Modal Mazda MX-30 Lawan EV China di Indonesia
18 November 2024, 17:00 WIB
Dianggap dapat merusak persaingan pasar, Elon Musk protes kebijakan tarif impor mobil listrik China di AS
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah Amerika Serikat pada pertengahan Mei 2024 tetapkan lonjakan tarif impor mobil listrik China di AS jadi 100 persen. Produsen Tiongkok dianggap menerapkan praktik bisnis tidak adil dan membahayakan dari sisi teknologi informasi.
Pada keterangan dari laman resmi White House dikutip Senin (27/5) pekerja dan bisnis di AS unggul apabila pasar berkompetisi secara adil. Namun China menggunakan disesbut melakukan transfer teknologi secara paksaan dan pencurian properti intelektual.
Singkatnya, teknologi mumpuni seperti disematkan pada beragam BEV (Battery Electric Vehicle) buatan China diklaim mengambil banyak informasi pribadi milik para konsumen mobil listrik di AS.
Hal itu digadang jadi salah satu alasan mengapa pihak pemerintah mau terapkan lonjakan tarif impor mobil listrik China sebesar 100 persen, mempersulit beragam produsen asal negara itu untuk berbisnis di AS.
Dari sisi lain memang harga mobil listrik China terbilang lebih terjangkau dan kompetitif dibandingkan kompetitor lain terkhusus asal AS. Sehingga dapat menjadi pilihan buat konsumen yang enggan mengeluarkan uang lebih dan baru beralih ke BEV.
Meski diharapkan bisa beri dampak positif keberlangsungan bisnis, Elon Musk, CEO Tesla ternyata menentang kebijakan tarif impor mobil listrik China.
Padahal di Januari 2024 ia sempat menegaskan bahwa produsen BEV China bisa menghancurkan kompetitor dari negara-negara lain apabila tidak ada batasan perdagangan.
“Baik Tesla maupun saya tidak pernah meminta ada tarif ini,” kata Elon Musk dalam sebuah konferensi teknologi di Paris seperti dikutip BBC beberapa waktu lalu.
Ia sendiri mengaku terkejut ketika hal itu diumumkan. Musk menegaskan bahwa kebijakan yang mendistorsi pasar tidaklah baik.
“Tesla berkompetisi dengan baik di pasar China tanpa tarif dan dukungan tambahan. Saya mendukung jika tidak ada tarif,” tegas Musk.
Sebagai informasi sebelumnya tarif impor mobil listrik China di AS ada di angka 25 persen, sekarang naik menjadi 100 persen. Menurut data White House, ekspor BEV dari Chine sepanjang 2022 ke 2023 naik pesat sebanyak 70 persen.
Hal tersebut dianggap membahayakan investasi produktif lain. Tarif 100 persen diklaim melindungi manufaktur Amerika dari serbuan bisnis Tiongkok.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 November 2024, 17:00 WIB
05 November 2024, 19:00 WIB
29 Oktober 2024, 13:00 WIB
22 Oktober 2024, 20:00 WIB
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Terkini
21 November 2024, 22:30 WIB
Kepolisian siapkan 59 kendaraan listrik untuk memenuhi beragam kebutuhan penugasan anggota di lapangan
21 November 2024, 22:00 WIB
Harga Aion V yang meluncur di GJAW 2024 diperkirakan mencapai Rp 500 jutaan dan sudah bisa dipesan dari sekarang
21 November 2024, 21:00 WIB
Perputaran uang judi online mencapai Rp 900 triliun, cukup untuk membeli Hyundai Tucson Hybrid secara tunai
21 November 2024, 20:00 WIB
Kebijakan opsen PKB serta PPN 12 persen yang bakal diterapkan awal 2025 diprediksi memberatkan industri motor
21 November 2024, 19:00 WIB
Indomobil Group baru saja menjalin kerja sama untuk menyediakan berbagai mobil listrik bagi PLN Icon Plus
21 November 2024, 18:00 WIB
Federal Oil menyambut kedatangan pembalap baru di tim Gresini Racing untuk beraksi di musim balap MotoGP 2025
21 November 2024, 17:00 WIB
Begini tampilan mobil konsep Toyota bZ7 yang debut di China, penggerak sampai baterainya disuplai oleh BYD
21 November 2024, 16:00 WIB
Jadi sasaran sejumlah manufaktur otomotif China, Neta mengungkapkan mengapa area Pluit terbilang potensial