Mazda Siap Boyong EZ-6 Kembaran Deepal LO7, Changan Buka Suara
16 November 2025, 17:00 WIB
Ada sejumlah kendala transisi elektrifikasi, seperti produksi kendaraan listrik tidak diimbangi infrastruktur
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Tantangan menghadapi transisi elektrifikasi saat ini ada beragam. Pemerintah sendiri sudah mengupayakan beberapa cara agar masyarakat yakin menggunakan kendaraan listrik seperti pemberian insentif.
Namun salah satu kendala yang terlihat adalah produksi kendaraan listrik tidak diimbangi dengan pengembangan infrastruktur, seperti SPKLU (stasiun pengisian kendaran listrik umum) dan battery swapping station.
Padahal EV (electric vehicle) sepenuhnya mengandalkan tenaga listrik, sehingga adanya charging station krusial layaknya SPBU untuk kendaraan konvensional. AEML (Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik) menilai hal itu jadi salah satu masalah.
Anugraha, Direktur Eksekutif AEML mengatakan kesiapan infrastruktur jadi salah satu hal krusial jika bicara soal kendaraan listrik.
“Memang lebih cepat produksinya (kendaraan listrik) dibandingkan pengembangan infrastruktur,” ungkapnya di Jakarta Selatan belum lama ini.
Ia menegaskan ketersediaan infrastruktur nantinya bisa mendorong masyarakat percaya diri dan tidak takut untuk beralih ke EV. Ia menegaskan kecepatan produksi juga harus diimbangi dengan pengembangan infrastruktur dan ekosistem EV.
“Sehingga masyarakat bisa melihat ketika ada infrastrukturnya di kawasan mereka tinggal, mereka akan confident menggunakan kendaraan listrik,” tegasnya.
Patrick Admadjaja selaku Wakil Ketua Umum Bidang Teknis AEML juga menekankan hal sama. Khususnya untuk masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas harian.
“Misalnya berkendara dari rumah ke pinggiran kota dan hampir 8 jam di kantor mungkin bisa charging. Tapi gedungnya sediakan charging tidak? Itu enabler, perlu dikembangkan sejalan dengan kemajuan teknologi,” ungkap Patrick dalam kesempatan sama.
Untuk terus mendorong minat masyarakat ia menegaskan ke depannya AEML akan terus mendukung pemerintah serta melakukan kerja sama dengan asosiasi lain untuk memberikan edukasi, sehingga konsumen tidak ragu menggunakan EV.
“Mengkonversi pemakaian misalnya motor konvensional jadi motor listrik, entah membeli baru atau program konversi. Intinya ketika bisa beralih kita berperan aktif mengurangi emisi CO2,” pungkasnya.
Sekadar informasi per Juni 2023 jumlah SPKLU di seluruh Indonesia baru 842 unit, masih mengejar target 3.000 station pada akhir 2023. Disampaikan oleh Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan bahwa SPKLU berperan penting dalam industri EV.
“Industri akan bertumbuh dengan baik apabila SPKLU tersedia jadi jangan sampai nanti mau mengembangkan mobil listrik tapi SPKLU-nya belum ada atau sebaliknya. Ini yang harus mulai dibenahi,” ucap Moeldoko.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 17:00 WIB
12 November 2025, 08:00 WIB
12 November 2025, 07:00 WIB
10 November 2025, 18:00 WIB
07 November 2025, 13:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang