Klarifikasi Chery Soal Insiden Fengyun X3L di Gunung Tianmen
16 November 2025, 15:14 WIB
Alternatif lain di samping mobil listrik yang juga ramah lingkungan, pemerintah lihat peluang EREV di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – EREV (Extended Range Electric Vehicle) merupakan salah satu jenis kendaraan ramah lingkungan yang cara kerjanya mirip mobil hybrid, namun dibekali baterai lebih besar dan tawarkan efisiensi bahan bakar lebih baik.
Saat ini belum ada di Indonesia, namun pemerintah mulai lihat peluang EREV di RI karena dapat menawarkan beragam keuntungan, salah satunya adalah pengurangan impor bahan bakar minyak.
Menurut Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE impor bahan bakar terkhusus bensin di Indonesia perlu jadi perhatian bersama. Mengingat sebenarnya RI punya potensi pengembangan alternatif lain seperti biofuel.
Biofuel yang lebih ramah lingkungan bisa dipasangkan dengan teknologi lain pada kendaraan, seperti hybrid dan EREV.
“Kita punya bahan bakar biofuel, sehingga migrasi dari gasoline ke biofuel. Kalau lihat di roadmap yang paling potensial itu Flexy Engine kita gabungkan yaitu EREV,” kata Putu di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Apabila penggunaan EREV nanti sudah maksimal di Indonesia maka ada peluang negara tidak lagi memiliki ketergantungan impor bahan bakar fosil.
“Ini adalah kekayaan kita, menjadi gamechanger,” tegas Putu.
Merek di Indonesia seperti BYD (Build Your Dreams) sudah memiliki lini EREV di negara asalnya. Tetapi untuk menarik produsen menghadirkan model tersebut perlu ada kebijakan mendukung dari pemerintah.
Sementara pabrikan lain seperti PT TAM (Toyota Astra Motor) pernah menghadirkan inovasi Flex-Fuel Vehicle, dapat meminum bahan bakar alternatif bioetanol.
Saat itu model dihadirkan adalah konversi Toyota Fortuner 100 persen kompatibel dengan bioetanol .Kemudian ada Corolla Cross menggunakan bahan bakar hidrogen murni atau H2.
Menurut Putu kebijakan pendukung dari pemerintah dapat menarik produsen hadirkan lebih banyak kendaraan ramah lingkungan buat konsumen.
Ia mencontohkan Thailand yang menerapkan pajak rendah untuk kendaraan ramah lingkungan. Sementara Indonesia masih sebesar 23-33 persen.
“Kita sebenarnya cukup dibanjiri oleh Low Emission Vehicle, semestinya kita bisa mendorong ini jadi suatu inisiatif baru untuk meningkatkan produksi dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi,” pungkas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 15:14 WIB
12 November 2025, 16:00 WIB
05 November 2025, 16:00 WIB
04 November 2025, 13:00 WIB
03 November 2025, 19:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang