Mazda Pantau Mobil China, Meski Tidak Latah Ikut Tren
03 Maret 2024, 18:16 WIB
Teknologi M Hybrid Boost Mazda CX-60 dihadirkan guna meningkatkan kesenangan berkendara bagi para pengguna
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Sebagai model termahal, tak mengherankan bila Mazda CX-60 memiliki sejumlah teknologi terkini guna menambah kesenangan berkendara. Salah satunya adalah teknologi M Hybrid Boost yang baru disematkan pada mobil tersebut.
Glen Reinner, Dealer & Product Marketing Assistant mengatakan bahwa M Hybrid Boost sebenarnya adalah teknologi Mild Hybrid. Beberapa komponen pun sudah disematkan guna memberikan pengalaman mengemudi yang menyenangkan.
“Teknologinya terdiri dari beberapa komponen yaitu baterai Lithium-ion 48 volt yang diletakkan di sekitar jok penumpang depan. Kemudian ada motor listrik di antara mesin dan transmisi, ini disebut Integrated Starter Generator,” ungkap Glen di Semarang (16/10).
Ia pun mengatakan bahwa baterai tersebut berguna untuk menyimpan daya yang terbuang saat kendaraan deselerasi. Tenaga itu akan digunakan ISG membantu mesin saat beban kerja sangat berat.
“Kapan mesin bekerja paling berat? Ketika mobil bergerak dari diam atau saat pertama kali dinyalakan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, M Hybrid Boost Mazda CX-60 juga bekerja saat mobil sedang berakselerasi sehingga kecepatan yang diinginkan pengemudi dapat tercapai dengan mudah.
“M Hybrid Boost juga berfungsi untuk memberi tambahan tenaga ketika pengemudi melakukan kick down atau saat melintas di jalan menanjak. Jadi teknologi ini akan terus bekerja guna memberi performa optimal,” tambahnya kemudian.
Tak hanya memiliki teknologi M Hybrid Boost, Mazda CX-60 juga memiliki fitur i-Stop lebih advanced. Perlu diketahui bahwa fungsi utamanya adalah mematikan mesin saat mobil sedang berhenti sementara seperti ketika di lampu merah.
Untuk menyalakannya lagi, pengemudi cukup menekan pedal gas. Tujuan dari fitur tersebut adalah meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar.
“Tapi di Mazda CX-60 i-Stop lebih modern karena mesin bisa mati saat mobil masih berjalan tapi syaratnya beban kerja sedang ringan. Dengan demikian konsumsi bahan bakar bisa semakin efisien,” tegasnya.
Ia mengatakan situasi tersebut umumnya terjadi saat mobil deselerasi atau menuncur di turunan. Ketika pedal gas dilepas maka mesin akan mati seketika.
“Terlihat dari jarum RPM menunjukkan angka nol. Tapi ketika pedal gas diinjak maka mesin kembali menyala,” tegasnya kemudian.
Penentu berat tidaknya beban kerja sepenuhnya dilakukan oleh komputer. Sehingga untuk mendapatkannya bisa menjadi sangat sulit.
“Misal kondisi jalan menurun tetapi AC menyala dengan kekuatan penuh sementara suhu di luar sangat panas. Komputer akan membaca suhu di dalam kabin masih harus diturunkan sehingga mesin harus bekerja ekstra,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
03 Maret 2024, 18:16 WIB
02 Maret 2024, 18:43 WIB
29 Februari 2024, 14:55 WIB
26 Januari 2024, 22:01 WIB
22 Januari 2024, 13:30 WIB
Terkini
04 Mei 2024, 19:53 WIB
Bagi pengunjung PEVS 2024 terdapat beragam program menarik buat pemesanan mobil listrik Wuling Cloud EV
04 Mei 2024, 18:49 WIB
PEVS 2024 resmi ditutup hari ini, menurut Daswar Marpaung pihaknya yakin bisa melampaui target transaksi
04 Mei 2024, 18:38 WIB
Tidak sejalan dengan rencana pemerintah terkait insentif mobil hybrid, Ketua Umum Periklindo sebut bukan EV
04 Mei 2024, 18:06 WIB
Tidak sembarangan, insentif impor mobil listrik berlaku untuk merek yang komitmen buat produksi lokal
04 Mei 2024, 12:00 WIB
Korlantas uji coba kirim surat tilang lewat WhatsApp agar memudahkan masyarakat mengetahui pelanggarannya
04 Mei 2024, 11:00 WIB
Penjualan motor Honda secara kredit di kuartal I 2024 alami kenaikan tipis dibanding perolehan tahun lalu
04 Mei 2024, 10:02 WIB
Dikatakan salah satu alasan Wuling Cloud EV dipasarkan dalam satu varian karena sesuai kebutuhan konsumen
04 Mei 2024, 09:58 WIB
Presiden Jokowi menyebut para menterinya masih membahas aturan mengenai subsidi mobil hybrid buat masyarakat