Honda ST125 Dax Dapat Warna Baru, Bikin Makin Sporti
30 Mei 2024, 17:00 WIB
Jepang tantang Indonesia jadi penghasil nikel untuk baterai kendaraan listrik setelah menemukan sumber nikel
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Indonesia telah dikenal sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia karena jumlahnya diperkirakan mencapai 55 juta metrik ton. Angka ini bahkan lebih besar dibandingkan Australia yang duduk di posisi kedua dengan catatan sebesar 24 juta metrik ton.
Sementara untuk negara penghasil nikel terbesar di dunia saat ini masih dipegang Indonesia. Pada 2023, jumlah yang diproduksi adalah 1,8 juta metrik ton.
Jumlah itu mencapai 50 persen dari total produksi nikel dunia sebesar 3,6 juta metrik ton. Filipina berada di peringkat kedua angka 400.000 metrik ton dilanjutkan Kaledonia Baru sebanyak 230.000 metrik ton dan Rusia 200.000 metrik ton.
Namun Jepang tampaknya berpotensi menjadi penantang Indonesia untuk menjadi supplier nikel bagi baterai kendaraan listrik. Pasalnya mereka baru saja menemukan mineral yang diperkirakan mencapai 230 juta metrik ton di pulau Minamitorishima sekitar 1.931 km dari Tokyo.
Para peneliti menemukan adanya timbunan nodul mangan pada 5.000 meter di bawah permukaan laut dengan kandungan kobalt sangat besar. Jumlahnya bahkan diperkirakan cukup memenuhi kebutuhan Jepang selama 75 tahun.
Tak hanya itu, mereka juga menemukan kandungan nikel di dalamnya yang bisa untuk memenuhi kebutuhan negara selama lebih dari satu dekade. Kedua mineral tersebut merupakan komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Dilansir dari Business Insider, jumlah kobalt yang terkandung sekitar 610.000 metrik ton sementara untuk nikel adalah 740.000 metrik ton.
Meski Jepang merupakan negara dengan industri otomotif sangat kuat, mereka cukup tertinggal dalam perlombaan produksi kendaraan listrik khususnya China. Oleh sebab itu penemuan cadangan nikel, kobalt dan mangan dalam jumlah besar berpotensi mengubah peta persaingan.
Pemanenan material dalam skala komersial rencananya dimulai pada 2026 namun ada banyak tantangan di dalamnya. Pasalnya penambangan di laut dalam memerlukan biaya mahal, sulit secara teknis dan penuh kontroversi.
Namun imbalan dari semua itu cukup sepadan karena permintaan nikel dan kobalt diperkirakan bakal terus meroket beberapa dekade mendatang.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Mei 2024, 17:00 WIB
28 Maret 2024, 20:46 WIB
07 Februari 2024, 10:30 WIB
26 Januari 2024, 20:04 WIB
24 Januari 2024, 16:25 WIB
Terkini
26 Juni 2024, 13:00 WIB
Saling sindir antara pihak China dan Uni Eropa terus terjadi sehingga membuat kedua belah pihak bertemu
26 Juni 2024, 11:00 WIB
Baru meluncur, ban balap Aspira Premio Sportivo RS-01 tawarkan sejumlah keunggulan buat para penggunanya
26 Juni 2024, 10:00 WIB
Pemerintah Kota Surabaya lelang 889 kendaraan dinas untuk digantikan dengan BEV sesuai arahan presiden
26 Juni 2024, 09:00 WIB
Ban mobil listrik Goodyear yang mau diluncurkan harus tertahan di pelabuhan karena masalah kuota impor
26 Juni 2024, 08:00 WIB
Ada beberapa faktor yang diperhatian pelanggan sebelum membeli motor listrik dan pabrikan harus memenuhinya
26 Juni 2024, 07:00 WIB
SUV Wuling Starlight S disinyalir meluncur Agustus 2024, tersedia dalam varian listrik dan hybrid PHEV
26 Juni 2024, 06:10 WIB
Jangan telat melakukan perpanjangan, manfaatkan layanan SIM keliling Bandung yang ada di dua lokasi strategis
26 Juni 2024, 06:02 WIB
Polda Metro Jaya kembali menghadirkan SIM Keliling Jakarta, fasilitas tersebut tersebar di lima tempat berbeda