ACC Optimis Penjualan Mobil Baru Tahun Depan Bakal Comeback
21 November 2024, 08:00 WIB
Toyota memberi masukan agar penjualan mobil di Indonesia tidak stagnan di angka 1 jutaan seperti sekarang
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Sudah lebih dari 10 tahun penjualan mobil Indonesia terjebak di angka 1 juta unit dan belum ada tanda-tanda terjadi lonjakan. Padahal jumlah pabrikan kendaraan yang masuk di Indonesia sudah semakin banyak.
Situasi ini pun menjadi perhatian bagi Toyota selaku pabrikan mobil terbesar di Indonesia. Menurut mereka sudah saatnya penjualan kendaraan di Tanah Air mencapai 2 juta unit atau naik 2 kali lipat dibanding sekarang.
Hal ini diungkapkan oleh Bob Azzam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Pasalnya sekarang kapasitas produksi kendaraan di Indonesia sudah mencapai 2 juta unit.
“Idealnya pasar di Indonesia sudah 2 juta unit karena kapasitas produksinya sudah lebih dari itu. Kalau hanya beroperasi sebanyak 1 juta artinya kita tidak efisien,” ungkapnya.
Ia pun menyayangkan bahwa meski banyak pabrikan masuk ke Indonesia tetapi tidak ada yang bisa memproyeksikan kapan pasar berkembang hingga 2 juta. Padahal bila ada perkiraan maka investasi bisa menjadi lebih mudah.
“Kalau misalnya kita bisa memperkirakan pada 2030 market menjadi 2 juta unit, banyak hal dapat dikerjakan termasuk lokalisasi. Tapi kalau tidak maka akan susah untuk meminta pabrikan kendaraan untuk pindah ke sini,” ungkapnya.
Oleh sebab itu perlu ada aksi nyata dari seluruh pelaku industri termasuk pemerintah. Menurutnya Indonesia seharusnya bisa meniru Thailand yang merupakan juara Asia Tenggara.
“Kan inginnya menjadi terbesar di Asia Tenggara, jadi bandingkan saja dengan Thaikand. Mereka itu pajaknya lebih rendah dan tidak ada pajak daerah,” ungkapnya pada media.
Walau pajaknya lebih rendah tetapi pemerintah masih bisa mendapatkan pendapatan dari sektor lain yang mengalami peningkatan. Sehingga menurutnya pendapatan pemerintah tidak mengalami penurunan.
“Karena industrinya bergerak maka akan menciptakan pajak lain ke pemerintah. Jadi menurunkan pajak juga harus jadi solusi meningkatkan penerimaan negara,” ungkapnya.
Meski demikian ia mengakui bahwa saat Indonesia menempati posisi cukup terhormat karena bisa menjadi negara pengekspor kendaraan. Terlebih produknya memiliki teknologi tinggi dan sangat kompetitif.
“Tapi kita tidak bisa santai karena penjualan 1 juta unit itu bisa dikalahkan dengan mudah oleh negara lain. Tapi kalau bisa 2 juta maka ketahanan industrinya lebih kuat,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 November 2024, 08:00 WIB
20 November 2024, 09:00 WIB
18 November 2024, 22:00 WIB
18 November 2024, 13:00 WIB
15 November 2024, 18:00 WIB
Terkini
21 November 2024, 19:00 WIB
Indomobil Group baru saja menjalin kerja sama untuk menyediakan berbagai mobil listrik bagi PLN Icon Plus
21 November 2024, 18:00 WIB
Federal Oil menyambut kedatangan pembalap baru di tim Gresini Racing untuk beraksi di musim balap MotoGP 2025
21 November 2024, 17:00 WIB
Begini tampilan mobil konsep Toyota bZ7 yang debut di China, penggerak sampai baterainya disuplai oleh BYD
21 November 2024, 16:00 WIB
Jadi sasaran sejumlah manufaktur otomotif China, Neta mengungkapkan mengapa area Pluit terbilang potensial
21 November 2024, 15:00 WIB
Punya kapasitas baterai lebih besar dari saudaranya Kia EV9, Hyundai Ioniq 9 tawarkan daya jelajah 620 km
21 November 2024, 14:00 WIB
Menjangkau konsumen di kawasan Jakarta Utara, berikut fasilitas yang ditawarkan diler baru Neta di Pluit
21 November 2024, 13:22 WIB
New Hyundai Tucson akhirnya diluncurkan buat pasar Indonesia, mobil tersebut dijual mulai Rp 632 jutaan
21 November 2024, 12:00 WIB
Pemerintah meminta agar perbaikan tol dikebut dan harus selesai sebelum periode libur Natal dan tahun baru