Peran Besar Martin untuk Podium Bezzecchi di MotoGP Hungaria 2025
27 Agustus 2025, 14:00 WIB
Salah satu alasan pengembangan mesin motor balap di MotoGP dibekukan untuk menjaga keselamatan para Rider
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kabar mengejutkan datang dari dunia MotoGP. Sebab pengembangan mesin motor balap para tim bakal dibekukan.
The Grand Prix Commission baru saja mengumumkan secara resmi pembekuan pengembangan jantung pacu kuda besi Marc Marquez dan kawan-kawan.
Rencana tersebut akan mulai diberlakukan pada MotoGP 2025 sampai 2026. Otomatis tidak ada motor baru selama dua tahun ke depan.
“Berarti para pabrikan harus menggunakan desain mesin 2025 mereka pada musim berikutnya,” bunyi pengumuman di laman resmi MotoGP, Minggu (13/10).
Terdapat beberapa alasan mengapa mereka memutuskan hal tersebut. Pertama adalah agar tim-tim yang ada fokus menyiapkan jantung pacu anyar untuk regulasi teknis baru.
Sebab di 2027, mesin motor balap di MotoGP akan berubah, yakni dengan penurunan kubikasi dari semula 1000 cc menjadi 850 cc.
“Komisi Grand Prix menyetujui proposal tersebut untuk mengendalikan biaya serta menjaga tingkat persaingan sebisa mungkin,” tegas mereka.
Dengan begitu diharapkan dapat membuat ajang balap kelas premier menjadi lebih aman. Selain itu terus berlanjut serta kian spektakuler.
Di sisi lain kuda besi Francesco Bagnaia dan kawan-kawan yang semakin cepat memunculkan kekhawatiran terhadap aspek keselamatan para Rider.
Apalagi dibutuhkan area Run-Off alias jalur penyelamatan yang lebih luas. Akan tetapi untuk menyediakannya tidak mudah.
Berangkat dari hal di atas maka mereka memutuskan buat membekukan spesifikasi motor balap di MotoGP 2025 hingga 2026.
Meski begitu, The Grand Prix Commission menjelaskan tidak semua pabrikan terdampak. Ada pengecualian pada tim dengan status konsesi D.
Artinya Honda maupun Yamaha terhindar dari peraturan baru tersebut. Sebab mereka dianggap jauh dari kata kompetitif dalam beberapa waktu.
Sehingga kedua pabrikan asal Jepang ini diberi kesempatan untuk melakukan pengembangan agar dapat bersaing dengan skuad lain.
Lalu agar mendapatkan 35 persen poin dalam balapan tersebut. Sehingga bisa naik ke grup C pada status konsesi.
Sementara pabrikan non-konsesi masih dimungkinkan untuk melakukan perubahan terhadap mesin motor mereka selama masa pembekuan.
Hanya saja harus ada alasan kuat serta jelas. Seperti pertimbangan aspek keselamatan atau reliabilitas.
“Koreksi untuk keselamatan, keandalan atau terbukti tidak tersedianya suku cadang dapat diizinkan bagi pabrikan manapun asal tidak ada peningkatan performa yang akan diperoleh,” tutup mereka.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Agustus 2025, 14:00 WIB
25 Agustus 2025, 16:00 WIB
25 Agustus 2025, 13:00 WIB
24 Agustus 2025, 20:17 WIB
23 Agustus 2025, 20:38 WIB
Terkini
27 Agustus 2025, 19:00 WIB
Haval Raptor Hi4 sempat dipamerkan di GIIAS 2025, siap hadir jadi alternatif SUV Toyota Land Cruiser
27 Agustus 2025, 18:00 WIB
Pengendara mobil dan motor masih bisa membeli BBM Vivo saat sejumlah SPBU Shell serta BP AKR kehabisan stok
27 Agustus 2025, 17:09 WIB
Sama seperti awal tahun, sejumlah SPBU Shell mengaku belum menerima pengiriman BBM selama beberapa hari
27 Agustus 2025, 16:00 WIB
Indonesia berpeluang jadi salah satu negara yang menerima Suzuki eVitara buatan India mulai tahun depan
27 Agustus 2025, 15:00 WIB
GIIAS Surabaya 2025 resmi dibuka dan menghadirkan tujuh merek baru yang sebelumnya belum pernah hadir
27 Agustus 2025, 14:00 WIB
Bezzecchi sebut masukan Jorge Martin buat Aprilia jadi salah satu kunci keberhasilannya di MotoGP Hungaria 2025
27 Agustus 2025, 13:01 WIB
Harley-Davidson X350 model 2025 sudah resmi dijual, menjadi model ekonomis dari manufaktur asal Amerika
27 Agustus 2025, 12:00 WIB
Industri komponen otomotif lokal sedang menghadapi ancaman PHK massal imbas serbuan mobil listrik impor CBU