari merek seperti Toyota sampai Suzuki siap hadir, mayoritas lini elektrifikasi
27 Desember 2025, 07:00 WIB
VinFast lebih memilih bekerjasama dengan Gotion Indonesia untuk menyediakan baterai EV pada setiap modelnya
26 Desember 2025, 13:00 WIB
BYD jawab kebutuhan pelanggan yang membutuhkan pengisian daya super cepat saat melakukan perjalanan jarak jauh
26 Desember 2025, 11:00 WIB
Menurut Yamaha membeli motor baru menjadi opsi lebih ramah di kantong saat kondisi ekonomi sedang sulit