3 Motor Listrik Konversi PLN Ambil Bagian di PEVS 2024
02 Mei 2024, 19:13 WIB
Ada sejumlah kendala transisi elektrifikasi, seperti produksi kendaraan listrik tidak diimbangi infrastruktur
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Tantangan menghadapi transisi elektrifikasi saat ini ada beragam. Pemerintah sendiri sudah mengupayakan beberapa cara agar masyarakat yakin menggunakan kendaraan listrik seperti pemberian insentif.
Namun salah satu kendala yang terlihat adalah produksi kendaraan listrik tidak diimbangi dengan pengembangan infrastruktur, seperti SPKLU (stasiun pengisian kendaran listrik umum) dan battery swapping station.
Padahal EV (electric vehicle) sepenuhnya mengandalkan tenaga listrik, sehingga adanya charging station krusial layaknya SPBU untuk kendaraan konvensional. AEML (Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik) menilai hal itu jadi salah satu masalah.
Anugraha, Direktur Eksekutif AEML mengatakan kesiapan infrastruktur jadi salah satu hal krusial jika bicara soal kendaraan listrik.
“Memang lebih cepat produksinya (kendaraan listrik) dibandingkan pengembangan infrastruktur,” ungkapnya di Jakarta Selatan belum lama ini.
Ia menegaskan ketersediaan infrastruktur nantinya bisa mendorong masyarakat percaya diri dan tidak takut untuk beralih ke EV. Ia menegaskan kecepatan produksi juga harus diimbangi dengan pengembangan infrastruktur dan ekosistem EV.
“Sehingga masyarakat bisa melihat ketika ada infrastrukturnya di kawasan mereka tinggal, mereka akan confident menggunakan kendaraan listrik,” tegasnya.
Patrick Admadjaja selaku Wakil Ketua Umum Bidang Teknis AEML juga menekankan hal sama. Khususnya untuk masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas harian.
“Misalnya berkendara dari rumah ke pinggiran kota dan hampir 8 jam di kantor mungkin bisa charging. Tapi gedungnya sediakan charging tidak? Itu enabler, perlu dikembangkan sejalan dengan kemajuan teknologi,” ungkap Patrick dalam kesempatan sama.
Untuk terus mendorong minat masyarakat ia menegaskan ke depannya AEML akan terus mendukung pemerintah serta melakukan kerja sama dengan asosiasi lain untuk memberikan edukasi, sehingga konsumen tidak ragu menggunakan EV.
“Mengkonversi pemakaian misalnya motor konvensional jadi motor listrik, entah membeli baru atau program konversi. Intinya ketika bisa beralih kita berperan aktif mengurangi emisi CO2,” pungkasnya.
Sekadar informasi per Juni 2023 jumlah SPKLU di seluruh Indonesia baru 842 unit, masih mengejar target 3.000 station pada akhir 2023. Disampaikan oleh Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan bahwa SPKLU berperan penting dalam industri EV.
“Industri akan bertumbuh dengan baik apabila SPKLU tersedia jadi jangan sampai nanti mau mengembangkan mobil listrik tapi SPKLU-nya belum ada atau sebaliknya. Ini yang harus mulai dibenahi,” ucap Moeldoko.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
02 Mei 2024, 19:13 WIB
02 Mei 2024, 19:07 WIB
02 Mei 2024, 10:00 WIB
01 Mei 2024, 19:00 WIB
01 Mei 2024, 17:00 WIB
Terkini
03 Mei 2024, 00:45 WIB
Polres Bogor kembali menggelar ganjil genap Puncak untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi
02 Mei 2024, 23:44 WIB
Peugeot berhenti jualan mobil di Indonesia, seperti mereka umumkan dalam keterangan resmi yang mereka berikan
02 Mei 2024, 21:03 WIB
Trac nilai generasi muda tak mau repot dengan mobil karena banyak tanggung jawab yang harus dijalankan
02 Mei 2024, 19:13 WIB
Ada motor listrik konversi PLN hadir di pameran PEVS 2024, salah satunya Benelli Patagonian Eagle 250 cc
02 Mei 2024, 19:07 WIB
Berikut daftar lengkap harga motor listrik Greentech yang ditawarkan dalam pameran PEVS 2024 di JIExpo
02 Mei 2024, 14:14 WIB
Punya masa berlaku terbatas seperti SIM, berikut kami rangkum cara dan biaya perpanjang STNK per Mei 2024
02 Mei 2024, 12:00 WIB
Vespa Babe Cabita dilelang dengan harga dimulai dari Rp 70 juta namun kini sudah melejit hingga Rp 150 juta
02 Mei 2024, 11:00 WIB
Berkomitmen membantu turunkan emisi karbon, 10 persen armada taksi Bluebird akan pakai mobil listrik per 2030