Deretan Mobil Yovie Widianto Stafsus Presiden, Didominasi Toyota
29 Juni 2025, 08:00 WIB
Toyota bakal lakukan efisiensi imbas kenaikan PPN menjadi 12 persen yang berdampak pada peningkatan biaya produksi
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – PT Toyota Motor Manufacturing (TMMIN) bakal melakukan efisiensi imbas kenaikan kenaikan PPN menjadi 12 persen. Langkah ini harus diambil agar perusahaan bisa tetap beroperasi optimal di tengah tantangan industri otomotif.
Pasalnya kenaikan pajak dipercaya bakal membuat biaya produksi mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.
“Tidak ada jalan lain, kami harus tingkatkan efisiensi dan mentransformasi perusahaan menjadi Mobility Company,” ungkap Bob Azam, Wakil Direktur TMMIN pada KatadataOTO pagi hari tadi (20/11).
Ia pun menjelaskan bahwa kenaikan PPN menjadi 12 persen sangat berpengaruh buat pabrikan. Pasalnya harga komponen bakal naik dan meningkatkan biaya produksi kendaraan.
“Otomotif adalah industri yang Supply Chainnya panjang karena sampai kepada tier 2 dan 3. Jadi kalau ada kenaikan PPN sebesar 1 persen maka peningkatan biayanya bisa lebih dari 3 hingga 5 persen,” tambahnya.
Situasi tersebut tentu berpotensi memberi dampak berupa kenaikan harga mobil di pasar retail.
“Hal ini tentu dapat mempengaruhi harga jual kendaraan. Pabrikan harus berpikir ulang untuk mengubah harga yang bakal diberikan kepada konsumen,” tegas Bob Azam.
Ia pun berharap agar pemerintah melakukan studi lagi sebelum memutuskan meningkatkan PPN menjadi 12 persen. Menurutnya pajak yang terlalu tinggi berpotensi membuat ekonomi terpukul dan pendapatan negara menjadi lebih rendah.
Dirinya justru berharap pemerintah memberikan insentif pajak agar industri otomotif bisa membaik. Dengan demikian maka pendapatan negara justru akan lebih baik ketimbang menaikkan pajak.
Karena menurutnya insentif bukan menurunkan pendapatan tapi justru mendorong kenaikan penjualan kendaraan.
“Berkaca pada pengalaman saat pandemi Covid 19 selesai, pemerintah memberi relaksasi PPnBM dan penjualan langsung naik lalu Tax Revenue pun meningkat,” tegasnya kemudian.
Sebelumnya diberitakan bahwa saat ini penjualan mobil di Indonesia mengalami tekanan cukup besar. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor pun melakukan revisi target penjualan menjadi hanya 850.000 unit hingga akhir tahun nanti.
Namun target tersebut bakal kembali menyentuh angka 1 jutaan di 2025. Tapi adanya kenaikan PPN diperkirakan bakal membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Juni 2025, 08:00 WIB
22 Juni 2025, 21:00 WIB
14 Juni 2025, 17:36 WIB
12 Juni 2025, 22:00 WIB
11 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025