Kabar Terbaru Soal Nasib Mobil Listrik Jaecoo J5 EV di Indonesia
02 Juli 2025, 08:00 WIB
Meski tak mengekspor kendaraan ke AS, Toyota sebut tarif impor AS-Cina tetap berdampak ke industri otomotif RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menerapkan tarif impor untuk sejumlah negara yang mengekspor kendaraannya ke AS. Salah satunya Cina.
Tidak berhenti sampai di situ, Tiongkok kemudian juga membalas dengan menerapkan tarif impor tambahan untuk produk AS yang masuk ke Cina.
Indonesia bukan negara pengekspor kendaraan roda empat ke Amerika Serikat. Namun, tetap ada dampak tak langsung yang dapat dirasakan industri otomotif apabila perang tarif terus berlanjut.
Ekspor kendaraan roda empat, menurut Toyota Indonesia bakal terganggu imbas perang tarif AS-Cina.
“Vietnam, Thailand, Meksiko dan lainnya, negara-negara itu akan sangat terdampak terhadap kebijakan Trump,” kata Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) di Jakarta Pusat, Rabu (14/05).
Menurunnya ekonomi negara-negara tersebut bakal diikuti penurunan daya beli, dan berimbas pada ekspor dari Indonesia ke sana.
Sementara dampak ke pasar domestik, Toyota menyorot peluang banjirnya produk Cina ke berbagai negara global selain AS, termasuk Indonesia.
“Tentu akan mempengaruhi pasar Indonesia dengan masuknya barang-barang Cina yang harganya relatif murah. Namun semua kembali lagi ke konsumen mau pilih mana,” ungkap dia.
Di tengah berbagai tantangan itu, Toyota menilai tetap ada peluang bisa dimanfaatkan. Hanya saja butuh andil pemerintah dalam merealisasikannya.
“Kita bisa menemukan destinasi (ekspor) baru, trade agreement dengan negara tujuan, itu dapat kita lakukan dengan bantuan pemerintah,” tegas dia.
Ia mengungkapkan pihaknya telah berdiskusi bersama pihak-pihak terkait untuk membantu agar potensi FTA (Free Trade Agreement) dengan berbagai negara tujuan bisa diimplementasikan.
Sekadar informasi, saat ini AS menurunkan BMI (Bea Masuk Impor) produk Cina yang diekspor ke Amerika, dari 145 persen menjadi 30 persen buat sementara waktu.
Hal serupa dilakukan sebaliknya oleh Cina. BMI produk AS ke Tiongkok dikurangi dari 125 persen menjadi 10 persen. Kesepakatan berlaku selama tiga bulan ke depan.
Tidak dapat dipungkiri, ketidakpastian tersebut banyak manufaktur industri otomotif menjadi lebih waspada dalam mengambil langkah maju.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Juli 2025, 08:00 WIB
01 Juli 2025, 21:25 WIB
30 Juni 2025, 13:30 WIB
29 Juni 2025, 08:00 WIB
27 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
02 Juli 2025, 17:00 WIB
Tidak hanya insentif, kemudahan akses infrastruktur juga jadi daya tarik agar orang beralih ke motor listrik
02 Juli 2025, 16:24 WIB
Harga tiket MotoGP Mandalika dan Malaysia 2025 memiliki perbedaan yang cukup mencolok di beberapa kelas
02 Juli 2025, 14:00 WIB
Bantu hilirisasi nikel, peneliti nilai pemerintah perlu lebih mendukung produsen mobil listrik baterai nikel
02 Juli 2025, 13:00 WIB
Subsidi motor listrik dikabarkan sudah semakin dekat untuk dikuncurkan oleh pemerintah ungkap Wamenperin
02 Juli 2025, 12:00 WIB
Aspal Sirkuit Sepang sudah diperbaiki untuk menyambut MotoGP Malaysia 2025 yang diselenggarakan Oktober
02 Juli 2025, 11:00 WIB
Pengolahan limbah baterai mobil listrik disebut menjadi tanggung jawab produsen didukung regulasi pemerintah
02 Juli 2025, 09:00 WIB
PT ADM menanggapi kemungkinan Daihatsu Move dijual di Indonesia setelah modelnya terdaftar pada Februari 2025
02 Juli 2025, 08:00 WIB
Berbagai hal tengah disiapkan agar para konsumen di Indonesia dapat segera membeli mobil listrik Jaecoo J5 EV