Mazda EZ-60 Bakal Diluncurkan Tahun Depan Gantikan MX-30
01 Juli 2025, 11:00 WIB
Teknologi M Hybrid Boost Mazda CX-60 dihadirkan guna meningkatkan kesenangan berkendara bagi para pengguna
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Sebagai model termahal, tak mengherankan bila Mazda CX-60 memiliki sejumlah teknologi terkini guna menambah kesenangan berkendara. Salah satunya adalah teknologi M Hybrid Boost yang baru disematkan pada mobil tersebut.
Glen Reinner, Dealer & Product Marketing Assistant mengatakan bahwa M Hybrid Boost sebenarnya adalah teknologi Mild Hybrid. Beberapa komponen pun sudah disematkan guna memberikan pengalaman mengemudi yang menyenangkan.
“Teknologinya terdiri dari beberapa komponen yaitu baterai Lithium-ion 48 volt yang diletakkan di sekitar jok penumpang depan. Kemudian ada motor listrik di antara mesin dan transmisi, ini disebut Integrated Starter Generator,” ungkap Glen di Semarang (16/10).
Ia pun mengatakan bahwa baterai tersebut berguna untuk menyimpan daya yang terbuang saat kendaraan deselerasi. Tenaga itu akan digunakan ISG membantu mesin saat beban kerja sangat berat.
“Kapan mesin bekerja paling berat? Ketika mobil bergerak dari diam atau saat pertama kali dinyalakan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, M Hybrid Boost Mazda CX-60 juga bekerja saat mobil sedang berakselerasi sehingga kecepatan yang diinginkan pengemudi dapat tercapai dengan mudah.
“M Hybrid Boost juga berfungsi untuk memberi tambahan tenaga ketika pengemudi melakukan kick down atau saat melintas di jalan menanjak. Jadi teknologi ini akan terus bekerja guna memberi performa optimal,” tambahnya kemudian.
Tak hanya memiliki teknologi M Hybrid Boost, Mazda CX-60 juga memiliki fitur i-Stop lebih advanced. Perlu diketahui bahwa fungsi utamanya adalah mematikan mesin saat mobil sedang berhenti sementara seperti ketika di lampu merah.
Untuk menyalakannya lagi, pengemudi cukup menekan pedal gas. Tujuan dari fitur tersebut adalah meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar.
“Tapi di Mazda CX-60 i-Stop lebih modern karena mesin bisa mati saat mobil masih berjalan tapi syaratnya beban kerja sedang ringan. Dengan demikian konsumsi bahan bakar bisa semakin efisien,” tegasnya.
Ia mengatakan situasi tersebut umumnya terjadi saat mobil deselerasi atau menuncur di turunan. Ketika pedal gas dilepas maka mesin akan mati seketika.
“Terlihat dari jarum RPM menunjukkan angka nol. Tapi ketika pedal gas diinjak maka mesin kembali menyala,” tegasnya kemudian.
Penentu berat tidaknya beban kerja sepenuhnya dilakukan oleh komputer. Sehingga untuk mendapatkannya bisa menjadi sangat sulit.
“Misal kondisi jalan menurun tetapi AC menyala dengan kekuatan penuh sementara suhu di luar sangat panas. Komputer akan membaca suhu di dalam kabin masih harus diturunkan sehingga mesin harus bekerja ekstra,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 11:00 WIB
01 Juli 2025, 09:00 WIB
30 Juni 2025, 20:00 WIB
30 Juni 2025, 17:00 WIB
05 Juni 2025, 13:06 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025