Ekspansi Pabrik Jadi Siasat BYD Hadapi Tarif Impor EV Uni Eropa
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Menurut Shell Indonesia perkembangan mobil listrik di dunia tidak mempengaruhi penjualan pelumas mereka
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Tren mobil listrik terus berkembang pesat di dunia bahkan Indonesia. Membuat masyarakat berlomba-lomba beralih dari kendaraan konvensional.
Namun kondisi tersebut tidak dirasakan oleh Shell Lubricants. Menurut mereka, pengguna mobil bensin masih cukup tinggi hingga sekarang.
Setidaknya hal itu yang diyakini Jason Wong, Global Executive Vice President Shell Lubricants. Menurut dia masih perlu waktu mobil listrik berkuasa di jalanan.
“Mungkin mobil ICE (Internal Combustion Engine) sudah kalah populer dengan EV (Electric Vehicle) saat ini, namun butuh proses panjang supaya populasinya bertambah,” ungkap Jason Wong di Jakarta pada Senin (4/3).
Lebih jauh Jason Wong menuturkan kalau perkembangan mobil listrik yang masif bukan sebuah ancaman bagi Shell. Maka tak heran bila kendaraan setrum tidak mempengaruhi penjualan mereka.
“EV sekarang adalah sebuah opportunity, oleh sebab itu kami terus meningkatkan kualitas produk. Kemudian disesuaikan sama kebutuhan konsumen,” tambah dia.
Wong menyebut kalau sampai saat ini mobil listrik masih membutuhkan infrastruktur pendukung. Jadi belum bisa menggantikan kendaraan konvensional di jalan raya.
Membuat penjualan oli Shell masih laris manis sampai sekarang. Apalagi perkembangan kendaraan setrum berbeda-beda di setiap negara.
“Bahkan berdasarkan data, ada beberapa negara yang mempertimbangkan ulang soal percepatan program elektrifikasi,” lanjut petinggi Shell Indonesia.
Wong pun optimistis industri pelumas masih bisa bernafas sampai beberapa tahun ke depan di tengah gempuran mobil listrik.
“Kalau dari perspektif Shell, kami yakin kalau dalam 5 - 10 tahun ke depan produk pelumas masih akan sangat berkembang permintaannya serta dibutuhkan,” Wong menegaskan.
Senada dengan Wong, Andri Pratiwa Managing Director Lubricants Shell Indonesia optimistis penjualan oli cukup tinggi di masa mendatang.
“Sejauh ini memang popularitas kendaraan listrik masih sebatas tren saja,” kata Andri.
Kendati demikian Shell tidak mau memandang sebelah mata pasar kendaraan elektrik. Mereka pun mengklaim telah melakukan sejumlah persiapan.
Salah satunya dengan menyiapkan produk buat mobil listrik. Namun perusahaan pelumas Eropa satu ini masih enggan membocorkan.
Andri hanya menuturkan kalau Shell siap menyambut era elektrifikasi di dunia maupun Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
16 Oktober 2024, 08:00 WIB
Terkini
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Chery menyebut kalau mobil listrik Omoda E5 cukup diminati oleh konsumen, sebab terjual sampai ribuan unit
16 Oktober 2024, 17:00 WIB
Untuk denda tilang Operasi Zebra 2024 yang paling murah adalah Rp 250 ribu dan termahal di angka Rp 1 juta
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
Beberapa kasus terjadi Florida, mobil listrik terbakar saat baterainya terpapar air laut sehingga pemilik harus waspada
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
Terdapat beberapa pertimbangan ketika Mazda ingin menambah diler baru untuk melayani masyarakat di Indonesia
16 Oktober 2024, 12:03 WIB
Jadi pendatang baru di pasar pikap, Toyota Hilux Rangga disebut memiliki beberapa keunggulan untuk bersaing