Pertamina Janji Transparan saat Pasok BBM ke Shell dan BP AKR
20 September 2025, 11:00 WIB
Bahlil mengatakan kalau pemerintah berniat mengimpor lithium dari Australia buat bahan baku baterai EV
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pemerintah Indonesia terus menggenjot elektrifikasi di dalam negeri. Salah satunya dengan mengimpor lithium dari luar negeri.
Hal itu dilakukan karena ekosistem baterai mobil serta motor listrik merupakan bagian dari hilirisasi yang merupakan program prioritas pemerintah.
“Salah satu negara yang kita akan melakukan kerja sama itu adalah Australia. Selama ini kan kita bawa dari beberapa negara di Afrika,” ungkap Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Antara, Selasa (05/08).
Menurut Bahlil, ada sejumlah pertimbangan mengapa pemerintah mau mengimpor lithium dari Negeri Kanguru. Ambil contoh biaya dibutuhkan lebih minim.
Bahlil Lahadalia menilai kalau membeli lithium di Australia biaya pengirimannya tidak sebesar dari negara-negara lain.
Ditambah sejumlah pengusaha di Tanah Air sudah menambang Lithium di Australia. Jadi lebih mudah mendapatkan barangnya.
“Saya belum tahu volumenya berapa, karena saya bukan pengusahanya,” ucap Menteri ESDM.
Di sisi lain Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyatakan Indonesia menargetkan untuk tidak hanya menjadi pasar dalam ekosistem Electric Vehicle (EV) saja.
Namun ingin turut membuat mobil listrik secara menyeluruh. Mulai dari komponen yang dibikin di dalam negeri.
Oleh sebab itu Indonesia dirasa perlu melakukan impor lithium dari Australia sebagai bahan baku baterai EV.
“Di tahap ini kita memastikan bahwa paling tidak ada mitra lokal Indonesia yang bisa menjadi mitra transfer teknologi,” kata Dimas Muhamad, Wakil Koordinator Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Dengan begitu diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi pasar mobil maupun motor listrik dari pabrikan negara-negara luar saja.
Sekadar mengingatkan sebelumnya pemerintah telah melakukan proses pembangunan pabrik baterai EV di Karawang, Jawa Barat.
Fasilitas produksi tersebut hasil kolaborasi antara Antam, IBC, CATL serta CBL. Nantinya pabrik baterai EV ini diklaim mampu memproduksi 5,9 gigawatt hour (GWh) baterai per tahun pada 2026.
Namun jumlah itu bakal naik menjadi 15 GWh saat beroperasi penuh di 2028 atau setara 300 ribu unit mobil listrik.
Besarnya jumlah tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasar EV baik domestik maupun internasional di masa depan.
Ada pun pabrik baterai di Karawang berdiri di atas lahan seluas 43 hektare yang dioperasikan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 September 2025, 11:00 WIB
19 September 2025, 21:00 WIB
10 September 2025, 15:00 WIB
10 September 2025, 07:00 WIB
26 Agustus 2025, 11:00 WIB
Terkini
24 September 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia berhasil menjadi salah satu pendorong ekspor kendaraan utuh dari Tanah Air sejak 1987
24 September 2025, 20:00 WIB
Morbidelli T252X dan T1002VX resmi meluncur di ajang IMOS 2025 dengan menawarkan sejumlah keunggulan
24 September 2025, 19:00 WIB
Dalam gelaran IMOS 2025, Yamaha Xmax mendapatkan sejumlah penyegaran guna menggoda para pengunjung di sana
24 September 2025, 18:00 WIB
AHM memboyong Honda ADV 160 baru dan menawarkan berbagai program menarik guna mengunjung di IMOS 2025
24 September 2025, 17:00 WIB
Bekal bertahan dalam jangka waktu panjang, merek Jepang dinilai harus terus ikut perkembangan mobil listrik
24 September 2025, 16:00 WIB
Marc Marquez diproyeksikan mengunci predikat juara dunia MotoGP 2025 di Sirkuit Motegi, akhir pekan ini
24 September 2025, 15:21 WIB
Pasar motor Indonesia kembali kedatangan produk baru, kali ini Suzuki Access 125 yang mengaspal di Tanah Air
24 September 2025, 14:00 WIB
Pembalap F1 Lewis Hamilton mengaku sekarang lebih suka karya seni, semua koleksi mobil miliknya dijual