BYD Hadirkan Beragam Model Baru di Shanghai Auto Show 2025
28 April 2025, 22:35 WIB
Tarif Impor AS yang diterapkan oleh Donald Trump dinilai bisa mengubah peta EV dunia dalam waktu dekat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Tarif impor Amerika Serikat (AS) masih terus diperbincangkan. Sederet dampak negatif diklaim bakal dirasakan banyak pihak.
Bahkan kebijakan baru dari Donald Trump akan turut mempengaruhi peta electric vehicle (EV) dunia.
"Dinamika investasi berbagai perusahaan multinasional sekarang ini di berbagai penjuru dunia jelas sedang terjadi," ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Yannes menuturkan bahwa sejumlah tantangan harus dihadapi para pelaku industri mobil listrik di seluruh dunia akibat kebijakan geopolitik dan geoekonomi Donald Trump.
Ia memprediksi tarif impor AS akan membuat perlambatan permintaan kendaraan roda empat elektrik di berbagai tempat.
Yannes juga mencontohkan kalau berakhirnya kerja sama antara LG Energy Solution dan pemerintah Indonesia, bisa jadi dampak karena penerapan aturan baru oleh Trump.
"LG bisa jadi terpaksa mundur akibat kondisi pasar yang terjadi berpotensi mengubah peta rencana investasi mereka," lanjut Yannes.
Jadi tarif impor AS yang digagas oleh Donald Trump benar-benar membuat industri otomotif di Indonesia maupun negara lain terguncang.
Seperti diberitakan KatadataOTO sebelumnya, akibat penerapan tarif AS yang baru membuat ekspor mobil listrik China turun sampai 18 persen.
Lalu terdapat pergeseran tren di sejumlah negara. Di mana konsumen mulai beralih ke PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) ketimbang membeli mobil listrik.
"Pendekatan AS sangat melanggar aturan WTO (World Trade Organization) mengganggu skema perdagangan,” tulis CAAM (China Association of Automobile Manufacturers) dalam keterangan resmi seperti dikutip dari CNEvPost beberapa waktu lalu.
CAAM mengungkapkan tarif impor AS bakal berdampak besar terhadap produksi dan rantai suplai industri otomotif global.
Sebagai informasi, Cina kini menghadapi tarif impor dari Amerika Serikat dengan jumlah cukup besar, yakni mencapai 245 persen.
Sementara Beijing menerapkan tarif 125 persen terhadap produk-produk dari Negeri Paman Sam.
Bila perang dagang antara China dan Amerika Serikat terus terjadi, maka dapat dipastikan para pelaku industri otomotif harus menyiapkan sejumlah strategi.
Dengan begitu dapat bertahan serta melanjutkan usahanya di tengah ketidakpastian kondisi yang saat ini terjadi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
28 April 2025, 22:35 WIB
28 April 2025, 22:00 WIB
28 April 2025, 21:00 WIB
28 April 2025, 19:00 WIB
28 April 2025, 09:00 WIB
Terkini
28 April 2025, 22:35 WIB
BYD hadirkan beragam model baru di Shanghai Auto Show 2025 dan bakal segera diluncurkan secara global tahun ini
28 April 2025, 22:00 WIB
Salah satu mobil listrik yang akan ambil bagian pada pameran PEVS 2025 di JIExpo Kemayoran adalah Seres E3
28 April 2025, 21:00 WIB
Calon pesaing baru DFSK Gelora E, Wuling Yangguang EV diduga kuat hadir di pameran otomotif PEVS 2025
28 April 2025, 20:00 WIB
Pameran otomotif New York Auto Show 2025 berlangsung 18-27 April 2025 di tengah gejolak tarif impor AS
28 April 2025, 19:00 WIB
BYD Seal versi wagon diperkenalkan di perhelatan Shanghai Auto Show 2025, dijual pada kuartal kedua 2025
28 April 2025, 16:00 WIB
Terlahir sebagai mobil kekinian, Mitsubishi Xforce dibekali berbagai fitur untuk memberikan keamanan lebih
28 April 2025, 15:00 WIB
Balai lelang Auksi berkolaborasi dengan DJKN hadirkan layanan transparan serta melakukan ekspansi wilayah
28 April 2025, 14:09 WIB
Alex Marquez mampu menyalip Marc Marquez dalam persaingan di papan atas klasemen sementara MotoGP 2025