Toyota Innova Zenix Jadi Idola Baru Modifikator, Simak Sebabnya
18 September 2024, 12:00 WIB
Alternatif lain di samping mobil listrik yang juga ramah lingkungan, pemerintah lihat peluang EREV di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – EREV (Extended Range Electric Vehicle) merupakan salah satu jenis kendaraan ramah lingkungan yang cara kerjanya mirip mobil hybrid, namun dibekali baterai lebih besar dan tawarkan efisiensi bahan bakar lebih baik.
Saat ini belum ada di Indonesia, namun pemerintah mulai lihat peluang EREV di RI karena dapat menawarkan beragam keuntungan, salah satunya adalah pengurangan impor bahan bakar minyak.
Menurut Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE impor bahan bakar terkhusus bensin di Indonesia perlu jadi perhatian bersama. Mengingat sebenarnya RI punya potensi pengembangan alternatif lain seperti biofuel.
Biofuel yang lebih ramah lingkungan bisa dipasangkan dengan teknologi lain pada kendaraan, seperti hybrid dan EREV.
“Kita punya bahan bakar biofuel, sehingga migrasi dari gasoline ke biofuel. Kalau lihat di roadmap yang paling potensial itu Flexy Engine kita gabungkan yaitu EREV,” kata Putu di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Apabila penggunaan EREV nanti sudah maksimal di Indonesia maka ada peluang negara tidak lagi memiliki ketergantungan impor bahan bakar fosil.
“Ini adalah kekayaan kita, menjadi gamechanger,” tegas Putu.
Merek di Indonesia seperti BYD (Build Your Dreams) sudah memiliki lini EREV di negara asalnya. Tetapi untuk menarik produsen menghadirkan model tersebut perlu ada kebijakan mendukung dari pemerintah.
Sementara pabrikan lain seperti PT TAM (Toyota Astra Motor) pernah menghadirkan inovasi Flex-Fuel Vehicle, dapat meminum bahan bakar alternatif bioetanol.
Saat itu model dihadirkan adalah konversi Toyota Fortuner 100 persen kompatibel dengan bioetanol .Kemudian ada Corolla Cross menggunakan bahan bakar hidrogen murni atau H2.
Menurut Putu kebijakan pendukung dari pemerintah dapat menarik produsen hadirkan lebih banyak kendaraan ramah lingkungan buat konsumen.
Ia mencontohkan Thailand yang menerapkan pajak rendah untuk kendaraan ramah lingkungan. Sementara Indonesia masih sebesar 23-33 persen.
“Kita sebenarnya cukup dibanjiri oleh Low Emission Vehicle, semestinya kita bisa mendorong ini jadi suatu inisiatif baru untuk meningkatkan produksi dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi,” pungkas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 September 2024, 12:00 WIB
15 September 2024, 08:29 WIB
09 September 2024, 08:00 WIB
07 September 2024, 19:19 WIB
02 September 2024, 11:00 WIB
Terkini
18 September 2024, 15:00 WIB
Hosting Fee MotoGP Mandalika belum beres, pemerintah diharapkan memiliki dana darurat sebagai solusi praktis
18 September 2024, 13:00 WIB
Yoshihiro Hidaka, Presiden Yamaha Motor Co mengalami penyerangan yang dilakukan sang putri di rumah mereka
18 September 2024, 12:00 WIB
Lombardi mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa mereka lebih melirik Toyota Innova Zenix untuk dimodifikasi
18 September 2024, 11:00 WIB
MGPA dan ITDC pastikan MotoGP Mandalika akan tetap dilangsungkan di Sirkuit Mandalika, 27-29 September 2024
18 September 2024, 10:02 WIB
Wuling siap hadirkan dua mobil modifikasi di ajang IMX 2024 untuk dijadikan inspirasi para pelanggannya
18 September 2024, 09:00 WIB
Hanya tembus 63 unit di Agustus 2024, penjualan DFSK di Indonesia masih mencatatkan hasil kurang baik
18 September 2024, 08:00 WIB
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan para pengendara mobil serta motor saat terjebak macet di Puncak
18 September 2024, 07:00 WIB
Chery luncurkan Tiggo 8 Pro terbaru dengan pengembangan dari berbagai sisi termasuk fitur keselamatan