Ekspansi Pabrik Jadi Siasat BYD Hadapi Tarif Impor EV Uni Eropa
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Dianggap dapat merusak persaingan pasar, Elon Musk protes kebijakan tarif impor mobil listrik China di AS
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah Amerika Serikat pada pertengahan Mei 2024 tetapkan lonjakan tarif impor mobil listrik China di AS jadi 100 persen. Produsen Tiongkok dianggap menerapkan praktik bisnis tidak adil dan membahayakan dari sisi teknologi informasi.
Pada keterangan dari laman resmi White House dikutip Senin (27/5) pekerja dan bisnis di AS unggul apabila pasar berkompetisi secara adil. Namun China menggunakan disesbut melakukan transfer teknologi secara paksaan dan pencurian properti intelektual.
Singkatnya, teknologi mumpuni seperti disematkan pada beragam BEV (Battery Electric Vehicle) buatan China diklaim mengambil banyak informasi pribadi milik para konsumen mobil listrik di AS.
Hal itu digadang jadi salah satu alasan mengapa pihak pemerintah mau terapkan lonjakan tarif impor mobil listrik China sebesar 100 persen, mempersulit beragam produsen asal negara itu untuk berbisnis di AS.
Dari sisi lain memang harga mobil listrik China terbilang lebih terjangkau dan kompetitif dibandingkan kompetitor lain terkhusus asal AS. Sehingga dapat menjadi pilihan buat konsumen yang enggan mengeluarkan uang lebih dan baru beralih ke BEV.
Meski diharapkan bisa beri dampak positif keberlangsungan bisnis, Elon Musk, CEO Tesla ternyata menentang kebijakan tarif impor mobil listrik China.
Padahal di Januari 2024 ia sempat menegaskan bahwa produsen BEV China bisa menghancurkan kompetitor dari negara-negara lain apabila tidak ada batasan perdagangan.
“Baik Tesla maupun saya tidak pernah meminta ada tarif ini,” kata Elon Musk dalam sebuah konferensi teknologi di Paris seperti dikutip BBC beberapa waktu lalu.
Ia sendiri mengaku terkejut ketika hal itu diumumkan. Musk menegaskan bahwa kebijakan yang mendistorsi pasar tidaklah baik.
“Tesla berkompetisi dengan baik di pasar China tanpa tarif dan dukungan tambahan. Saya mendukung jika tidak ada tarif,” tegas Musk.
Sebagai informasi sebelumnya tarif impor mobil listrik China di AS ada di angka 25 persen, sekarang naik menjadi 100 persen. Menurut data White House, ekspor BEV dari Chine sepanjang 2022 ke 2023 naik pesat sebanyak 70 persen.
Hal tersebut dianggap membahayakan investasi produktif lain. Tarif 100 persen diklaim melindungi manufaktur Amerika dari serbuan bisnis Tiongkok.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
26 September 2024, 18:00 WIB
25 September 2024, 20:00 WIB
24 September 2024, 19:00 WIB
19 September 2024, 20:00 WIB
Terkini
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Chery menyebut kalau mobil listrik Omoda E5 cukup diminati oleh konsumen, sebab terjual sampai ribuan unit
16 Oktober 2024, 17:00 WIB
Untuk denda tilang Operasi Zebra 2024 yang paling murah adalah Rp 250 ribu dan termahal di angka Rp 1 juta
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
Beberapa kasus terjadi Florida, mobil listrik terbakar saat baterainya terpapar air laut sehingga pemilik harus waspada
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
Terdapat beberapa pertimbangan ketika Mazda ingin menambah diler baru untuk melayani masyarakat di Indonesia
16 Oktober 2024, 12:03 WIB
Jadi pendatang baru di pasar pikap, Toyota Hilux Rangga disebut memiliki beberapa keunggulan untuk bersaing