Ada 3 Jenis, Ini Perbedaan Rest Area Tipe A, B dan C
07 April 2025, 07:00 WIB
Kondisi jalan harus menjadi perhatian saat pemerintah melakukan evaluasi arus mudik untuk menghindari kecelakaan besar
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Arus mudik Lebaran 2023 resmi berakhir pada Senin (01/05) serta menyisakan banyak cerita. Mulai dari kemacetan di jalan non tol hingga jumlah kecelakaan yang mencapai 5.894 kasus laka lantas pada masa mudik Lebaran selama 18-28 April 2023, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 726 orang.
Jumlah tersebut sebenarnya bukanlah total keseluruhan karena masih ada beberapa hari yang tak terhitung. Meski demikian secara umum jumlahnya telah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 7.633 insiden dan 1.121 orang meninggal.
“Angka ini masih belum seluruhnya karena puncak arus balik baru terjadi pada 1 Mei 2023,” ungkap Munadi Herlambang, Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja.
Tak disampaikan penyebab kecelakaan secara umum. Namun tetap saja perlu evaluasi lebih lanjut agar kecelakaan tidak terjadi lagi di masa depan.
Salah satunya evaluasi yang harus dilakukan adalah kekesatan atau ketahanan gesek antara ban kendaraan dan permukaan perkerasan jalan. Untuk memastikannya diperlukan pengujian dengan beberapa metode agar didapatkan data pasti.
Ali Aryo Bawono, seorang praktisi Teknik Sipil mengatakan bahwa pengujian bisa dilakukan dalam beberapa cara. Tes dengan kendaraan berjalan bisa menggunakan metoda berbasis locked wheel testers, side force, fixed slip dan variable slip sedang pegujian dalam keadaan diam biasanya menerapkan British Pendulum Test (BPT).
“Penilaian dilakukan saat kering tetapi terpenting adalah saat kondisi basah karena bisa menyebabkan aquaplanning. Bila dari masing-masing negara dan biasanya jalan lama khususnya yang memiliki agregat kurang baik akan tidak memenuhi standar,” ungkapnya.
Kondisi jalan tersebut menurutnya tidak hanya berlaku di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Oleh karena itu perawatan serta desain harus mendapat perhatian agar tetap memenuhi standar aman.
“Nilai BPT sebuah jalan minimal adalah 50-55, kalau terbuat dari beton bisa 55-60 namun bila diberi tekstur tambahan dapat mencapai 70-80. Untuk aspal 50-60 sudah cukup tetapi biasanya akan lebih cepat aus,” ungkapnya.
Kondisi ini menyebabkan perawatan menjadi sangat penting dilakukan agar keselamatan berkendara menjadi lebih optimal. Terlebih berdasarkan Pasal 24 Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa penyelenggara wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
07 April 2025, 07:00 WIB
31 Maret 2025, 06:00 WIB
24 Maret 2025, 23:59 WIB
17 April 2024, 19:00 WIB
13 April 2024, 09:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi
02 Oktober 2025, 12:00 WIB
Bos Gresini Racing mengaku sangat terkesan dengan kemampuan Veda Ega Pratama saat beraksi di dalam lintasan
02 Oktober 2025, 11:00 WIB
GIIAS Bandung 2025 memberikan kemudahan untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin membeli mobil atau motor baru
02 Oktober 2025, 10:00 WIB
Federal mengaku tidak merasa dampak dari lesunya pasar motor baru yang sedang terjadi dalam beberapa waktu
02 Oktober 2025, 09:00 WIB
Mayoritas merek tidak melakukan penyesuaian, berikut daftar harga mobil listrik di RI per Oktober 2025
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Honda hadirkan seluruh line up mobil hybrid di GIIAS 2025 termasuk Step Wgn yang baru meluncur di Indonesia
02 Oktober 2025, 07:00 WIB
Vivo dan BP batal beli BBM dari Pertamina karena adanya kandungan etanol pada base feul BBM yang ditawarkan
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ada persyaratan dokumen yang perlu disiapkan oleh pemohon jika ingin memanfaatkan SIM keliling Jakarta