Simak Biaya Kepemilikan Wuling New Air ev Penggoda First Buyer
09 Agustus 2025, 22:21 WIB
Tarif Impor AS yang diterapkan oleh Donald Trump dinilai bisa mengubah peta EV dunia dalam waktu dekat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Tarif impor Amerika Serikat (AS) masih terus diperbincangkan. Sederet dampak negatif diklaim bakal dirasakan banyak pihak.
Bahkan kebijakan baru dari Donald Trump akan turut mempengaruhi peta electric vehicle (EV) dunia.
"Dinamika investasi berbagai perusahaan multinasional sekarang ini di berbagai penjuru dunia jelas sedang terjadi," ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Yannes menuturkan bahwa sejumlah tantangan harus dihadapi para pelaku industri mobil listrik di seluruh dunia akibat kebijakan geopolitik dan geoekonomi Donald Trump.
Ia memprediksi tarif impor AS akan membuat perlambatan permintaan kendaraan roda empat elektrik di berbagai tempat.
Yannes juga mencontohkan kalau berakhirnya kerja sama antara LG Energy Solution dan pemerintah Indonesia, bisa jadi dampak karena penerapan aturan baru oleh Trump.
"LG bisa jadi terpaksa mundur akibat kondisi pasar yang terjadi berpotensi mengubah peta rencana investasi mereka," lanjut Yannes.
Jadi tarif impor AS yang digagas oleh Donald Trump benar-benar membuat industri otomotif di Indonesia maupun negara lain terguncang.
Seperti diberitakan KatadataOTO sebelumnya, akibat penerapan tarif AS yang baru membuat ekspor mobil listrik China turun sampai 18 persen.
Lalu terdapat pergeseran tren di sejumlah negara. Di mana konsumen mulai beralih ke PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) ketimbang membeli mobil listrik.
"Pendekatan AS sangat melanggar aturan WTO (World Trade Organization) mengganggu skema perdagangan,” tulis CAAM (China Association of Automobile Manufacturers) dalam keterangan resmi seperti dikutip dari CNEvPost beberapa waktu lalu.
CAAM mengungkapkan tarif impor AS bakal berdampak besar terhadap produksi dan rantai suplai industri otomotif global.
Sebagai informasi, Cina kini menghadapi tarif impor dari Amerika Serikat dengan jumlah cukup besar, yakni mencapai 245 persen.
Sementara Beijing menerapkan tarif 125 persen terhadap produk-produk dari Negeri Paman Sam.
Bila perang dagang antara China dan Amerika Serikat terus terjadi, maka dapat dipastikan para pelaku industri otomotif harus menyiapkan sejumlah strategi.
Dengan begitu dapat bertahan serta melanjutkan usahanya di tengah ketidakpastian kondisi yang saat ini terjadi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
09 Agustus 2025, 22:21 WIB
08 Agustus 2025, 21:53 WIB
07 Agustus 2025, 19:00 WIB
07 Agustus 2025, 18:00 WIB
07 Agustus 2025, 14:00 WIB
Terkini
10 Agustus 2025, 13:22 WIB
Ikuti jejak bZ4X di RI, mobil listrik Toyota Urban Cruiser EV juga akan dirakit lokal di masa mendatang
10 Agustus 2025, 11:00 WIB
Honda Modif Contes 2025 kembali digelar di Bandung, Jawa Barat dan diikuti ratusan peserta dari Kota Kembang
10 Agustus 2025, 09:00 WIB
Dinas Perhubungan gelar rekayasa lalu lintas di sekitar masjid Istiqlal karena ada agenda zikir kebangsaan
10 Agustus 2025, 07:00 WIB
Daihatsu Sigra bekas lansiran 2024 kini sudah lebih banyak pilihan dan dijual dengan harga kompetitif
09 Agustus 2025, 22:21 WIB
Wuling Air ev mampu menggoda masyarakat Tanah Air golongan first buyer karena memiliki beberapa keunggulan
09 Agustus 2025, 18:31 WIB
Wuling Motors konsisten menjalankan strategi komunikasi yang cukup efektif di industri otomotif Tanah Air
09 Agustus 2025, 16:00 WIB
Harga mobil baru di Indonesia naik tujuh persen tiap tahun, manufaktur sebut ada berbagai faktor di baliknya
09 Agustus 2025, 14:04 WIB
Memodifikasi motor matic penting memilih komponen berkualitas agar mendapatkan kepuasan sekaligus keamanan