Penjelasan Pertamina Tak Naikan Harga BBM saat Rupiah Loyo
02 Juli 2024, 08:00 WIB
Pertamina buka suara usai kabar harga BBM naik diperbincangkan, Irto menyebut mereka sedang melakukan evaluasi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Isu harga BBM (Bahan Bakar Minyak) naik sedang jadi perbincangan. Hal itu setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengevaluasi banderol Pertamax series.
Kabar di atas membuat sejumlah kalangan khawatir. Sebab jika harga BBM naik bakal berpengaruh ke nilai jual barang-barang lain.
Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga pun buka suara. Menurutnya perusahaan pelat merah tersebut masih melakukan evaluasi.
“Untuk harga BBM tentu kami evaluasi secara berkala, jadi kita masih review hingga sekarang,” ujar Irto kepada KatadataOTO, Selasa (28/5).
Lebih jauh Irto menjelaskan kalau pihaknya memperhatikan beberapa faktor. Seperti banderol dari harga minyak dunia.
Jadi Pertamina tidak bisa memutuskan sembarangan mengenai banderol BBM. Sehingga masyarakat diharapkan tidak perlu terlalu khawatir.
“Buat BBM non subsidi kami review dengan mempertimbangkan harga minyak mentah, MOPS (Mid Oil Platts Singapore) dan kurs,” dia menambahkan.
Sementara itu buat BBM subsidi seperti Pertalite keputusannya berada di tangan Presiden Jokowi serta jajarannya. Jadi bukan mereka yang menentukan.
“Sedangkan BBM bersubsidi, baik JBKP (Jenis BBM Khusus Penugasan) maupun JBT (Jenis BBM Tertentu) kebijakan penentuan harga ada di pemerintah,” pungkas Irto.
Sekadar informasi BPH Migas melaporkan selama periode Januari hingga April 2024, pemerintah telah menyalurkan 30 persen kuota BBM subsidi,
Menurut Erika Retnowati, Kepala BPH Migas mereka sudah memberikan sebanyak 5,57 juta kiloliter (KL) atau sebesar 30,12 persen dari total kuota JBT sebesar 18,4 juta KL.
“Adapun rincian untuk minyak solar 5,40 juta KL dan minyak tanah 0,17 juta KL,” kata Erika
Kemudian BPH Migas juga melakukan penetapan, pengaturan serta pengawasan volume jenis BBM khusus penugasan yakni Pertalite.
“Sampai April realisasi JBKP sebesar 10 juta KL atau 31,63 persen dari kuota yang dialokasikan 31,60 juta KL," ucapnya.
Sebelumnya Jokowi menyebut kalau harga BBM berpotensi naik bulan depan. Namun belum bisa ditentukan dalam waktu dekat.
Orang nomor satu di Indonesia tersebut mengatakan kalau kemampuan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk subsidi BBM akan dihitung. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Seperti harga minyak dunia, terutama di tengah kondisi geopolitik. Kemudian dikalkulasi serta dihitung dengan teliti.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Juli 2024, 08:00 WIB
01 Juli 2024, 14:00 WIB
01 Juli 2024, 12:00 WIB
20 Juni 2024, 10:00 WIB
01 Juni 2024, 12:17 WIB
Terkini
05 Juli 2024, 16:00 WIB
Gakindo kembali mengusulkan agar mobil hybrid dapat insentif pemerintah untuk dorong perkembangan di Tanah Air
05 Juli 2024, 15:00 WIB
Beredar rumor BMW XM batal dikembangkan jadi mobil listrik dan setop produksi pada 2028, ini alasannya
05 Juli 2024, 14:00 WIB
Setelah tiga tahun lamanya berlangsung di Sirkuit Mandalika, Shell Eco Marathon akan digelar di Qatar
05 Juli 2024, 13:00 WIB
Jorge Martin bertekad mengulang kemenangannya tahun lalu di MotoGP Jerman 2024 dengan mengalahkan Marquez
05 Juli 2024, 12:00 WIB
Jerman tolak tarif impor mobil listrik China yang akan ditambahkan oleh Uni Eropa karena ada kepentingan
05 Juli 2024, 11:00 WIB
Kepolisian bakal menerapkan sistem ganjil genap Puncak Bogor, Anda pun bisa melewat beberapa rute alternatif
05 Juli 2024, 10:00 WIB
Gakindo sebut perlu insentif dari pemerintah untuk bisa membangkitkan penjualan mobil yang lesu belakangan ini
05 Juli 2024, 09:00 WIB
Terdapat diskon Vespa Batik yang bisa dimanfaatkan pencinta otomotif, sebab jumlahnya mencapai Rp 31 juta