Wagub Jabar Bakal Uji Bobibos Buat Pastikan Keamanan Masyarakat
15 November 2025, 11:00 WIB
Kementerian ESDM terapkan program biodiesel B40 pada 1 Januari 2025 sehingga persiapan sudah mulai dilakukan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap memulai program Biodiesel B40 pada 1 Januari 2025. Dengan ini maka solar yang dijual ke masyarakat sudah mengandung 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit.
Hal ini diharapkan bisa membuat ketergantungan bangsa terhadap bahan bakar fosil berkurang hingga mengurangi beban APBN. Terlebih Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar sehingga ketersediaan bahan baku terjaga.
“Bahan bakar alternatif akan menjadi prioritas serta sedang disiapkan mandatori untuk B40. Aturan direncanakan keluar pada 1 Januari 2025,” ungkap Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM (20/08).
Meski demikian pihaknya mengakui bahwa perlu banyak persiapan guna mendukung program ini. Mulai dari pelabuhan, pengiriman hingga logistik yang semua ditargetkan selesai Desember 2024.
"Memang perlu banyak hal yang harus dipersiapkan dan industri harus menyediakan investasi tambahan karena butuh modal,” ucapnya dilansir Antara.
Program B40 sendiri pun bukanlah tujuan akhir dari Kementerian ESDM. Pasalnya mereka tengah melakukan kajian untuk menerapkan biodiesel B50 yang bakal menjadi program selanjutnya.
Uji coba terhadap bahan bakar tersebut pun diklaim sudah mulai dijalankan Kementerian Pertanian di Kalimantan Selatan.
“Sudah diarahkan bukan hanya B50 saja tapi juga bisa ke B60 sehingga perlu kajian,” tambah Eniya.
Langkah ini pun disambut positif oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor atau Gaikindo. Pasalnya para pelaku industri sendiri sudah mengembangkan beragam teknologi untuk mendorong hal tersebut.
Salah satunya adalah kombinasi Flexy Engine serta teknologi hybrid yang bisa menggunakan bahan bakar alternatif hingga 100 persen.
“Tapi pemerintah juga harus berupaya agar bahan bakar pengganti tersedia dan mudah dijumpai. Hal ini tentu perlu kerja keras dari semua pemangku kepentingan,” ungkap Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo beberapa waktu lalu.
Ia bahkan mengingatkan betapa pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program. Pasalnya hal tersebut bisa menjadi transisi dari kendaraan konvensional ke BEV (Battery Electric Vehicle).
“Jika 100 persen bahan bakar fosil diganti bahan bakar nabati dan sistem penggerak KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) maka dapat menjadi kendaraan ideal,” pungkasnya
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 November 2025, 11:00 WIB
23 Oktober 2025, 15:51 WIB
23 Oktober 2025, 10:00 WIB
10 Oktober 2025, 10:00 WIB
09 Oktober 2025, 16:00 WIB
Terkini
17 November 2025, 13:00 WIB
Mobil listrik Honda Super One mulai dites jalan sebagai persiapan sebelum dijual di Indonesia tahun depan
17 November 2025, 12:00 WIB
Duo Marquez bersaudara mampu mendominasi papan atas klasemen akhir MotoGP 2025 setelah tampil sangat impresif
17 November 2025, 11:00 WIB
Mitsubishi Fuso nilai wacana uji kir di bengkel resmi bisa memudahkan pelanggan dalam menjalankan kewajibannya
17 November 2025, 10:00 WIB
Ajang Honda Modif Contest 2025 berhasil menemukan karya ciamik sepeda motor yang terus-menerus berkembang
17 November 2025, 08:00 WIB
Sebagian ruas jalan di Tol Cipularang dan Padaleunyi ditutup untuk dilakukan perbaikan selama sepekan
17 November 2025, 07:00 WIB
Kementerian Perhubungan gelar pembatasan lalu lintas di kawasan wisata saat libur Natal dan tahun baru
17 November 2025, 06:00 WIB
Agar tidak terkena tilang saat Operasi Zebra 2025, Anda bisa memanfaatkan kehadiran SIM keliling Bandung
17 November 2025, 06:00 WIB
Lima lokasi SIM keliling Jakarta kembali dibuka seperti biasa, bisa untuk perpanjangan SIM A maupun C