IMX 2025 Siap Digelar Bulan Ini, Hadirkan Ragam Modifikasi Unik
01 Oktober 2025, 19:13 WIB
Meski tak mengekspor kendaraan ke AS, Toyota sebut tarif impor AS-Cina tetap berdampak ke industri otomotif RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menerapkan tarif impor untuk sejumlah negara yang mengekspor kendaraannya ke AS. Salah satunya Cina.
Tidak berhenti sampai di situ, Tiongkok kemudian juga membalas dengan menerapkan tarif impor tambahan untuk produk AS yang masuk ke Cina.
Indonesia bukan negara pengekspor kendaraan roda empat ke Amerika Serikat. Namun, tetap ada dampak tak langsung yang dapat dirasakan industri otomotif apabila perang tarif terus berlanjut.
Ekspor kendaraan roda empat, menurut Toyota Indonesia bakal terganggu imbas perang tarif AS-Cina.
“Vietnam, Thailand, Meksiko dan lainnya, negara-negara itu akan sangat terdampak terhadap kebijakan Trump,” kata Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) di Jakarta Pusat, Rabu (14/05).
Menurunnya ekonomi negara-negara tersebut bakal diikuti penurunan daya beli, dan berimbas pada ekspor dari Indonesia ke sana.
Sementara dampak ke pasar domestik, Toyota menyorot peluang banjirnya produk Cina ke berbagai negara global selain AS, termasuk Indonesia.
“Tentu akan mempengaruhi pasar Indonesia dengan masuknya barang-barang Cina yang harganya relatif murah. Namun semua kembali lagi ke konsumen mau pilih mana,” ungkap dia.
Di tengah berbagai tantangan itu, Toyota menilai tetap ada peluang bisa dimanfaatkan. Hanya saja butuh andil pemerintah dalam merealisasikannya.
“Kita bisa menemukan destinasi (ekspor) baru, trade agreement dengan negara tujuan, itu dapat kita lakukan dengan bantuan pemerintah,” tegas dia.
Ia mengungkapkan pihaknya telah berdiskusi bersama pihak-pihak terkait untuk membantu agar potensi FTA (Free Trade Agreement) dengan berbagai negara tujuan bisa diimplementasikan.
Sekadar informasi, saat ini AS menurunkan BMI (Bea Masuk Impor) produk Cina yang diekspor ke Amerika, dari 145 persen menjadi 30 persen buat sementara waktu.
Hal serupa dilakukan sebaliknya oleh Cina. BMI produk AS ke Tiongkok dikurangi dari 125 persen menjadi 10 persen. Kesepakatan berlaku selama tiga bulan ke depan.
Tidak dapat dipungkiri, ketidakpastian tersebut banyak manufaktur industri otomotif menjadi lebih waspada dalam mengambil langkah maju.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Oktober 2025, 19:13 WIB
01 Oktober 2025, 13:00 WIB
30 September 2025, 22:00 WIB
29 September 2025, 08:00 WIB
26 September 2025, 21:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 11:00 WIB
GIIAS Bandung 2025 memberikan kemudahan untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin membeli mobil atau motor baru
02 Oktober 2025, 10:00 WIB
Federal mengaku tidak merasa dampak dari lesunya pasar motor baru yang sedang terjadi dalam beberapa waktu
02 Oktober 2025, 09:00 WIB
Mayoritas merek tidak melakukan penyesuaian, berikut daftar harga mobil listrik di RI per Oktober 2025
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Honda hadirkan seluruh line up mobil hybrid di GIIAS 2025 termasuk Step Wgn yang baru meluncur di Indonesia
02 Oktober 2025, 07:00 WIB
Vivo dan BP batal beli BBM dari Pertamina karena adanya kandungan etanol pada base feul BBM yang ditawarkan
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ada persyaratan dokumen yang perlu disiapkan oleh pemohon jika ingin memanfaatkan SIM keliling Jakarta
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 2 Oktober 2025 bakal diawasi ketat menggunakan kamera ETLE di berbagai lokasi utama
02 Oktober 2025, 06:00 WIB
Pasar Modern Batununggal menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi untuk melayani warga