Pramono Bantah Naikkan Tarif Parkir, Cuma Ubah Sistem Pembayaran
11 September 2025, 08:00 WIB
Tarif parkir di pinggir jalan akan naik agar masyarakat memilih masuk ke gedung yang sudah disediakan
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Tarif parkir di pinggir jalan akan naik dengan besaran yang masih dibahas oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Jawa Timur. Langkah ini untuk mengurangi minat masyarakat menempatkan kendaraannya di luar gedung.
Tundjung Iswandaru, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mengatakan bahwa parkir tepi jalan menjadi salah satu pendulang pendapatan asli daerah (PAD) tapi tetap mempertimbangkan kelancaran lalu lintas.
“Dampak pada PAD memang baik tapi dari segi kelancaran lalu lintas harus dipertimbangkan lagi karena tidak semua parkir akan memberikan efek positif,” ungkap Tundjung.
Dilansir dari Antara saat ini tarif parkir tepi jalan mencapai Rp5.000. Jumlah tersebut dinilai masih terlalu rendah sehingga banyak pengendara enggan ke gedung yang sudah disediakan.
“Tarif pinggir jalan itu harusnya jangan Rp5.000 tapi Rp7.000 supaya orang kalau mau murah ke gedung,” ujar dia.
Pihaknya juga berencana menerapkan Transport Demand Management (TDM) di beberapa lokasi. Langkah ini bertujuan untuk mengendalikan kendaraan pribadi sekaligus mencegah kemacetan dengan membatasi parkir di tepi jalan.
“Misal parkir di jalan Tunjungan. Kalau mau murah bisa di gedung Siola tapi bila di luar maka tarifnya mahal sehingga mereka cuma sebentar dan tidak menimbulkan macet," ujar dia.
Saat ini terdapat sebanyak 1.200 titik parkir tepi jalan di beberapa wilayah Kota Surabaya. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya ketika pandemi Covid-19 yakni sebanyak 700 titik lokasi.
Berdasarkan hasil survei Global Traffic Scorecard 2021 yang dilakukan oleh INRIX, Surabaya menjadi kota termacet di Indonesia. Sementara di posisi kedua ada Jakarta disusul Denpasar, Malang dan Bogor.
Penilaian diukur dari hours lost in conestion atau waktu hilang selama perjalanan. Tercatat di kota Pahlawan pengendara membuang 62 jam setahun.
Surabaya juga masuk ke 50 besar kota termacet di dunia dengan menduduk peringkat 41. Catatan tersebut tentunya sangat disayangkan karena pada 2020 peringkatnya hanya 361.
Hasil survei tentu harus menjadi catatan agar kemacetan dapat ditangani secara cepat dan tepat.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
11 September 2025, 08:00 WIB
04 Juli 2025, 18:00 WIB
13 Juni 2025, 20:00 WIB
11 Juni 2025, 07:00 WIB
02 Oktober 2023, 11:00 WIB
Terkini
15 September 2025, 10:00 WIB
Penjualan Denza D9 kembali mengalami perbaikan di Agustus 2025, naik ke 542 unit dari capaian Juli 423 unit
15 September 2025, 09:00 WIB
Gagang pintu mobil rata bodi dioperasikan secara elektrik, berpeluang menyulitkan evakuasi saat kecelakaan
15 September 2025, 08:00 WIB
Dinas Perhubungan DKI siap menggelar uji coba rekayasa lalu lintas di TB Simatupang untuk kurangi kemacetan
15 September 2025, 07:00 WIB
ASEAN NCAP buka peluang melakukan uji tabrak di Indonesia karena sudah tersedia fasilitas yang cukup lengkap
15 September 2025, 06:00 WIB
Senin (15/09), kepolisian menghadirkan SIM keliling Bandung di dua tempat demi memanjakan para pengendara
15 September 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta beroperasi di lima tempat berbeda hari ini bersamaan Samsat Keliling, cek lokasinya
15 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali digelar untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Ibu Kota yang kerap terjadi
14 September 2025, 20:56 WIB
Marquez membuktikan dirinya pantas jadi raja Misano usai menjadi pemenang dalam balapan MotoGP San Marino 2025