Ini Penyebab Insentif Konversi Motor Listrik Terkatung-Katung
17 Februari 2025, 20:00 WIB
Kementerian ESDM terapkan program biodiesel B40 pada 1 Januari 2025 sehingga persiapan sudah mulai dilakukan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap memulai program Biodiesel B40 pada 1 Januari 2025. Dengan ini maka solar yang dijual ke masyarakat sudah mengandung 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit.
Hal ini diharapkan bisa membuat ketergantungan bangsa terhadap bahan bakar fosil berkurang hingga mengurangi beban APBN. Terlebih Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar sehingga ketersediaan bahan baku terjaga.
“Bahan bakar alternatif akan menjadi prioritas serta sedang disiapkan mandatori untuk B40. Aturan direncanakan keluar pada 1 Januari 2025,” ungkap Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM (20/08).
Meski demikian pihaknya mengakui bahwa perlu banyak persiapan guna mendukung program ini. Mulai dari pelabuhan, pengiriman hingga logistik yang semua ditargetkan selesai Desember 2024.
"Memang perlu banyak hal yang harus dipersiapkan dan industri harus menyediakan investasi tambahan karena butuh modal,” ucapnya dilansir Antara.
Program B40 sendiri pun bukanlah tujuan akhir dari Kementerian ESDM. Pasalnya mereka tengah melakukan kajian untuk menerapkan biodiesel B50 yang bakal menjadi program selanjutnya.
Uji coba terhadap bahan bakar tersebut pun diklaim sudah mulai dijalankan Kementerian Pertanian di Kalimantan Selatan.
“Sudah diarahkan bukan hanya B50 saja tapi juga bisa ke B60 sehingga perlu kajian,” tambah Eniya.
Langkah ini pun disambut positif oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor atau Gaikindo. Pasalnya para pelaku industri sendiri sudah mengembangkan beragam teknologi untuk mendorong hal tersebut.
Salah satunya adalah kombinasi Flexy Engine serta teknologi hybrid yang bisa menggunakan bahan bakar alternatif hingga 100 persen.
“Tapi pemerintah juga harus berupaya agar bahan bakar pengganti tersedia dan mudah dijumpai. Hal ini tentu perlu kerja keras dari semua pemangku kepentingan,” ungkap Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo beberapa waktu lalu.
Ia bahkan mengingatkan betapa pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program. Pasalnya hal tersebut bisa menjadi transisi dari kendaraan konvensional ke BEV (Battery Electric Vehicle).
“Jika 100 persen bahan bakar fosil diganti bahan bakar nabati dan sistem penggerak KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) maka dapat menjadi kendaraan ideal,” pungkasnya
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Februari 2025, 20:00 WIB
10 Februari 2025, 19:18 WIB
14 Januari 2025, 22:30 WIB
31 Desember 2024, 22:00 WIB
24 September 2024, 17:00 WIB
Terkini
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap pemerintah beri insentif untuk industri otomotif agar tidak tersaingi oleh Malaysia
17 Agustus 2025, 15:00 WIB
Sepanjang Agustus 2025 ada diskon motor matic Honda yang dapat dimanfaatkan, seperti untuk pembelian Beat
17 Agustus 2025, 13:00 WIB
Jenis oli mobil yang dipasarkan di Indonesia beragam merek dan jenisnya sehingga konsumen wajib tahu
17 Agustus 2025, 11:00 WIB
Para bengkel modifikasi mengaku sekarang situasinya sangat sulit saat pasar motor baru di Indonesia lesu
17 Agustus 2025, 09:00 WIB
Changan Hunter diperkirakan jadi salah satu produk perdana merek Tiongkok ini di Indonesia, sudah terdaftar
17 Agustus 2025, 07:00 WIB
Lokasi kantong parkir untuk upacara HUT RI dan Kirab Pesta Rakyat sudah disiapkan pemerintah dengan jumlah terbatas
16 Agustus 2025, 22:52 WIB
Marc Marquez menangkan sprint race MotoGP Austria 2025 usai menundukkan Alex di Sirkuit Red Bull Ring
16 Agustus 2025, 15:00 WIB
Perang harga dinilai sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya PHK, Hyundai menghindari hal tersebut