Auto2000 Sempurnakan Aplikasi Digiroom, Lebih Informatif
06 Desember 2025, 21:00 WIB
Insentif dinilai menjadi salah satu cara yang tepat untuk mendongkrak kembali angka penjualan mobil di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia pada periode Januari-September 2025 masih cukup jauh dari target yang dicanangkan Gaikindo di angka 850 ribuan unit.
Jika dilihat secara keseluruhan, wholesales (penyaluran dari pabrik ke diler) mobil baru adalah 62.071 unit. Sementara sepanjang 2025 angkanya 561.819 unit.
Artinya masih ada selisih hampir 300 ribuan unit lagi untuk mencapai 850 ribu unit, atau setidaknya 200 ribuan unit apabila ingin meraih target terendah penjualan mobil Gaikindo.
Toyota sebagai salah satu produsen kendaraan di Indonesia menyorot tingginya angka Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet sebagai salah satu indikator penurunan ekonomi.
Meskipun begitu, pabrikan asal Jepang ini menyebutkan ada inisiatif bisa dilakukan pemerintah untuk mengejar target angka penjualan mobil jelang tutup tahun,
“Ya (bisa tercapai), siapa tahu tiba-tiba pemerintah kasih relaksasi,” kata Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kepada KatadataOTO belum lama ini.
Menurut dia insentif pajak atau subsidi dari pemerintah telah terbukti membantu menggairahkan penjualan mobil, seperti sempat diterapkan di tengah pandemi Covid-19.
Berbagai kebijakan dari pemerintah di sektor otomotif juga diharapkan bisa lebih agresif.
Ada kekhawatiran bahwa jika sasaran insentif tidak tepat maka dapat menimbulkan kerugian. Oleh karena itu kebijakan terkait subsidi perlu memperhatikan banyak faktor.
Bicara soal bentuk insentif, Bob mengungkapkan salah satu yang bisa diterapkan adalah penurunan besaran Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
“Penurunan PPnBM saja. Kan tetap membayar BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) dan lain sebagainya, sehingga pajak daerah juga tetap terjaga,” tegas dia.
Sebagai informasi, sebelumnya jenis mobil yang menyasar pembeli pertama yakni Low Cost Green Car (LCGC) ditawarkan dengan PPnBM ditanggung oleh pemerintah.
PPnBM LCGC paling besar 15 persen, namun lini kendaraan LCGC seperti Toyota Agya dan Daihatsu Ayla hanya dikenakan tiga persen.
Saat pandemi, pemerintah memberikan stimulus berupa diskon PPnBM sampai 100 persen.
Hal itu disebut terbukti membantu mendongkrak penjualan di tengah merebaknya Covid-19. Lalu penjualan mobil baru kembali bergairah.
Apabila ingin mencapai target penjualan mobil yang dicanangkan Gaikindo, pemberian stimulus serupa dinilai dapat menjadi satu solusi potensial.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
06 Desember 2025, 21:00 WIB
05 Desember 2025, 17:00 WIB
05 Desember 2025, 16:00 WIB
05 Desember 2025, 15:00 WIB
05 Desember 2025, 11:00 WIB
Terkini
07 Desember 2025, 07:00 WIB
Chery Sales Indonesia menjadi official mobility partner para atlet NPC yang akan berkompetisi di Dubai
06 Desember 2025, 21:00 WIB
Aplikasi Digiroom milik Auto2000 diklaim mendapat respon positif dari para pelanggan setianya di Tanah Air
06 Desember 2025, 19:00 WIB
Perang harga mobil Cina semakin sengit di 2025, BMW menegaskan tak berminat ikut persaingan tersebut
06 Desember 2025, 17:00 WIB
Mobil pribadi diperkirakan masih menjadi kendaraan favorit masyarakat saat merayakan libur Nataru 2026
06 Desember 2025, 15:00 WIB
Daihatsu catatkan hasil positif penjualan sepanjang November 2025, Gran Max Series jadi kontributor utama
06 Desember 2025, 13:00 WIB
Mahindra menyerahkan 4 mobil Scorpio untuk bantu pemerintah mengatasi bencana banjir Sumatera yang baru terjadi
06 Desember 2025, 11:00 WIB
Shell bisa segera menjajakan BBM mereka kepada para pengendara di Indonesia setelah kehabisan stok produk
06 Desember 2025, 09:00 WIB
Airlangga menerangkan bahwa kehadiran Chery, BYD hingga Hyundai membawa dampak positif bagi industri otomotif