Konsumen Mobil Baru Asal Cina Masih akan Dihantui Satu Perkara
28 Mei 2025, 19:00 WIB
Produsen mobil mewah asal Eropa tidak siap hadapi transisi elektrifikasi, lakukan banyak pengurangan pegawai
Oleh Serafina Ophelia
Sementara itu, tahun lalu Volkswagen turut mengambil langkah serupa. Rencananya akan ada lebih dari 35.000 pekerja di Jerman dirumahkan per 2030.
Sekadar informasi, berbagai merek lain seperti Tesla, Ford serta Mercedes-Benz turut mengalami tekanan dari gempuran mobil listrik Cina.
Pada hasil riset terbaru dari IMD FRI (Future Readiness Indicator) Automotive 2025, posisi Tesla sebagai produsen otomotif terinovatif sejak 2019 harus digeser oleh BYD.
Merek besutan Elon Musk itu dikepung brand Cina lain yaitu Li Auto dan Geely. Entitas lain dinilai kurang responsif di tengah gejolak pasar otomotif.
“VW dan Stellantis tak cukup gesit mengantisipasi perubahan industri otomotif global,” kata Howard Yu, Profesor Manajemen dan Inovasi serta Direktur Pusat Kesiapan Masa Depan IMD dalam keterangan resminya.
Faktor yang membuat merek Cina unggul adalah gencarnya ekspansi teknologi dan perluasan jaringan pabrik, tersebar di negara global.
Kemudian langkah pengembangan mobilnya cenderung berbeda dari merek lain. Karena difokuskan pada software serta integrasi digital.
Hal tersebut memudahkan konsumen dalam berbagai hal. Misal, beberapa mobil Cina tak mewajibkan pelanggan membawa kendaraannya ke bengkel apabila ada komponen yang perlu diperbarui.
Sebab dapat dilakukan secara OTA alias Over The Air. Manufaktur cukup melakukan pembaruan software, seperti untuk pengaturan suspensi dan fitur keamanan.
Di Indonesia, merek Cina kerap menghadirkan inovasi guna memikat konsumen. Terbarunya adalah menghadirkan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dengan harga murah.
Perlu diketahui, sebelum ada Tiggo 8 CSH (Chery Super Hybrid) atau PHEV versi Chery, PHEV di RI dilego mulai Rp 1 miliar ke atas.
Sementara Chery memboyong PHEV mereka dengan harga 499 jutaan khusus 1.000 pembeli pertama, dari harga normal Rp 519 jutaan.
Brand ternama lain seperti BYD (Build Your Dreams) yang disebut sebagai pelopor PHEV, juga berpeluang menghadirkan teknologi mereka yaitu DM-i di masa mendatang.
Sub merek mewah BYD, Denza disebut berhasil menggebrak pasar karena menghadirkan D9, MPV (Multi Purpose Vehicle) bertenaga listrik mewah seharga Rp 950 jutaan.
Buat perbandingan, kompetitor Denza D9 seperti Toyota Alphard dan Vellfire HEV (Hybrid Electric Vehicle) dijual Rp 1,7 miliar ke atas.
Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian banyak produsen lain, apabila ingin bersaing menghadapi gempuran produk Tiongkok.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
28 Mei 2025, 19:00 WIB
28 Mei 2025, 07:00 WIB
27 Mei 2025, 22:00 WIB
27 Mei 2025, 21:10 WIB
27 Mei 2025, 18:00 WIB
Terkini
28 Mei 2025, 19:00 WIB
Walaupun jadi sorotan di berbagai negara, produsen mobil Cina masih punya satu tantangan di pasar otomotif
28 Mei 2025, 18:00 WIB
Harga Jaecoo J7 dan J8 disebut-sebut segera diumumkan, sebelum gelaran GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang
28 Mei 2025, 17:00 WIB
Suzuki Fronx hadir dengan fitur keselamatan lengkap untuk memberi ketenangan lebih kepada para pelanggan
28 Mei 2025, 16:00 WIB
DLH DKI Jakarta mengungkapkan, baru delapan persen kendaraan di Ibu Kota yang melakukan uji emisi di 2024
28 Mei 2025, 15:24 WIB
Diler pertama Jaecoo di Indonesia resmi dibuka, bertempat di Puri Indah Auto Center, Kembangan Selatan
28 Mei 2025, 14:00 WIB
Dengan kapasitas pabrik yang dinilai mumpuni, Wamenperin singgung Suzuki ikut pembuatan mobil nasional
28 Mei 2025, 13:00 WIB
Ganjil genap Puncak digelar lebih awal dan lama dibanding biasanya untuk menyambut libur panjang Kenaikana Yesus Kristus
28 Mei 2025, 12:13 WIB
Model terbaru dari PT SIS yakni Suzuki Fronx resmi meluncur di Indonesia hari ini, simak varian dan harganya