Hyundai Motors Indonesia Punya Bos Baru, Gantikan Woojune Cha
15 Oktober 2024, 13:00 WIB
Memiliki sejumlah keunggulan, Hyundai siapkan teknologi EREV yang saat ini populer digunakan di China
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pabrik otomotif terus memperbarui strategi di tengah gencarnya elektrifikasi. Selain mobil listrik dan hybrid, ada satu jenis kendaraan ramah lingkungan lain yakni EREV (Extended Range Electric Vehicle).
Perlu diketahui teknologi satu ini sudah populer digunakan di China. Mirip PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), tetapi mesin bensin pada EREV tidak terhubung langsung dengan penggerak mobil melainkan murni sebagai generator baterai.
Guna bersaing di lebih banyak pasar termasuk China, Hyundai siapkan teknologi EREV terbaru sebagai bagian dari strategi pemasarannya.
“(Strategi Hyundai Way) memungkinkan kami untuk tetap memimpin dalam situasi pasar yang tidak menentu dan menyiapkan perusahaan untuk masa depan berfokus pada mobilitas dan energi,” ucap Jaehoon Chang, Presiden dan CEO Hyundai Motor Company dalam siaran resmi, dikutip Jumat (30/8).
Secara singkat strategi Hyundai Way mencakup rencana perluasan lini hybrid, inovasi model EREV, pengembangan jajaran BEV (Battery Electric Vehicle) sampai target penjualan global 5,55 juta unit serta 2 juta EV per 2030.
Saat ini Hyundai Motor mengklaim tengah mengembangkan teknologi EREV yang menggabungkan keunggulan mobil bensin (ICE/Internal Combustion Engine) dan EV.
Teknologi EREV dari Hyundai disebut memungkinkan tenaga mobil dari dua motor elektrik disalurkan ke empat roda alias penggerak 4WD (Four Wheel Drive).
Hyundai optimistis bahwa lini kendaraan EREV nantinya dapat meningkatkan daya saing di era transisi menuju mobil listrik murni. Karena kapasitas baterai lebih kecil harga diklaim kompetitif.
Karena baterai mendapatkan bantuan dari mesin bensin, daya jelajah yang ditawarkan bisa tembus 900 km.
Menjelang akhir 2026 Hyundai Motor akan mulai produksi massal model EREV terbaru mereka namun di wilayah Amerika Utara dan China. Baru di tahun berikutnya mobil akan mulai dijual.
“Kami berupaya untuk mengamankan posisi terdepan di pasar seiring dengan meningkatkan adopsi kendaraan bertenaga listrik,” tegas Chang.
Di Indonesia sendiri, belum lama ini Kementerian Perindustrian juga mulai melihat peluang EREV dipasarkan di Indonesia karena dapat bantu mengurangi ketergantungan impor BBM (Bahan Bakar Minyak).
“Kita punya bahan bakar biofuel, sehingga migrasi dari gasoline ke biofuel. Kalau lihat di roadmap yang paling potensial itu Flexy Engine kita gabungkan yaitu EREV,” ucap Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Hanya saja tetap butuh perencanaan matang dan dukungan dari pemerintah berupa kebijakan. Sehingga menarik produsen menghadirkan lebih banyak variasi kendaraan ramah lingkungan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 Oktober 2024, 13:00 WIB
14 Oktober 2024, 19:00 WIB
09 Oktober 2024, 18:00 WIB
09 Oktober 2024, 07:00 WIB
08 Oktober 2024, 09:00 WIB
Terkini
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Chery menyebut kalau mobil listrik Omoda E5 cukup diminati oleh konsumen, sebab terjual sampai ribuan unit
16 Oktober 2024, 17:00 WIB
Untuk denda tilang Operasi Zebra 2024 yang paling murah adalah Rp 250 ribu dan termahal di angka Rp 1 juta
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
Beberapa kasus terjadi Florida, mobil listrik terbakar saat baterainya terpapar air laut sehingga pemilik harus waspada
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
Terdapat beberapa pertimbangan ketika Mazda ingin menambah diler baru untuk melayani masyarakat di Indonesia
16 Oktober 2024, 12:03 WIB
Jadi pendatang baru di pasar pikap, Toyota Hilux Rangga disebut memiliki beberapa keunggulan untuk bersaing