Penjualan BYD Atto 3 Capai 1 Juta Unit, Cuma Butuh Waktu 3 Tahun
23 Juni 2025, 17:00 WIB
Tarif Impor AS yang diterapkan oleh Donald Trump dinilai bisa mengubah peta EV dunia dalam waktu dekat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Tarif impor Amerika Serikat (AS) masih terus diperbincangkan. Sederet dampak negatif diklaim bakal dirasakan banyak pihak.
Bahkan kebijakan baru dari Donald Trump akan turut mempengaruhi peta electric vehicle (EV) dunia.
"Dinamika investasi berbagai perusahaan multinasional sekarang ini di berbagai penjuru dunia jelas sedang terjadi," ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Yannes menuturkan bahwa sejumlah tantangan harus dihadapi para pelaku industri mobil listrik di seluruh dunia akibat kebijakan geopolitik dan geoekonomi Donald Trump.
Ia memprediksi tarif impor AS akan membuat perlambatan permintaan kendaraan roda empat elektrik di berbagai tempat.
Yannes juga mencontohkan kalau berakhirnya kerja sama antara LG Energy Solution dan pemerintah Indonesia, bisa jadi dampak karena penerapan aturan baru oleh Trump.
"LG bisa jadi terpaksa mundur akibat kondisi pasar yang terjadi berpotensi mengubah peta rencana investasi mereka," lanjut Yannes.
Jadi tarif impor AS yang digagas oleh Donald Trump benar-benar membuat industri otomotif di Indonesia maupun negara lain terguncang.
Seperti diberitakan KatadataOTO sebelumnya, akibat penerapan tarif AS yang baru membuat ekspor mobil listrik China turun sampai 18 persen.
Lalu terdapat pergeseran tren di sejumlah negara. Di mana konsumen mulai beralih ke PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) ketimbang membeli mobil listrik.
"Pendekatan AS sangat melanggar aturan WTO (World Trade Organization) mengganggu skema perdagangan,” tulis CAAM (China Association of Automobile Manufacturers) dalam keterangan resmi seperti dikutip dari CNEvPost beberapa waktu lalu.
CAAM mengungkapkan tarif impor AS bakal berdampak besar terhadap produksi dan rantai suplai industri otomotif global.
Sebagai informasi, Cina kini menghadapi tarif impor dari Amerika Serikat dengan jumlah cukup besar, yakni mencapai 245 persen.
Sementara Beijing menerapkan tarif 125 persen terhadap produk-produk dari Negeri Paman Sam.
Bila perang dagang antara China dan Amerika Serikat terus terjadi, maka dapat dipastikan para pelaku industri otomotif harus menyiapkan sejumlah strategi.
Dengan begitu dapat bertahan serta melanjutkan usahanya di tengah ketidakpastian kondisi yang saat ini terjadi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
23 Juni 2025, 17:00 WIB
23 Juni 2025, 15:00 WIB
23 Juni 2025, 08:00 WIB
21 Juni 2025, 15:10 WIB
21 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
23 Juni 2025, 21:00 WIB
Bos Ducati meminta Marc Marquez buat berdamai dengan Rossi, menurut dia konflik tersebut sudah terlalu lama
23 Juni 2025, 20:00 WIB
Motor listrik Omo X dari perusahaan teknologi Cina, Omoway bakal diluncurkan di RI dalam waktu dekat
23 Juni 2025, 19:35 WIB
Tidak hanya akan digunakan oleh konsumen perorangan, instansi pemerintah dan pelaku usaha juga menjadi target market Suzuki Fronx
23 Juni 2025, 19:00 WIB
Pertamina sudah menyiapkan langkah antisipasi kenaikan harga BBM setelah memanasnya perang Israel dan Iran
23 Juni 2025, 18:30 WIB
Pembalap Cupra Kiro Racing, Dan Ticktum tuai hasil memuaskan di Formula E Jakarta 2025, menang perdana
23 Juni 2025, 18:00 WIB
Peluncuran Chery C5 dilakukan lusa, diharapkan bisa bantu perkuat posisi Omoda 5 di kelas SUV segmen B
23 Juni 2025, 17:00 WIB
Penjualan BYD Atto 3 capai 1 juta unit dalam waktu 3 tahun 9 bulan dan telah ditawarkan di 110 negara
23 Juni 2025, 16:00 WIB
Ketentuan dimensi truk agar tidak masuk dalam kategori ODOL tertuang di Peraturan Dirjen Perhubungan Darat