Harga BBM Shell sampai Vivo Naik di Juli 2025, Cek yang Termurah
01 Juli 2025, 12:00 WIB
Menurut Bahlil, pemerintah bakal mengurangi kuota BBM subsidi mulai 2025 agar lebih tepat sasaran lagi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pemerintah terus berupaya menekan penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Salah satunya dengan mengurangi kuota untuk 2025.
Bahkan penurunannya cukup besar dari tahun ini. Hal tersebut agar insentif BBM lebih tepat sasaran lagi ke depan.
“Volume BBM bersubsidi, yaitu minyak tanah serta solar disepakati 19.41 juta kiloliter. Turun dibandingkan target 2024 sebesar 19.58 juta kiloliter,” ujar Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) di Antara.
Lebih jauh Bahlil mengatakan kalau langkah itu dilakukan demi efisiensi penyaluran BBM subsidi. Sebab mereka bersama PT Pertamina telah melakukan evaluasi serta kajian.
Sehingga cara di atas dianggap bisa menjadi jalan keluar. Diharapkan masyarakat kurang mampu dapat lebih memanfaatkan bahan bakar dengan banderol terjangkau.
“Langkah-langkah ini akan kami lakukan, jadi jangan lagi mobil-mobil mewah pakai barang subsidi,” Bahlil menegaskan.
Sebagai informasi, angka 19.41 juta kiloliter terdiri atas solar subsidi sebanyak 18,89 juta kiloliter. Sementara minyak tanah atau kerosene 520 ribu kiloliter.
Jumlah di atas turun sebanyak 110 ribu kiloliter untuk solar subsidi. Sedangkan buat minyak tanah sekitar 50 ribu kiloliter.
“Penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi 2025 agar lebih tepat sasaran supaya terjadi penghematan uang negara,” ia menuturkan.
Sebelumnya Bahlil juga menjelaskan kalau pemerintah berencana melakukan pembatasan dalam pembelian BBM subsidi. Namun kebijakan tersebut tengah menunggu penetapan Permen (Peraturan Menteri).
Ia menjelaskan bahwa peraturan terkait pembelian bahan bakar bersubsidi akan diatur dalam Permen ESDM bukan lagi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang saat ini sedang direvisi.
Kemudian aturan mengenai pembatasan rencananya dikeluarkan pada awal September 2024 sementara pelaksanaan akan efektif di 1 Oktober. Dengan demikian pemerintah memiliki waktu melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Jadi nanti ada waktu untuk sosialisasi, nah ini yang sekarang sedang kita bahas,” ucap pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
Patut diketahui, sebelumnya Rachmat Kaimuddin Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves menyebut kalau pembatasan sudah bisa dijalankan pada 17 Agustus 2024. Namun rencana itu tertunda karena masih dalam proses finalisasi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 12:00 WIB
30 Juni 2025, 08:00 WIB
23 Juni 2025, 19:00 WIB
21 Juni 2025, 11:00 WIB
04 Juni 2025, 08:00 WIB
Terkini
01 Juli 2025, 23:35 WIB
Polisi akhirnya ungkap kronologi seorang anak mendadak keluar dari bus yang sedang melaju di jalan tol
01 Juli 2025, 23:30 WIB
Belum bisa saingi kendaraan konvensional, Populix ungkap alasan masyarakat ragu beralih ke mobil listrik
01 Juli 2025, 23:13 WIB
Dorna Sport memberi peringatan kepada Jorge Martin untuk menghormati kontrak yang sudah ada dengan Aprilia
01 Juli 2025, 22:08 WIB
Gugatan BMW yang diajukan untuk BYD ke pengadilan pada Februari 2025 telah ditolak, berikut alasannya
01 Juli 2025, 21:25 WIB
Menurut Jaecoo perang harga mobil Cina wajar dilakukan, asal tetap memberikan value lebih kepada para konsumen
01 Juli 2025, 20:08 WIB
MotoGP Malaysia 2025 menargetkan bisa menarik 13 ribu penonton asal Indonesia atau dari tahun sebelumnya
01 Juli 2025, 19:00 WIB
Ground Zero meluncurkan tiga produk baru untuk merayakan hari jadi mereka yang ke-30, dijual secara terbatas
01 Juli 2025, 18:00 WIB
Kepulauan Riau gelar pemutihan pajak kendaraan bermotor untuk mudahkan warganya menjalankan kewajiban