Daihatsu Rocky Hybrid Mulai Jangkau Konsumen Anak Muda
29 September 2025, 11:00 WIB
Jadi teknologi elektrifikasi yang populer di China, KatadataOTO rangkum perbedaan mobil EREV dan hybrid
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Ada satu teknologi di kendaraan elektrifikasi cukup populer digunakan di China yakni EREV (Extended Range Electric Vehicle). Sekilas EREV mirip seperti PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).
Pasalnya kedua jenis mobil itu dapat di-charge lewat Charging Station tetapi juga dibekali mesin konvensional dan bisa diisi bensin. Sementara jenis yang umum digunakan termasuk di Indonesia adalah HEV (Hybrid Electric Vehicle).
HEV sendiri terbagi lagi jadi dua yakni Mild Hybrid dan Strong Hybrid. Perbedaan utamanya terletak di kapasitas baterai disematkan dan efisiensi penggunaan bahan bakarnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa perbedaan mobil EREV dan hybrid. EREV secara sederhana merupakan mobil listrik yang mendapat bantuan daya dari mesin bensin.
Bedanya dengan mobil hybrid maupun PHEV, mesin konvensional di EREV tidak terhubung penggerak mobil sama sekali dan hanya berfungsi sebagai generator buat baterai.
Sehingga ketika baterai mobil EREV dalam kondisi Low, mesin konvensional dapat membantu mengisi dayanya.
Umumnya kapasitas baterai mobil EREV adalah sekitar 45 kWh, menawarkan jarak tempuh lebih tinggi dibandingkan PHEV. Beberapa model diklaim bisa menjelajah sampai 200 km dalam kondisi baterai penuh.
Bahkan terbarunya pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai Motor mengklaim tengah mengembangkan teknologi EREV yang memungkinkan mobil memiliki jarak tempuh 900 km.
Bicara kelebihan, di China harga mobil EREV masih lebih rendah dibandingkan mobil listrik murni atau BEV. Sehingga bisa jadi pilihan atau alternatif mobil hybrid, memiliki sensasi berkendara nyaris seperti mobil listrik.
Namun belum bisa dipastikan bagaimana kisarannya apabila dipasarkan di Indonesia. Teknologi tersebut tergolong baru, kemudian versi serupanya yaitu PHEV seperti Toyota RAV4 GR Sport ditawarkan seharga Rp 1,150 miliar.
Angkanya terpaut jauh dari kebanyakan mobil listrik di dalam negeri saat ini. Apalagi sudah ada MPV setrum mulai Rp 300 jutaan, BYD M6 dan BEV produksi lokal mulai Rp 500 jutaan yakni Hyundai Kona.
Sementara kekurangannya adalah mesin konvensional di EREV menambah bobot kendaraan, bisa mencapai 300 kilogram. Ukurannya yang cukup besar ditambah baterai juga menyita ruang bagasi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 September 2025, 11:00 WIB
22 September 2025, 17:00 WIB
19 September 2025, 20:08 WIB
19 September 2025, 10:00 WIB
18 September 2025, 20:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi