Varian Hyundai Kona Dipangkas di 2026, Sisa Tipe Terendah
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
Gempuran mobil listrik China dengan banderol terjangkau disebut sebagai tantangan tersulit buat Tesla
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Produsen otomotif China menawarkan beragam lini kendaraan listrik. Selain banyak model harga juga bervariasi dari kelas entry level sampai mobil mewah.
Bahkan di Indonesia sendiri mobil listrik China sudah mulai meramaikan pasar. Sebut saja Wuling Air ev yang jadi salah satu pionir, menawarkan EV seharga Rp200 jutaan buat varian terendah.
Mendapatkan respon positif karena terjangkau kemudian mendapatkan subsidi PPn dari pemerintah.
Tidak hanya di Tanah Air mobil listrik China juga jadi kompetitor buat produsen secara global. Elon Musk, CEO Tesla menyebut hal itu sebagai tantangan untuk semua pabrikan termasuk Tesla.
Lini kendaraan elektrifikasi China baik hybrid maupun full BEV (battery electric vehicle) digadang menyabet merek EV terlaris 2023, rebut titel milik Tesla.
“China sangat bagus dalam memanufaktur dan etos kerja mereka luar biasa. Jika kita bicara soal pesaing Tesla, kita menganggap China sebagai yang paling kompetitif,” ucap Elon saat acara New York Times DealBook Summit, dikutip Drive, Senin (11/12).
Elon mengatakan bahwa ini harus jadi perhatian buat semua pabrikan mobil terkhusus EV.
BYD yang jadi satu dari sekian rival Tesla sudah memproduksi sekitar 6 juta kendaraan per November 2023. Sementara Tesla di September 2023 baru mencapai angka 5 juta unit.
Meski belum jualan di Amerika Serikat, BYD sudah memproduksi hampir 2.5 juta unit kendaraan listrik murni dan hybrid menjelang akhir 2023 menyalip Tesla, belum mencapai target 1.8 juta unit.
Andy Palmer, chairman startup Brill Power yang merupakan developer hardware serta software sistem manajemen baterai EV menyebut gempuran mobil listrik China mendorong produsen untuk menekan harga produksi dan banderol akhir kendaraan.
“Produsen sekarang hanya melihat ke arah mobil listrik murah karena tahu cepat atau lambat akan dikalahkan oleh manufaktur asal China,” ungkap Andy dikutip dari Reuters.
Beragam hal dilakukan mulai dari kerja sama dengan supplier asal China sampai mengembangkan material baterai lebih murah guna menekan banderol EV,
Di Indonesia, Hyundai juga mulai mengarah ke sana. Pabrik asal Korea Selatan itu mendirikan pabrik baterai bersama LG Energy Solutions sehingga mempermudah proses perakitan lokal.
Franciscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer PT HMID (Hyundai Motors Indonesia) juga sempat membeberkan model Hyundai selanjutnya sasar segmen di bawah Ioniq 5, tentu dengan harga lebih murah.
“Kami sudah mendapatkan wawasan mengenai preferensi konsumen mobil listrik di Indonesia. Terkait model serta harga akan kami informasikan lebih lanjut,” ungkap Frans.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
01 Oktober 2025, 16:00 WIB
01 Oktober 2025, 13:00 WIB
30 September 2025, 17:30 WIB
26 September 2025, 17:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Honda hadirkan seluruh line up mobil hybrid di GIIAS 2025 termasuk Step Wgn yang baru meluncur di Indonesia
02 Oktober 2025, 07:00 WIB
Vivo dan BP batal beli BBM dari Pertamina karena adanya kandungan etanol pada base feul BBM yang ditawarkan
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ada persyaratan dokumen yang perlu disiapkan oleh pemohon jika ingin memanfaatkan SIM keliling Jakarta
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 2 Oktober 2025 bakal diawasi ketat menggunakan kamera ETLE di berbagai lokasi utama
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Pasar Modern Batununggal menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi untuk melayani warga
01 Oktober 2025, 22:00 WIB
Misi besar Marc Marquez dalam mematahkan kutukan ketika berlaga di MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti
01 Oktober 2025, 21:30 WIB
Ratusan teknisi adu mekanik di Chery Technician Skill Contest 2025 yang diselenggaran untuk tingkatkan kualitas
01 Oktober 2025, 21:00 WIB
Asisten Darurat hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna kendaraan yang tengah road trip