Studi Ungkap Alasan Orang Indonesia Mulai Beli Mobil Listrik
08 Juli 2025, 22:00 WIB
Alva kembali mendorong pemerintah untuk segera mengumumkan pemberian insentif motor listrik buat 2025
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kabar pemberian insentif motor listrik masih juga belum menemukan titik cerah. Bahkan sampai akhir bulan keempat di 2025.
Membuat para produsen kendaraan roda dua setrum mulai teriak. Sebab ketidakpastian yang terjadi sudah berdampak ke usaha mereka.
Disebut-sebut peminat motor listrik di Indonesia telah berkurang drastis. Sehingga penjualan EV (Electric Vehicle) mereka merosot tajam.
Tentu hal tersebut terjadi karena banyak masyarakat menantikan Presiden Prabowo Subianto dan para menteri mengucurkan insentif motor listrik.
Berangkat dari fakta di atas, Alva Auto kembali mendorong pemerintah untuk segera mengucurkan bantuan satu ini.
“Jadi kalau dari Alva, mengenai kebijakan ini kita berharap ada kejelasan dari sisi pemerintah. Apakah insentif (motor listrik) ada atau tidak,” ungkap Putu Swaditya Yudha, Chief Marketing Officer Alva di Cikarang pada Kamis (22/05).
Lebih jauh Putu mengatakan kalau memang bantuan tersebut tidak lagi sama seperti tahun lalu, ia meminta pemerintah segera menjelaskan bentuknya seperti apa.
Sehingga para produsen maupun masyarakat tidak lagi menunggu. Selain itu ada kejelasan bagi industri kendaraan roda dua setrum.
“Agar konsumen kalau memang ingin memiliki dengan opsi menggunakan subsidi, mereka punya kejelasan kapan dan bagaimana cara menggunakannya,” lanjut Putu.
Putu pun tidak memungkiri, ketidakpastian mengenai keputusan pemberian insentif motor listrik sudah berdampak ke lini bisnis mereka.
Namun ia tidak mau menjelaskan secara rinci sejauh mana, efek belum diberikannya bantuan itu kepada Alva.
“Dari sisi bisnis tentu ada dampak lah ya. Namun kami sekarang fokus untuk menawarkan pengalaman berkendara, seperti ekspansi Alva Experience Center,” tegas Putu.
Sebagai informasi, Kemenperin (Kementerian Perindustrian) dikabarkan sedang mengusulkan insentif motor listrik untuk 2025 dengan bentuk baru.
Tidak lagi sama seperti tahun lalu yang berupa subsidi Rp 7 juta. Buat di 2025 diisukan diskon PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) hingga 12 persen.
Nantinya akan terbagi dua kategori. Pertama adalah kendaraan dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) di atas 40 persen serta memakai baterai SLA (Sealed Lead Acid) diberikan bantuan PPN DTP 6 persen.
Kedua motor listrik dengan baterai lithium dan mengantongi TKDN di atas 40 persen berhak mendapatkan diskon PPN DTP 12 persen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
08 Juli 2025, 22:00 WIB
08 Juli 2025, 17:01 WIB
08 Juli 2025, 12:53 WIB
08 Juli 2025, 08:00 WIB
07 Juli 2025, 17:00 WIB
Terkini
09 Juli 2025, 14:00 WIB
Kejagung menyita 72 mobil dari Gedung Sritex 2 Sawah di Banmati, terdiri dari Toyota sampai Mercedes-Benz
09 Juli 2025, 13:00 WIB
Model pikap Chery terdaftar di Indonesia sama seperti di Australia, tetapi spesifikasi teknisnya masih gelap
09 Juli 2025, 12:00 WIB
Dominasi Toyota dalam 10 merek mobil terlaris di semester satu 2025 belum terpatahkan dengan 126.920 unit
09 Juli 2025, 11:00 WIB
Penjualan mobil baru secara ritel naik 0,6 persen dibandingkan bulan lalu, namun angka wholesales-nya turun
09 Juli 2025, 10:00 WIB
Siluet BYD Seagull baru-baru ini dibagikan melalui laman Instagram resminya, siap meluncur dalam waktu dekat
09 Juli 2025, 09:00 WIB
Beberapa merek mobil Cina alami penurunan, tetapi sub merek premium BYD yakni Denza catatkan tren positif
09 Juli 2025, 08:00 WIB
BMW Astra santai menghadapi pabrikan Cina di segmen kendaran premium karena produk yang ditawarkan berbeda
09 Juli 2025, 07:00 WIB
SIM milik pelaku perundungan akan dicabut untuk membuat masyarakat khususnya remaja jera melakukannya