Dorna Peringatkan Jorge Martin Hormati Kontrak dengan Aprilia
01 Juli 2025, 23:13 WIB
Salah satu alasan pengembangan mesin motor balap di MotoGP dibekukan untuk menjaga keselamatan para Rider
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kabar mengejutkan datang dari dunia MotoGP. Sebab pengembangan mesin motor balap para tim bakal dibekukan.
The Grand Prix Commission baru saja mengumumkan secara resmi pembekuan pengembangan jantung pacu kuda besi Marc Marquez dan kawan-kawan.
Rencana tersebut akan mulai diberlakukan pada MotoGP 2025 sampai 2026. Otomatis tidak ada motor baru selama dua tahun ke depan.
“Berarti para pabrikan harus menggunakan desain mesin 2025 mereka pada musim berikutnya,” bunyi pengumuman di laman resmi MotoGP, Minggu (13/10).
Terdapat beberapa alasan mengapa mereka memutuskan hal tersebut. Pertama adalah agar tim-tim yang ada fokus menyiapkan jantung pacu anyar untuk regulasi teknis baru.
Sebab di 2027, mesin motor balap di MotoGP akan berubah, yakni dengan penurunan kubikasi dari semula 1000 cc menjadi 850 cc.
“Komisi Grand Prix menyetujui proposal tersebut untuk mengendalikan biaya serta menjaga tingkat persaingan sebisa mungkin,” tegas mereka.
Dengan begitu diharapkan dapat membuat ajang balap kelas premier menjadi lebih aman. Selain itu terus berlanjut serta kian spektakuler.
Di sisi lain kuda besi Francesco Bagnaia dan kawan-kawan yang semakin cepat memunculkan kekhawatiran terhadap aspek keselamatan para Rider.
Apalagi dibutuhkan area Run-Off alias jalur penyelamatan yang lebih luas. Akan tetapi untuk menyediakannya tidak mudah.
Berangkat dari hal di atas maka mereka memutuskan buat membekukan spesifikasi motor balap di MotoGP 2025 hingga 2026.
Meski begitu, The Grand Prix Commission menjelaskan tidak semua pabrikan terdampak. Ada pengecualian pada tim dengan status konsesi D.
Artinya Honda maupun Yamaha terhindar dari peraturan baru tersebut. Sebab mereka dianggap jauh dari kata kompetitif dalam beberapa waktu.
Sehingga kedua pabrikan asal Jepang ini diberi kesempatan untuk melakukan pengembangan agar dapat bersaing dengan skuad lain.
Lalu agar mendapatkan 35 persen poin dalam balapan tersebut. Sehingga bisa naik ke grup C pada status konsesi.
Sementara pabrikan non-konsesi masih dimungkinkan untuk melakukan perubahan terhadap mesin motor mereka selama masa pembekuan.
Hanya saja harus ada alasan kuat serta jelas. Seperti pertimbangan aspek keselamatan atau reliabilitas.
“Koreksi untuk keselamatan, keandalan atau terbukti tidak tersedianya suku cadang dapat diizinkan bagi pabrikan manapun asal tidak ada peningkatan performa yang akan diperoleh,” tutup mereka.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 23:13 WIB
01 Juli 2025, 20:08 WIB
30 Juni 2025, 19:00 WIB
30 Juni 2025, 14:17 WIB
29 Juni 2025, 21:00 WIB
Terkini
02 Juli 2025, 06:00 WIB
Ada lima lokasi SIM keliling Jakarta yang beroperasi seperti biasa hari ini, berikut informasi lengkapnya
02 Juli 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali diterapkan meski ada aksi unjuk rasa para pengemudi truk di Ibu Kota
01 Juli 2025, 23:35 WIB
Polisi akhirnya ungkap kronologi seorang anak mendadak keluar dari bus yang sedang melaju di jalan tol
01 Juli 2025, 23:30 WIB
Belum bisa saingi kendaraan konvensional, Populix ungkap alasan masyarakat ragu beralih ke mobil listrik
01 Juli 2025, 23:13 WIB
Dorna Sport memberi peringatan kepada Jorge Martin untuk menghormati kontrak yang sudah ada dengan Aprilia
01 Juli 2025, 22:08 WIB
Gugatan BMW yang diajukan untuk BYD ke pengadilan pada Februari 2025 telah ditolak, berikut alasannya
01 Juli 2025, 21:25 WIB
Menurut Jaecoo perang harga mobil Cina wajar dilakukan, asal tetap memberikan value lebih kepada para konsumen
01 Juli 2025, 20:08 WIB
MotoGP Malaysia 2025 menargetkan bisa menarik 13 ribu penonton asal Indonesia atau dari tahun sebelumnya